Konten dari Pengguna

Orang Tua Perlu Mengurangi Penggunaan Gadget Untuk Anak?

Dwi Safitry
Mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya program studi akuntansi.
14 Desember 2022 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Safitry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Desain: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Desain: Canva
ADVERTISEMENT
"Mari kita mewariskan anak-anak kita lebih dari gadget yang ada di sekitar kita." - Paul Dudley White
ADVERTISEMENT
Saya rasa kata-kata tersebut tepat untuk mendefinisikan keadaan anak-anak di zaman sekarang. Bermain kelereng, petak umpet, ular tangga, lompat karet, adalah permainan yang sering kita jumpai di waktu kecil. Berbeda dengan sekarang, kebanyakan mereka menghabiskan waktunya dengan bermain gadget.

GADGET? APAKAH PERLU?

Anak-anak zaman dulu pasti familiar sekali dengan mainan egrang, gasing, bola bekel, congklak, layang-layang, dan lainnya. Bagi anda yang hidup di era 90-an ke bawah pasti sedikit nostalgia setelah mendengar mainan-mainan tersebut bukan? Sebenarnya mainan tersebut masih ada hingga sekarang tapi sayangnya tidak banyak yang memainkannya lagi. Sekarang anak-anak lebih memilih bermain berbagai aplikasi dan game di gadgetnya.
Kejadian ini dialami oleh adik sepupu saya, dirinya telah dicekoki handphone sejak umur 5 tahun oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya memberi handphone tersebut karena beralasan agar anaknya tidak menangis lagi. Alih-alih menenangkannya dengan penuh pengertian, mereka malah memberikan benda yang seharusnya belum boleh dipakai anak seusianya. Akhirnya anak tersebut kecanduan dan saat masuk SD, dia sempat tidak naik kelas karena tidak ingin belajar dan hanya ingin main handphone.
ADVERTISEMENT
Walaupun berbeda dengan orang dewasa yang kecanduan zat adiktif seperti narkoba, hal tersebut masih bisa dibilang sebagai kecanduan tapi terhadap ponsel. Nikmah (2010) menjelaskan bahwa kecanduan tidak hanya terhadap zat saja, akan tetapi juga pada aktivitas tertentu yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan dampak negatif begitupun dengan kecanduan terhadap gadget. Hal ini akan menghambat proses sosialisasi anak dan akan menimbulkan ketergantungan pada gadget tersebut. Hal tersebut bisa saya bilang fakta karena sudah terbukti adik saya kecanduan dan sulit untuk bersosialisasi karena hanya ingin bermain ponsel.

LANTAS BAGAIMANA CARA ORANG TUA MENGURANGINYA?

Gadget sudah pasti dibuat untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia supaya lebih efektif. Tapi apa hal itu berlaku juga ke anak? Nyatanya gadget juga membantu kehidupan anak-anak tapi dengan batasan-batasan tertentu yang harus dipantau orang tua. Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Negeri Medan, penggunaan gadget juga dapat meningkatkan pengetahuan anak. Saat menggunakan gadget berupa smartphone atau tablet, anak-anak dapat meningkatkan pengetahuannya tentang banyak hal. Anak bisa belajar mengenal banyak gambar, tulisan, warna, suara, hingga bahasa asing yang dikeluarkan dari gadget.
ADVERTISEMENT
Meskipun boleh memberikan anak sebuah gadget dengan batasan tertentu, nyatanya masih banyak orang tua yang lalai dan takut anaknya akan marah jika tidak diberikan gadget. Menurut Rowan dalam (Anggraeni, 2019) Penggunaan gadget yang melebihi batas waktu memiliki resiko terhadap kesehatan maka peran orang tua dalam mendampingi dan mengawasi penggunaan gadget sangat penting. Pada akhirnya lebih banyak dampak buruk yang diserap oleh anak terhadap pengunaan gadget tersebut. Inilah saatnya para orang tua berubah dan lebih waspada terhadap anak yang selalu menggunakan gadget.
Cara pertama, batasi penggunaan gadget pada anak. Orang tua harus bisa tegas dalam membatasi penggunaan gadget, jangan hanya karena anak menangis tidak diberi gadget akhirnya orang tua harus mengalah hal tersebut tentu saja salah. Membatasi anak menggunakan gadget untuk bermain yaitu hanya hanya mengizinkan anak bermain handphone, baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah selama 1 jam lebih 30 menit. Setelah waktu bermain handphone habis, anak langsung mengembalikan handphonenya (Ebi, 2017; Edy, 2015). Jadi bukan berarti tidak bermain sama sekali, anak juga bisa mengambil banyak manfaat dari penggunaan gadget tersebut.
ADVERTISEMENT
Cara kedua, lakukanlah aktivitas menyenangkan bersama anak. Orang tua tidak hanya memberikan kebutuhan material kepada anak melainkan juga memiliki peran mengarahakan aktivitas anak pada kegiatan yang positif untuk menjaga kedekatan emosional antara anak dan orang tua (Padmadewi, Artini, Nitiasih, & Suandana, 2018). Alih-alih bermain gadget, lebih baik manfaatkan waktu tersebut untuk bermain dan menghabiskan waktu yang intim dengan anak. Aktivitas yang baik seperti berolahraga ringan, bersepeda, memasak, menggambar, berkebun, dan masih banyak kegiatan positif lainnya. Anak juga akan lebih terbuka dan belajar caranya bersosialisasi dimulai dari anda.
Cara ketiga, jadilah contoh yang baik untuk anak. Jika anda selalu memarahi anak karena sering bermain gadget tapi anda juga sering memainkannya di depan anak, maka tindakan anda salah. Anak akan terus meniru apa yang anda lakukan. Mengutip situs Common Sense Media, salah satu cara mengatasi anak dari kecanduan HP yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh yang baik. Jadi anda juga harus memberikan batasan tertentu dan gunakanlah gadget tersebut sebijak mungkin.
ADVERTISEMENT
Perkembangan zaman begitu cepat, tidak bisa dipungkiri di zaman ini gadget memang sangat dibutuhkan. Gadget bagi anak memang memiliki dampak yang positif seperti anak jadi lebih mudah mengakses pendidikannya dan ilmu-ilmu yang diperlukan, tapi disinilah peran orang tua sangat diperlukan. Meskipun memiliki dampak positif, jika orang tua lalai dalam mengawasi penggunaannya maka hal ini akan menjadi bumerang untuk anda. Siap-siap saja anak anda akan kecanduan dan nantinya akan berdampak pada perilakunya di masa depan. Oleh sebab itu, orang tua perlu mendampingi anak dengan menjadi contoh yang baik untuk mereka.