Konten dari Pengguna

Memahami Tantangan Implementasi TAPERA di Daerah Terpencil dan Pelosok

Dyah Lestari Ningsih
Mahasiswi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta. Saat SMA saya mengikuti organisasi PMR sebagai Sekretaris.
18 Juni 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Lestari Ningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Dyah Lestari Ningsih
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Dyah Lestari Ningsih
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dengan topografi yang beragam, menghadapi tantangan tersendiri dalam implementasi program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Meskipun program ini dirancang untuk memberikan akses perumahan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah, namun realitas di lapangan menunjukkan adanya kompleksitas yang harus dihadapi, khususnya di daerah terpencil dan pelosok.
ADVERTISEMENT

Tantangan Geografis dan Infrastruktur

Salah satu tantangan utama dalam implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok adalah kondisi geografis yang sulit dijangkau. Banyak wilayah pedalaman yang terisolasi dari pusat perkotaan dan memiliki akses terbatas terhadap infrastruktur dasar seperti jalan raya, listrik, dan jaringan komunikasi. Kondisi ini menyulitkan proses distribusi material bangunan, mobilisasi tenaga kerja, dan pemantauan proyek secara efektif.
Selain itu, ketersediaan lahan yang memadai untuk pembangunan perumahan juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak daerah pedalaman yang memiliki lahan terbatas, baik karena faktor topografi yang berbukit-bukitan maupun karena sebagian besar wilayah masih berupa hutan atau lahan pertanian. Hal ini menuntut upaya ekstra dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan lahan yang sesuai untuk pembangunan perumahan Tapera.
ADVERTISEMENT

Tantangan Sosial dan Budaya

Selain tantangan geografis, implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok juga harus memperhitungkan faktor sosial dan budaya masyarakat setempat. Setiap daerah memiliki karakteristik sosial dan budaya yang unik, termasuk dalam hal persepsi dan preferensi terhadap konsep kepemilikan rumah.
Bagi sebagian masyarakat di daerah pedalaman, konsep "rumah" tidak hanya terbatas pada bangunan fisik semata, tetapi juga mencakup keterikatan dengan tanah leluhur, hubungan kekerabatan, dan nilai-nilai tradisional yang telah tertanam kuat. Oleh karena itu, program Tapera harus mampu menyesuaikan diri dengan konteks lokal dan melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

Tantangan Ekonomi dan Akses Keuangan

Salah satu aspek penting dalam program Tapera adalah kemampuan masyarakat untuk menabung secara teratur guna mendukung pembangunan dan kepemilikan rumah. Namun, di daerah terpencil dan pelosok, tantangan ekonomi menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
Banyak masyarakat di wilayah pedalaman yang bergantung pada sektor informal atau pertanian subsisten dengan penghasilan yang tidak menentu. Kondisi ini dapat menyulitkan mereka dalam memenuhi kewajiban menabung secara rutin. Selain itu, akses terhadap layanan keuangan formal seperti perbankan juga terbatas di daerah terpencil, sehingga menyulitkan proses penyetoran dan pengelolaan dana Tapera.

Tantangan Kelembagaan dan Regulasi

Implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok juga menghadapi tantangan dalam hal kelembagaan dan regulasi. Koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait lainnya menjadi kunci utama dalam menjamin keberhasilan program ini.
Diperlukan kerangka hukum dan regulasi yang jelas serta pembagian wewenang dan tanggung jawab yang tegas antara berbagai pihak yang terlibat. Selain itu, kapasitas sumber daya manusia di tingkat daerah juga perlu ditingkatkan agar implementasi Tapera dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT

Solusi dan Strategi

Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan strategi dan solusi yang komprehensif untuk memastikan implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok dapat berjalan dengan baik. Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan antara lain:

1. Pemetaan Wilayah dan Identifikasi Kebutuhan

Sebelum implementasi Tapera, perlu dilakukan pemetaan wilayah secara menyeluruh untuk mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan tantangan di setiap daerah. Hal ini akan membantu dalam merancang program yang sesuai dengan konteks lokal dan mengalokasikan sumber daya secara efektif.

2. Pengembangan Infrastruktur dan Akses

Investasi dalam pengembangan infrastruktur dasar seperti jalan raya, jaringan listrik, dan komunikasi menjadi kunci untuk menjangkau daerah terpencil dan pelosok. Selain itu, penyediaan akses terhadap layanan keuangan formal juga penting untuk memfasilitasi proses menabung dan transaksi keuangan terkait Tapera.

3. Keterlibatan Masyarakat dan Sosialisasi

Keterlibatan masyarakat setempat menjadi faktor penting dalam keberhasilan implementasi Tapera. Sosialisasi dan edukasi tentang program ini perlu dilakukan secara intensif, dengan mempertimbangkan konteks budaya dan sosial masyarakat. Hal ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.
ADVERTISEMENT

4. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat daerah menjadi kunci dalam implementasi Tapera yang efektif. Pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi para pegawai pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat lokal perlu dilakukan secara berkala.

5. Kemitraan dan Kolaborasi

Tantangan implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Kemitraan dan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, swasta, dan masyarakat menjadi sangat penting. Melalui sinergi dan pembagian peran yang jelas, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi secara lebih efektif.

Kesimpulan

Implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok merupakan tantangan yang kompleks, namun juga merupakan peluang untuk memperluas akses perumahan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan strategi yang tepat, keterlibatan masyarakat, dan kemitraan yang solid, tantangan-tantangan ini dapat dihadapi secara efektif. Keberhasilan implementasi Tapera di daerah terpencil dan pelosok tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, tetapi juga memperkuat keadilan sosial dan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT