Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerpen Potret Keluarga: Narasi Nyai untuk Abah (NNuA)
13 September 2023 11:44 WIB
Tulisan dari Dyah Pikanthi Diwanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cerita ini merupakan kisah syahdu perjalanan hidup sepasang suami istri yang disampaikan dalam beberapa bagian. Alur kisahnya menceritakan dua tokoh utama yakni suami yang akrab disapa Abah beserta istrinya yang akrab disapa Nyai. Sebuah alur cerita tentang potret keluarga dalam berumahtangga yang dibangun dalam bingkai cinta-Nya, untuk meraihnya dikuatkan dengan kepercayaan saling menjaga, merawat dan membina kesakinahan.
ADVERTISEMENT
Sebuah kisah romantis perjalanan hidup ada senyum bahagia, ada kesendirian menyapa.
Di suatu ruang tamu tampak sosok perempuan menghampiri laki-laki yang tidak jauh dari tempatnya berada. Sesaat perempuan yang biasa disapa Nyai ini tersipu, saat suaminya memberikan sekotak bingkisan bersampul warna putih.
"Ini apa, Abah?" ucap Nyai pada laki-laki yang duduk tak jauh darinya.
" Buka saja bingkisannya, Nyai " jawab Abah dengan nada canda.
" Coba tebak apa isinya, Nyai?" Lanjut Abah.
Dengan tersipu Nyai pun mulai membuka lembar sampul bunga pada bingkisan dan sesaat Nyai terhenti membuka kotak pemberian Abah, ada sesuatu dalam pikirannya untuk disampaikan.
" Eeem, Nyai boleh tebak dulu apa isinya, Abah? " ucap Nyai dan disambut anggukan tanda setuju dari Abah. Rasa penasaranpun mulai menggoda pikiran Nyai. Akhirnya kotak itupun terbuka dan jreng jreng. Senyum mengembang terlihat jelas dari pancaran wajah Nyai yang merona terlebih ketika kotak bingkisan dari Abah sudah dibuka. Lantas, apa sebenarnya isi kotak yang diberikan Abah untuk Nyai ?Senyuman Nyai menjadi jawaban ‘tersimpan’ dari kado yang diberikan Abah untuknya.
ADVERTISEMENT
Satu dua itu urutan angka, tiga empat angka berikutnya. Narasi Nyai untuk Abah kembali menyapa, berikut ini kisah selanjutnya:
Dipandanginya sosok laki-laki yang sedang sibuk bekerja depan laptop kesayangan. Tatapan mendalam seorang isteri pada suaminya begitu syahdu. Dan suasanapun terpecah setelah terdengar suara lembut menyapa" Nyai, kenapa berdiri disitu, sini temani Abah" begitu ajakan Abah. Nyai-pun duduk disamping Abah,"kenapa,Nyai belum bisa tidur yaa? maafkan Abah ya masih ada tugas yang belum selesai, besok sudah ditunggu" begitu ucap Abah sembari tersenyum dan mencium tangan isterinya. Nyai semakin mendekat dan menyandarkan kepalanya di bahu Abah. Dengan helaan nafas panjangnya Nyai berucap" Abah, bolehkan klo malam ini Nyai temani Abah di sini dekat Abah?"
ADVERTISEMENT
Heem, sesaat Abah berhenti mengetik dan menatap sang Isteri," Nyai tidak lelah mau temani Abah disini, baiklah, Nyai temani Abah" begitu ucap Abah dengan senyuman. Sejatinya ada perasaan yang tidak bisa Nyai sampaikan dimana melihat suaminya bekerja keras dan Nyai belum bisa membantu. Namun satu keyakinan atas tanggung jawab Abah begitu besar terhadap keluarga yang membuat Nyai semakin menghormatinya. Malam semakin larut tik tak tik tok jarum jam menunjukan telah bergantinya waktu.
Tanda titik menjadi penanda akhir dari selesainya ketikan Abah. Sesaat di lihatnya sang isteri yang tertidur didekatnya. Ada binaran mendalam tatapan Abah pada Nyai. Perasaan tidak ingin membangunkan Nyai namun pagi telah menyapa dan kebiasaan Nyai membangunkan di sepertiga malam menjadikan Abah tersadar.
ADVERTISEMENT
" Nyai, sudah jelang pagi, Nyai mau sholat bareng Abah?" dibangunkannya sang Isteri. Nyai- pun terjaga dari tidurnya," Ya Alloh,,jam berapa ini Abah" ucap Nyai sambil menatap arah jarum jam di dinding ruangan. Beranjak dari tempatnya, Nyai pun berwudhu dan menyusul Abah yang sudah bersiap diruang tengah untuk sholat berjamaah. Suasana pagi nun mendamaikan begitu dirasakan keduanya.
Jalan-jalan ke kota Jogja, tidak lupa beli bakpia. Narasi Nyai untuk Abah kembali menyapa, berikut kisah selanjutnya:
Di satu sudut ruang baca tampak sosok laki-laki sedang asyik bersama buku favoritnya. Sesekali senyumannya mengembang sebagai ekspresi dari apa yang sedang dibacanya. Lelaki yang akrab disapa Abah ini tak pernah lepas dari buku - buku yang ada diruang baca rumahnya. Hampir tiap hari ruang inilah yang menjadi ruang favorit Abah dengan ragam aktivitas nya.
ADVERTISEMENT
" Kriiiing,,,suara bunyi panggilan dari HP Abah terdengar datar,,," dan jauh di luar sana terdengar suara lembut Nyai, istrinya yang memberitahukan sesuatu.
Pembicaraan keduanya terdengar penuh canda dan mesra,,namun diakhir pembicaraan tersebut tampak ekspresi wajah Abah tidak seperti biasanya. Abah menutup pembicaraan telpon, sesaat Abah berjalan menuju jendela dan membukanya perlahan. Entah apa yang dipikirkan Abah ,,hingga tatapannya jauh ke luar ruang menembus batas waktu.
"Lamunan nya terpecah setelah terdengar suara lembut menyapa " Assalamualaikum Abah,, Nyai pulang,,"
Disambutnya sang Isteri dengan senyum kehangatan. Rona binar mata keduanya bertemu,,
" Abah,,Nyai punya kejutan buat Abah,,coba tebak apaa? begitu ungkap Nyai ,,sambil tersenyum dan memberikan sekotak bingkisan kecil pada Abah. Ups,,dengan cepat Abah membuka kotak pemberian isterinya,,jreng jreng,,
ADVERTISEMENT
Wajah Abah terlihat merona setelah membaca surat kecil dalam kotak beserta tanda cinta dari Nyai,,dipeluknya sang Isteri,,erat dan semakin erat "Alhamdulillah,,benar ini Nyai" semakin didekapnya sang Isteri ,,tampak bulir air mata menetes dari keduanya,," benar Abah,,anugerah dari-Nya untuk kita,, Alhamdulillah" sambut Nyai.
Iyaa,,sebuah jawaban atas doa panjang keduanya. Kehadiran atas anugerah- Nya yang lama dinanti semakin melengkapi kebahagiaan keluarga ini.
" Part 4"
Kereta Sancaka melaju dengan cepatnya. Tampak seorang lelaki paruh baya yang duduk digerbong eksekutif 3 ini bersiap menunggu perhentian di jalur stasiun tujuan. Angin malam menyapa dengan sejuknya. Dan laju keretapun semakin melambat bersama sapaan dari petugas "sesaat lagi kereta Sancaka akan berhenti di stasiun ABC,,bagi penumpang silakan untuk bersiap,,terimakasih"
ADVERTISEMENT
Lalu lalang penumpang semakin membuat suasana malam yang hening menjadi ramai,,langkah kaki dari Lelaki yang akrab disapa Abah ini semakin cepat. Langkahnya tertuju pada pintu keluar utama stasiun,,sesaat kemudian melaju sebuah kendaraan yang berhenti tepat didepan Abah berdiri. Kendaraan itupun kembali melaju membawa Abah menuju tujuan. Sesampainya di suatu komplek perumahan dan tepat didepan rumah dengan gerbang pintu berwarna putih,,Abah keluar dari mobil kendaraan yang membawa nya. Dibukanya perlahan gerbang pintu dan tok tok tok,,pintu diketuk Abah dengan suara datar..
Tampak lampu dari dalam rumah menyala,,dan bayangan seseorang keluar dari dalam ruang menuju pintu depan. Perlahan pintu rumah dibuka, "Assalamualaikum Nyai,,Abah pulaang,,"
Sapa Abah pada isterinya yang langsung disambut pelukan dari Nyai,,
ADVERTISEMENT
" Abaah,," sapa Nyai yang masih memakai mukena dengan mencium tangan suaminya. Keduanya pun masuk kedalam rumah. Entah mengapa malam itu Nyai merasakan ada sesuatu yg beda. Tidak biasanya saat tugas ke luar kota Abah langsung melaju pulang ke rumah tanpa menginap atau istirahat meski satu malam.
Heem kenapa ya? Pertanyaan pun terlintas di benak Nyai,, disiapkan nya teh hangat untuk Abah.
",,Nyai,,kesini dekat Abah" ucap Abah pada Nyai sembari merapikan beberapa berkas di meja kerjanya.
Nyai-pun menghampiri Abah dengan membawakan teh hangat."Nyai,,gimana kabar dedeknya" ucap Abah dengan mengelus perut Nyai yang semakin besar.
Ditatapnya suami tercinta " Abah,,apa tidak cape melaju dari luar kota",,sapa Nyai dengan menggenggam erat tangan suaminya. Sembari tersenyum Abah menatap dalam wajah isterinya yg tampak mencemaskannya.
ADVERTISEMENT
heem "Abah tidak cape, tadi di kereta Abah tidur,,,Nyai juga tidak boleh cape yaa,," tegas Abah meyakinkan.
Senyumanpun mengembang dari keduanya.
"Part 5"
Hujan mengguyur kota gudeg sedari pagi. Suasana hening tampak terlihat disebuah mushola. Seorang lelaki mengenakan peci sedang khusyuk berdoa. " Ya Alloh,,jagalah kami,,berikan pemulihan kesehatan untuk isteri dan buah hati kami,,aamiin" untaian doa terucap dari lelaki yang akrab disapa Abah ini. Perlahan Abah beranjak dari tempat duduknya. Keluar menyusuri ruang- ruang yang penuh dengan pasien. Iya,,Abah sedang berada di rumah sakit,tempat dimana saat ini Nyai dirawat. Kemarin Abah diberitahu pihak rumah sakit kalau Nyai, isterinya harus istirahat total karena kondisi janin yang dikandungnya sedikit bermasalah. Langkah kaki Abah terhenti didepan jendela sebuah ruang perawatan. Dilihatnya Nyai selesai menunaikan sholat,,tatapan mendalam seorang suami pada isterinya.
ADVERTISEMENT
"Assalamualaikum Nyai,," Abah perlahan masuk ke ruang kamar dimana Nyai dirawat.
"Wa'alaikumussalam Abah,," sambut Nyai pada suaminya. Didekatinya sang isteri, diciumnya kening Nyai.
"Abaah,,maafkan Nyai bikin kepikiran Abah,,harusnya Abah kegiatan seperti biasanya,,ini malah nungguin Nyai,,eem Abah, Nyai pengin pulang ke rumah" ucap Nyai sembari merangkul Abah yang berada didekatnya. Senyuman mengembang dari Abah,, mendengar isterinya pengin segera pulang ke rumah. Abah dengan candanya berucap" beneran Nyai udah ndak kecapean,,maaau natain buku-buku lagi di ruang baca,,kok Abah ndak diajak,,"ucap Abah penuh canda sembari memegang perut Nyai yang semakin besar. Iyaa, sudah 7 bulan usia kandungan Nyai. Besar harapan dari keduanya untuk menyiapkan kehadiran buah hati tercinta.
"Abaaah,,kan udah ada dedeknya yang temani Nyai,,yee Abah cemburu yaa sama dedek, ini lho Dek Abahnya udah pengin ngajak main,,sehat sehat yaa Nak" canda Nyai sambil mengelus perutnya.
ADVERTISEMENT
"Nyai, nti kita pulang ke rumah tapi nunggu visit dokter sekali lagi yaa. Klo info dari perawat penjaga hari ini Nyai boleh pulang,,pesan Abah,,Nyai benar- benar istirahat dulu,,nti Abah temani Nyai sama dedek yaa"ucap Abah sambil menata barang- barang untuk bersiap pulang. Senyum sumringah Nyai mengembang. Campur aduk rasa haru dan bahagia dirasakan keduanya bisa segera pulang ke rumah.
"Part 6"
Kilas balik DIARY
Sebuah album yang sudah usang kembali dibuka. Kisah perjalanan dua anak remaja yg saling menjaga kini dipersatukan kembali dalam mahligai bahtera rumah tangga.
Adalah Abah sosok yang dijaman remajanya dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan sekolah. Hadirnya membawa perubahan bagi sosok bernama Nyai yang dikenal aktif sebagai pegiat seni dan olahraga di sekolah. Dua tipe remaja yang memiliki latar berbeda namun dipersatukan dengan memberi warna bagi keduanya. Sosok ramah bersahaja menjadi pembawaan Abah disaat memberi kultum bagi teman-temannya ataupun dalam rutinitas kunjungan muhasabah di kelas. Inilah yang membuat remaja kagum pada sosoknya. Berbeda dengan Abah, sosok Nyai dikenal sosok tomboy dimasanya, ragam kegiatan sekolah yang berkaitan dengan seni olahraga hampir dari semua rutinitas ekstra tersebut dapat ditemui sosoknya.
ADVERTISEMENT
Lembar pertama diary ditutup dengan sebuah narasi bahwa Abah dan Nyai dipertemukan dalam kegiatan siswa. Keduanya memiliki kisah pertemanan dan memilih untuk menjaga bingkai pertemanan untuk tidak menjadi lebih spesial. Namun isyarat kekaguman antara keduanya terbaca oleh sahabat maupun kerabat yang mengenal. Dan mereka terpisah disaat keduanya memilih untuk melanjutkan studi kuliah dikampus yang berbeda.
Lembar kedua diary membuka kisah pertemuan kembali Abah dan Nyai pada sebuah acara kegiatan Amal yg diselenggarakan oleh instansi dari tempat keduanya bekerja. Tanpa disengaja inilah rahasia hidup yang membawa Abah untuk mengenal lebih dekat sosok perempuan yang sedari remaja dikaguminya. Kisah inipun berlanjut dengan keseriusan Abah menjadikan Nyai sebagai pendamping hidup. Sungguh, atas kuasa-Nya kini keduanya dipersatukan menjadi pasangan suami-istri. Dan liku perjuangan Abah untuk melalui proses inipun tidaklah mudah. Meyakinkan keluarga akan hadirnya sosok Nyai yang berasal dari keluarga sederhana. Kiranya jauh dari kehidupan Abah yang berasal dari keluarga berada. Sikap bersahaja Abah mampu meluluhlantakkan hati seorang perempuan mandiri seperti Nyai.
ADVERTISEMENT
Perubahan sosok Nyai yang dulu dikenal tomboy dimasanya sekolah benar - benar memantapkan Abah untuk berani menyapa perempuan yang dikaguminya dengan sapaan "Nyai "
** Narasi Nyai untuk Abah Karya : dyahpikanthidiwanti