Buku Penghubung

Dwi Tyas Pambudi
Magister Lingkungan-Aparatur Sipil Negara (ASN)
Konten dari Pengguna
10 April 2021 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Tyas Pambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aktifitas siswa pada pengenalan lingkungan sekolah "foto diambil sebelum masa pandemi" Foto: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Aktifitas siswa pada pengenalan lingkungan sekolah "foto diambil sebelum masa pandemi" Foto: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Pagi ini tidak seperti biasanya, kabut masih saja menyelimuti “Bumi Sehasen”, dingin terasa sekali menusuk sampai ke tulang, membeku. Walaupun bed cover ditambah sprei sudah membungkus tubuh ini, dingin masih saja terasa. Sudah beberapa minggu dan menjadi kebiasaan di Kabupaten Kepahiang tempat kami tinggal, udara akan terasa dingin sekali menjelang musim kemarau. Entah ini efek anomali cuaca atau memang sudah kodrat dan anugerah ketinggian 700 Mdpl selalu dingin dan berkabut.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu ke Kutub Utara atau Selatan untuk menikmati sensasi dingin seperti tidur di dalam kulkas serta cuaca berkabut, datang saja ke tempat kami. Hanya saja tidak ada salju. Tapi yakinlah narasi ini cukup untuk menceritakan dingin malam di Kabupaten Kepahiang yang saya alami. Yakinlah.
Jam dinding berwarna putih berbentuk bulat yang kami punya satu-satunya, sudah berbalut debu jelaga, tidak lagi berwarna putih malah kecoklatan. Sejak kami membelinya belum pernah tersentuh kain lap atau pun kanebo. Menurut penjualnya jam ini paling mahal dan bagus, dan harganya pun cukup mahal bagi kami, 50.000 rupiah include kotak dan baterai. Dinginnya cuaca seakan membuat enggan jarumnya untuk berputar. Lemah sekali. Pagi ini masih pukul 04.30.
ADVERTISEMENT
Namanya Ifa si bungsu. Sudah bangun pagi-pagi sekali, sudah mandi dan bewudhu. Tidak sabar Ia memakai seragam baru sekolahnya walaupun masih dibantu ibunya. Setelah mematut seragam baru di cermin tak lupa ia menyisir rambut halusnya. Tak lupa ia tunaikan ibadah sholat subuh walaupun terasa berat. Setelah sholat subuh, si bungsu melipat selimut dan merapikan bantal dan kamar kesayangannya.
“Rapi sekali,” ucap ibunya.
Namun Si bungsu hanya melirik saja.
Sambil menunggu ibunya yang sedang menyiapkan sarapan, si bungsu menghidupkan televisi, channel 43 merupakan tontonan kesukaannya ‘Disney Junior’. Terkadang bisa sampai lupa makan, apabila acara ‘Garda Singa’ sudah tayang…hemm.
“Sarapan dulu dek!” panggil ibunya dari dapur.
“Ya, bu!” Tak mau ketinggalan acara kartun pagi ini, Ia segera berlari ke dapur dan bergegas dengan energik menghampiri sumber suara tersebut. Dan berlari kembali ke depan televisi. Sepertinya tanyangan film tersebut belum selesai. Ia makan dengan lahapnya pagi ini.
ADVERTISEMENT
Hari ini si bungsu sungguh berbeda, bangun tidur, mandi pagi, beres-beres kamar sampai dengan sholat subuh dan sarapan. Tidak terjadi perang dan keributan di rumah ini. Rumah terasa damai sekali dan tidak berisik dan mengganggu makhluk lain. Bahkan burung Bentet di batang durian belakang rumah pun sudah tidak protes.
“Buk ada yang bisa adek bantu?” tanya si bungsu sambil tersenyum. Sambil sesekali matanya melirik acara televisi kesayangannya.
“Tidak ada, semua sudah selesai,” jawab Ibunya sambil menggoreng pisang.
“Adek bantu ibu tapi jangan cuci piring, adek mual!” tawar si bungsu.
“Kalau adek mau bantu nanti nyapu rumah saja,” hanya itu pekerjaan rumah yang belum ibu kerjakan.
“Iya, tugas adek nyapu dan lipat selimut, dan jangan rewel nangis terus,” jawab ibunya sambil tersenyum penuh kemenangan.
ADVERTISEMENT
Saya hanya tersenyum melihat pemandangan pagi ini yang agak berbeda. Pasti ada sesuatu hal yang membuat si bungsu berubah pagi ini. Bukan karena ada sesuatu permintaan mainan atau jam Imoo yang ia impikan sampai terjadi perubahan, atau faktor kedewasaan karena sudah sekolah. Tidak ada teriakan ibunya yang nyaring memekakkan telinga untuk mandi, ganti baju dan makan. Semuanya tenang dan damai. Allhamdulillah…
***
Sebelum hari ini alias kemaren, pagi-pagi buta rumah ini sangat gaduh oleh tangisan si bungu yang merengek minta tidur lagi padahal hari sudah menunjukkan pukul 5.30 Wib. Teriakannya mungkin mengagetkan burung Bentet (Lanius schach) yang terlelap dalam tidurnya, berselimutkan dingin malam bertengger di batang durian (Durio zibethinus) belakang rumah. Cicak (Cosymbotus platyurus) dan tokek (Gekko gecko) di belakang lemari pun lari terbirit-birit, sesekali menyembulkan muka tanda mengejek. Ini terjadi setiap hari setelah bangun tidur untuk mandi pagi. Rewel tidak mau mandi, tidak mau sarapan, tidak mau sekolah, tidak mau pulang lama, tidak mau nulis, tidak mau les, mau sekolah tapi tidak mau belajar dan tidak mau apapun menjadi andalan untuk berontak agar tidak sekolah setiap pagi.
ADVERTISEMENT
Andalan teriakan halilintar dan acaman tidak mau berangkat sekolah, membuat ibunya menjadi berang, sering terjadi perdebatan sepanjang pagi dan setiap hari di rumah ini. Alhasil ibunya tetap kalah dan menyerah pasrah. Tuntutan waktu yang terus berputar untuk berangkat bekerja, membuat ibunya semakin stress dan naik darah.
Beberapa menit kemudian tangisannya pun mulai reda, dengan bujukan beli makanan koko krunch dan bujuk rayu. Suasana rumah mulai berangsur kondusif dan terkendali. Dan akhirnya berangkat sekolah dengan cemberut.
Walaupun kami bertiga mengasuh si bungsu, tapi kami kuwalahan. Mungkin karena anak bungsu dan banyak pengasuh untuk diperintah, jadi berlagak bos. Ha ha…itu kemaren.
***
Perubahan sikap tersebut sangat drastis sekali. Kami curiga apakah ada sesuatu hal yang membuat si bungsu jadi rajin dan tidak rewel. Durasi menangisnya pun berkurang yang sehari bisa 20 kali bisa berkurang sampai 70 persen. Asli berubah….
ADVERTISEMENT
Selidik punya selidik, ternyata sibungsu takut dengan sebuah buku yang kesaktiannya sungguh mandraguna. Menurut informasi buku tersebut dapat merubah sikap anak yang rewel menjadi rajin membantu orang tua dan rajin beribadah.
“Buku Penghubung” saya kasih tau namanya. Buku yang diberikan sekolah SDIT Cahaya Rabbani Kabupaten Kepahiang. Buku yang wajib diisi oleh orang tua dan ustazah tentang aktivitas anak-anak di sekolah dan di rumah. Buku yang akan diperiksa ustazah setiap harinya untuk melihat keseharian anak-anak. Aktifitas membantu orang tua, etika terhadap orang tua, kemandirian, etika terhadap sesama, aktifitas ibadah dan lain-lain. Oh…ini ternyata. Buku oh buku penghubung, engkau penyelamat dan membantu kami untuk mendisiplinkan anak. Daya magismu luar biasa.
Ketakutan mendapat nilai C atau tanda (-) dalam buku penghubungnya yang akan diisi pagi ini membuat pagi ini damai sekali. Ia berubah secara drastis dan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Semoga bukan menjadi beban dengan adanya buku penghubung ini. Tapi mengajarkan kemandirian, disiplin dan tanggung jawab yang akan menjadi ‘candu’ dan kebiasaan yang baik. Untuk membentuk karakter pendidikan yang baik.
***