Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Strategi Korea Mempopulerkan Kuliner Melalui Layar Kaca dan Drama
25 Oktober 2018 18:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Dyah Dinanti Puspitasari Peserta Sesdilu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Choi memandang semangkuk ramyeon yang masih panas mengepul di depannya. Perlahan tangannya menyusuri meja, menuju piring kecil berisi banchan yang terdiri dari kimchi, danmuji dan pajeon. Dengan perlahan, Choi mengambil sumpit besi di hadapannya.
ADVERTISEMENT
Terlalu banyak pikiran yang melanda; perasaannya pada Yoona, keluarga yang menuntut agar dia meneruskan usaha Ayahnya dan hati kecilnya yang merindukan kebebasan. Pintu warung kecil terbuka, Yoona tergopoh-gopoh masuk ke dalam kedai.
“안녕하세요 Annyeonghaseyo, maaf saya terlambat.” Choi menjawab, “괜찮아. gwenchana, tidak apa-apa. Duduklah dahulu. Oh, saya sudah pesankan tteokpokki cheese untukmu.” Wajah Yoona langsung berubah menjadi senang sekali “Ah kesukaanku, 감사합니다 – Kamsahamnida”.
Ilustrasi Adegan K-drama. Sumber Foto: www.koreandrama.org
Buat yang suka nonton serial Korea atau K-drama, adegan imajiner di atas merupakan salah satu adegan yang tidak asing dalam K-drama. Hampir di semua serial drama Korea, terdapat adegan yang menampilkan café, restoran, dan warung makanan khas Korea. Kalau para penggemar drama Korea pasti sudah enggak asing dengan makanan yang sering muncul di dalam scene K-drama.
ADVERTISEMENT
Beberapa makanan Korea yang selalu muncul di drama korea adalah: Samgyetang (ayam utuh dimasak dengan sup herbal), Bibimbap (nasi dengan topping sayuran, jamur dan daging), Tteokpokki (rice cake dengan bumbu pedas), Bulgogi (daging iris tumis dengan bawang bombay dan sayuran), Korean Fried Chicken (ayam goreng dengan bumbu khas Korea), Ramyeon (mie kuah yang biasanya ditambahkan keju atau telur) dan minuman khas korea seperti Makgeolli dan Soju.
Ya, makanan tersebut memang menyajikan visualisasi yang sangat hebat. Membuat kita seolah-olah sedang ikut menikmati kelezatan rasa masakan Korea melalui ekspresi si pemeran utama sehingga membuat kita ingin mencobanya.
Foto Bibimbap, kuliner Korea berupa nasi yang ditambahkan topping seperti telur, rumput laut, saus gochujang, minyak wijen, sayuran, dan pickled radish. Sumber foto: www.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kelihatannya natural dan simple ya, tetapi tahukah kamu bahwa sebenarnya ini merupakan salah satu cara promosi kuliner Korea? Betul sekali, Korea Selatan memang telah melakukan beragam upaya mempromosikan kulinernya agar dikenal di berbagai belahan dunia.
Sejak 2008, Pemerintah Korea meluncurkan program "Global Hansik" dengan tujuan meningkatkan nation branding kuliner Korea dan mengubah pandangan dunia internasional terkait masakan Korea dan meningkatkan jumlah restoran Korea di luar negeri. Upaya promosi kuliner tersebut dikenal dengan istilah “Gastrodiplomacy”.
Paul Rockower dalam bukunya yang berjudul "Recipe for Grastrodiplomacy" mengatakan bahwa, Gastrodiplomacy merujuk pada upaya pemerintah sebuah negara memperkenalkan kekayaan kulinernya kepada masyarakat luas negara lain. Yang dimaksud bukanlah sekadar kegiatan promosi kuliner yang bersifat ad hoc, tetapi program yang dirancang secara matang, bersifat menyeluruh dan berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
Sebagai hasilnya, Korea Selatan sukses mempromosikan kulinernya dan membangun image yang mengidentikkan makanan kuliner Korea sebagai makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Image-building yang menarik dan tepat sasaran juga mempermudah pengemasan program televisi, film, ataupun media lain untuk menarik minat masyarakat global agar semakin mengenal dan ingin mencicipi makanan Korea.
Yang jelas sih, Pemerintah Korea Selatan dengan cerdiknya memanfaatkan kepopuleran K-drama serta memanfaatkan media konvensional dan juga media sosial sebagai salah satu cara promosi gastrodiplomacy-nya.
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengenalkan kuliner Korea melalui media televisi dan film antara lain :
1. Memasukkan unsur makanan khas Korea dalam berbagai adegan di program televisi dan film
Penyajian makanan Korea dalam adegan-adegan drama dan film diharapkan bisa menjadi ajang pengenalan makanan tersebut kepada khalayak ramai. Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan pengaruh dari artis Korea dan public figure untuk membuat penonton merasa tertarik untuk mencicipi masakan Korea.
ADVERTISEMENT
Ada banyak film ataupun K-Drama yang memasukkan adegan makan ataupun memasukkan tentang masakan Korea di adegan-adegannya. Contoh, judul-judul K-drama masa kini yang banyak memasukkan unsur makanan khas korea adalah: Let’s Eat, Late Night Restaurant, Drinking Solo, Pasta, My Lovely Kim Sam Soon, King of Baking, Kim Tak Goo, The Cravings 1 & 2, dan Cheers to me.
Poster K-drama LET’S EAT. Sumber Foto: www.asianwiki.com
Elemen penting lainnya dari drama dan film adalah peran artis-artis yang terlibat dalam drama tersebut. Coba perhatikan deh, dalam K-Drama yang kamu tonton, pasti akan selalu ada adegan romantis di mana tokoh utama pria dan wanita makan bersama, dan makanan yang dimakan tentunya kuliner khas Korea.
ADVERTISEMENT
Dalam adegan tersebut, pasti pemeran utamanya menunjukkan perasaan dan mimik wajah yang sangat menikmati masakan Korea yang dimakannya. Hal ini membuat para penggemar K-drama ingin mencoba masakan tersebut karena terlihat sangat enak sekali dalam drama Korea tersebut.
2. Mengangkat kisah tentang pembuatan makanan tradisional baik dalam bentuk film dokumenter maupun dalam bentuk adaptasi berupa drama berseri
Salah satu yang drama yang bisa digunakan sebagai contoh adalah drama Jewel in the Palace atau Dae Jang Geum yang diproduksi pada tahun 2003-2004. Drama ini mengisahkan kisah perjuangan koki istana di Korea yang dibumbui konflik dan kisah cinta yang romantis dan yang sangat menarik di mata penonton.
Jewel in the Palace adalah salah satu drama televisi Korea yang menjadi awal mula Korea Wave di Asia. Sejak saat itu, Korea Wave bukan hanya mengangkat tentang hiburan semata namun juga tentang kuliner Korea sebagai identitas budaya.
Ilustrasi Adegan Memasak pada Film Dae Jang Geum atau Jewel in the Palace. Sumber Foto: www.koreandrama.org
ADVERTISEMENT
Survei dari Pemerintah Korea menyebutkan bahwa kuliner tradisional menjadi salah satu alasan utama gelombang kedatangan turis internasional ke Korea, disamping daya tarik wisata dan tempat belanja.
Fakta ini menunjukkan bahwa pengaruh drama TV yang digarap dengan matang mampu memperkenalkan kuliner tradisional hingga ke dunia internasional.
3. Mengangkat resep kuliner Korea di berbagai cooking show di televisi
Program cooking show menjadi salah satu program yang digemari oleh berbagai kalangan, dari ibu-ibu hingga remaja dan anak-anak. Masing-masing program mempunyai segmentasi produk olahan yang berbeda, ada yang berfokus pada makanan ringan, kue, minuman, makanan olahan seafood dan sebagainya.
Nah, program cooking show Korea selalu dikemas dengan cara kekinian dan atraktif. Contohnya program Youn’s Kitchen yang menggabungkan antara cooking show dengan reality show.
ADVERTISEMENT
Youn's Kitchen merupakan acara reality show di mana empat orang chef dan juru masak akan melancong ke berbagai tempat di dunia di mana mereka akan membuka sebuah restoran selama 10 hari. Di episode pertama Youn's Kitchen, tim produksi tvN memilih pulau tropis Gili Trawangan, Lombok.
Aktris veteran Yoon Yeo Jung berperan sebagai juru masak utama sekaligus pemilik restoran, aktris Jung Yoo Mi sebagai juru masak pendukung, sedangkan aktor Lee Seo Jin memegang kendali urusan manajerial. Aktor senior Shin Gu kemudian bergabung menjadi pekerja paruh waktu di restoran itu.
Dengan menonton Youn's Kitchen, pemirsa dapat menyaksikan perjuangan para aktor dalam membangun bisnis barunya, sekaligus menikmati pemandangan Gili Trawangan yang indah nan eksotis.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, interaksi keempat bintang itu juga tidak jarang mengundang gelak tawa. Rating program ini sangat tinggi dan tidak hanya membuat makanan Korea makin popular, namun juga jadi ikut mempromosikan Lombok sebagai tempat wisata yang eksotis bagi penonton di Korea Selatan.
Poster Reality Show YOUN’S KITCHEN. Sumber Foto: www.en.wikipedia.org
Kunci suksesnya program ini adalah karena acara cooking show dikemas dengan cerita yang menarik, ditambah unsur travelling dan dibawakan oleh celebrity chef yang diakui kemampuannya, sehingga masyarakat pun menjadi tertarik mencobanya dan citra positif kuliner Korea menjadi terangkat.
4. Mengadakan festival makanan populer yang bertemakan kuliner tradisional Korea
Kimchi merupakan fermentasi sayuran khas Korea yang memakai cabai bubuk, daun bawang dan kucai sebagai pelengkapnya. Ada ratusan jenis kimchi di Korea.
ADVERTISEMENT
Mengingat di masa lalu Korea Selatan punya sejarah panjang akan kemiskinan dan kelaparan, Kimchi kemudian disimpan dalam guci keramik di bawah tanah sebagai persediaan sayuran sepanjang musim.
Kimchi bukan sekedar fermentasi sayuran, tetapi menyangkut budaya penting Korea. Berdasarkan data Kementerian Pertanian Korea, Penduduk Korea Selatan mengkonsumsi sekitar 1,5 juta ton kimchi per tahun.
Foto Kimchi, fermentasi sayuran khas Korea. Sumber Foto: www.pixabay.com
Bukan hanya makan kimchi, Korea Selatan juga punya ritual pembuatan kimchi secara massal yang disebut kimjang. Ritual ini telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu menjadi warisan kebudayaan non benda.
Ritual kimjang melibatkan seluruh warga desa bekerjasama membuat ratusan sawi putih menjadi makanan bernutrisi. Pembuatan kimchi di pedesaan juga membentuk persatuan karena jahe, wortel, daun bawang, dan bumbu lainnya disiapkan secara gotong-royong. Pertemuan di saat membuat kimchi merupakan saat menjalin kerjasama sosial.
ADVERTISEMENT
Ritual Kimjang ini dibuat oleh Pemerintah Korea Selatan menjadi festival tahunan besar-besaran dan mengundang pengunjung dari berbagai belahan dunia yang ingin melihat proses pembuatan kimchi yang dilakukan secara bersama-sama oleh banyak orang.
Foto Festival Pembuatan Kimchi, Kimjang. Sumber Foto: www.eng.visitkorea.or.kr
Festival Kimjang ini bertujuan untuk mendukung image-building makanan khas Korea yaitu Kimchi, dengan menjelaskan mengenai cara pembuatan makanan tersebut serta bahan-bahan yang digunakan. Festival pembuatan kimchi ini tidak hanya dibatasi untuk orang lokal saja tetapi juga mengundang orang asing untuk ikut berpartisipasi.
5. Promosi Kuliner Korea melalui Media Sosial dan Media Online
Kalau di atas kita membahas mengenai promosi masakan Korea melalui media konvensional seperti TV dan Film serta Festival, maka promosi kuliner Korea melalui media online dan media sosial pun tidak kurang banyaknya.
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar tentang Mukbang? Apa itu Mukbang?
Mukbang adalah gabungan dari dua istilah, yaitu muok-da (artinya makan) dan bang-song (artinya siaran). Jadi, mukbang bisa diartikan sebagai acara makan yang disiarkan atau divideokan. Yap! Mukbang merupakan siaran audiovisual yang ditayangkan secara online, di mana pembawa acara atau food vlogger yang bersangkutan akan menikmati sejumlah makanan dalam kuantitas besar sambil berinteraksi dengan penontonnya.
Makanan yang dimakan adalah kuliner Korea tentunya, dan mukbang ini punya banyak penggemar loyal yang ikut mempopulerkan masakan Korea di kalangan kaum muda millennials.
Mukbang sering disiarkan melalui platform media sosial berbasis video, salah satunya YouTube. Para influencers dan bahkan artis Korea sering mengunggah video mukbang mereka di YouTube. Menayangkan diri sendiri di depan kamera saat lagi makan dan ditonton ribuan penonton internet adalah salah satu trend kekinian di Korea.
ADVERTISEMENT
Mukbang pertama kali dipopulerkan di Korea Selatan pada 2010. Namun saat ini, Mukbang tidak hanya dilakukan oleh YouTuber Korea Selatan, tetapi juga telah dilakukan oleh influencers dari segala penjuru dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapore, Jepang, China, Australia, serta Indonesia lho.
Salah satu contoh akun Mukbang yang populer adalah akun Youtube dari Park Soo Yeon alias The Diva. YouTuber yang berusia 30-an ini menjadikan Mukbang sebagai full time job buatnya.
Menurut data yang dilansir di laman Munchies, pada 2015 seorang YouTuber bisa menghasilkan uang sekitar 9 ribu dollar AS hanya dari video Mukbangnya. Selain Park Soo Yeon, masih banyak video Mukbang lainnya yang popular di Korea adalah Lee Chang Hyun, Hanna, dan Shoogi.
Ilustrasi video Mukbang. Sumber Foto: www.munchies.vice.com
ADVERTISEMENT
6. Mengangkat Selebriti sebagai Duta Kuliner atau Duta Pariwisata
Pemerintah Korea Selatan juga sering melibatkan public figure dan selebriti Korea sebagai duta atau role model, termasuk untuk duta pariwisata atau duta pangan. Pemilihan role model ini bukan hanya didasarkan pada penampilan semata, namun harus mendukung image-building terhadap makanan tersebut.
Sebagai contoh, K-pop girl band Wonder Girls (WG) pernah menjadi duta makanan Korea. Selain itu, Song Joong Ki, aktor pemain seri drama Korea "Descendants of The Sun" dan suami dari artis Song Hye Kyo juga pernah dipilih menjadi Duta Kehormatan Pariwisata Korea menggantikan si tampan Lee Min Ho pada tahun 2016.
Berdasarkan data Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta, tercatat data bahwa iklan promosi pariwisata yang dibintangi Song Joong Ki tayang di stasiun TV Indonesia pada September 2016 sampai dengan 15 Juni 2017.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Siwon Choi yang popular sebagai salah satu anggota Super Junior dikenal sebagai foodie dan bersama-sama dengan anggota Super Junior memiliki usaha kuliner berupa Coffee Shop chain yang terkenal di Korea. Setelah menyelesaikan wajib militernya beberapa waktu lalu, Siwon Choi juga terlibat dalam kegiatan sosial yaitu sebagai Duta UNICEF pada 2017.
Foto Siwon Choi saat mempromosikan cafe Twosome Coffee. Sumber Foto: www.sup3rjunior.com
Sebagai penutup, Korea Selatan berhasil melakukan upaya gastrodiplomacy guna memasarkan kuliner tradisionalnya hingga dikenal oleh masyarakat dunia melalui program-program televisi dan film yang dikemas dengan menarik dan melalui word of mouth dengan memanfaatkan media sosial.
Bagaimana dengan kuliner khas Indonesia dong?
Makanan adalah bagian dari identitas bangsa, apalagi kuliner khas Indonesia tidak hanya sangat nikmat namun juga sangat kaya, sehingga seharusnya tidak sulit bagi kita mempopulerkan kuliner Indonesia melalui gastrodiplomacy.
ADVERTISEMENT
Dengan mencontoh Korea Selatan, kita dapat mengangkat unsur budaya berupa kuliner khas Indonesia dalam program-program televisi dan film agar lebih menarik dan efektif.
Gastrodiplomacy melalui pop culture termasuk melalui media film dan televisi akan membuat promosi kuliner menjadi lebih tepat sasaran. Alasannya sederhana saja.
Melalui media film dan televisi, pesan yang disampaikan dapat dilakukan secara konsisten dan dikemas dengan elegan dan cantik, selain itu penonton tidak hanya dijejali dengan promosi yang mengandalkan iklan, poster, atau film dokumenter khusus yang terbatas waktu penayangan dan target audiensnya.
Hmmm… membahas Gastrodiplomacy Korea memang tidak ada habisnya, dan membuat kita jadi ingin nonton K-drama lagi nih. Jadi, selamat nonton K-drama dan jangan lupa sediakan ramyun atau cemilan dahulu ya supaya perut ngga kelaperan saat menontonnya.
ADVERTISEMENT