Ketika Orang Humas Terpapar COVID-19

Dyah Sugiyanto
Pranata Humas Madya - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Konten dari Pengguna
25 November 2020 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Sugiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Super sibuk dan mendadak terpapar Covid-19? Apa yang bisa dilakukan selama 14 hari masa karantina? Ini cerita saya, sebagai Koordinator Humas di salah satu lembaga pemerintah non kementerian.
ADVERTISEMENT
Virus ini benar-benar infeksius. Rupanya mematuhi protokol kesehatan masih belum cukup dalam menghadapi SarsCov-2 yang sedang Berjaya saat ini. Bahkan, sudah mematuhi anjuran pemerintah untuk #dirumahaja juga sudah dilakukan.
Pada hari pahlawan kemarin, Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menggelar Inovasi Indonesia Expo. Pameran virtual tersebut diisi juga oleh lebih dari 70 lembaga penelitian, salah satunya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tempat saya bekerja.
Tentu saja mempersiapkan materi pameran sebuah lembaga penelitian terbesar di Indonesia tidaklah mudah. Mulai dari menyiapkan usulan, memfasilitasi rapat koordinasi dengan pimpinan, bolak balik revisi file, berkoordinasi dengan tim, gladi resik, memantau jalannya pameran virtual, hingga memikirkan dan mengeksekusi strategi promosi melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Tepat di hari pak menteri membuka event itu, saya mengalami hilang daya penciuman dan keesokan harinya saya dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Tubuh saya merasakan lelah, pegal, lemas, dan mellow dalam beberapa hari. Saya memilih untuk karantina mandiri di rumah, mengingat minggu itu adalah minggu dimulainya Indonesia Science Expo dan Youth Science Week 2020 yang perhelatannya sudah saya tunggu-tunggu.
Menggelorakan Pranata Humas
Bagian Humas di LIPI terdiri dari tiga sub. Dalam beberapa bulan ke belakang, saya bekerja tanpa kepala sub bagian. Dua di antaranya sedang melanjutkan studi alias tugas belajar, satu lagi sedang cuti melahirkan. Bagaimana, sudah terbayang betapa sibuknya masa-masa itu?
Dari tiga sub tersebut, warna pekerjaannya berbeda-beda. Pekerjaan saya terasa random dan penuh warna setiap harinya. Belum lagi, strategi media relations dan media sosial perlu ditangani secara khusus dan mendetail. Itulah pekerjaan Humas, menantang dan membuat hidup lebih ‘hidup’.
ADVERTISEMENT
Saya menjalankan pekerjaan kehumasan dengan suka ria dan enjoy, karena memang passion saya ada di sana. Namun, tubuh tidak bisa dibohongi. Meskipun makan dan olahraga teratur, serta membatasi interaksi fisik dengan orang lain, tetap saja kelelahan menjadi celah bagi si virus.
Minggu pertama, kami menggelar Talk to Scientist, empat hari berturut-turut. Setiap harinya ada siaran pers yang terbit dan liputan berita Humas untuk tayang di website korporat tentunya. Minggu depannya, Youth Science Week dimulai. Event ini terdiri atas penjurian Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), National Young Inventor Award (NYIA), penganugerahan kompetisi ilmiah LIPI, dan Meet the Student. Semuanya dilakukan secara daring
Dalam kondisi tenaga yang terbatas namun penuh semangat, saya pun tidak bisa berdiam diri dan melepaskan tanggungjawab begitu saja. Saya tetap mengkoordinasikan desain-desain visual, memastikan sponsor untuk special award dan media partner, memantau talkshow, memeriksa dan mengedit naskah-naskah dan caption media sosial, bahkan melakukan peliputan. Tak ingin menyiakan moment ini, saya juga menyusun strategi pemberitaan, dan yang paling saya suka: menggelorakan semangat para Pranata Humas LIPI untuk menulis artikel.
ADVERTISEMENT
Upaya bersama rekan-rekan Pranata Humas membuat saya melupakan sakit. Kurang lebih 20 naskah berhasil kami tulis dan publikasikan. Ini kali pertama terjadi dalam sejarah pelaksanaan kompetisi ilmiah LIPI. Pemberitaan media massa juga luar biasa, khususnya dari media-media nasional ternama. Rasanya tidak percuma kami menjalankan strategi media relations yang kami sepakati dalam tim kemarin.
Perpanjangan Waktu Istirahat
Usai acara, saya bermaksud memeriksakan diri dan melakukan tes swab ke dua. Maksudnya agar segera resmi mendapatkan keterangan NEGATIF yang tertulis pada selembar kertas hasil tes. Rupanya Allah berkehendak lain.
“Apa yang dirasakan sekarang?,” tanya dokter. “Hari ini saya merasa normal, sudah bisa melakukan aktivitas fisik walau setelahnya agak terasa lelah,” jawab saya. “Selain itu, saya baru ingat bahwa kira-kira sudah 5-7 hari saya batuk, namun intensitasnya jarang sekali,” kata saya melanjutkan penjelasan pada dokter. Ia kembali bertanya, ”Ibu sudah minum obat apa saja?,” Dalam hati saya berkata, “memangnya penyakit ini sudah ada obatnya? Oh mungkin yang dokter maksud adalah semacam suplemen dan vitamin”. Kemudian saya menjawab, “Sampai saat ini saya hanya minum suplemen, vitamin, makan seperti biasa dengan sayur, ditambah buah, susu, dan madu. Saya juga berjemur dan olahraga ringan setiap pagi,” jelas saya sambil sedikit menahan dinginnya AC ruang UGD. Dengan tenang, dokter menjawab, “Ibu, sebaiknya ibu dicek darahnya dan menjalani CT Scan ya, agar semua ketahuan”. Saya menurutinya, karena penasaran juga dengan apa yang terjadi pada ‘jeroan’ tubuh ini.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, hasil pun dapat diketahui kurang dari 2 jam saja. Dokter pun menjelaskan bahwa saat ini masih ada virus dalam tubuh saya, namun hanya sedikit. Selain itu, ada infeksi pada paru-paru sebelah kanan. Lagi-lagi saya harus mendengarkan langsung vonis dokter, secara langsung setelah sebelumya saya harus mendengarkan keterangan dokter via telepon bahwa saya positif terpapar.
Itulah cerita saya. Ketika sudah yakin sembuh, ternyata waktu istirahat di rumah masih harus diperpanjang. Satu minggu ke depan, saya harus kembali ke rumah sakit untuk melakukan swab ke dua. Semoga hasilnya baik, agar saya bisa kembali bertugas walau bekerja dari rumah saja. Semoga tulisan ini menyemangati para pekerja keras untuk tetap semangat dan melewati masa seperti yang saya alami dengan baik dan tenang.
ADVERTISEMENT