Konten dari Pengguna

Transformasi Gregor Samsa dalam Samsa in Love sebagai Simbol Reinkarnasi

dyanipradespratiwi
Penulis merupakan Dosen Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Andalas
13 Oktober 2024 9:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dyanipradespratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suntingan Gambar oleh Dyani Prades Pratiwi: Samsa in Love "Transformasi Gregor Samsa sebagai Simbol Reinkarnasi"
zoom-in-whitePerbesar
Suntingan Gambar oleh Dyani Prades Pratiwi: Samsa in Love "Transformasi Gregor Samsa sebagai Simbol Reinkarnasi"
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Samsa in Love adalah sebuah cerita pendek yang ditulis oleh Haruki Murakami dan diterbitkan di New Yorker pada tahun 2013. Cerpen tersebut menampilkan kisah lain dari Gregor Samsa yang merupakan protagonist dari novel The Metamorphosis karya Franz Kafka yang sebelumnya telah terbit pada tahun 1915. Pada novel yang ditulis oleh Kafka, karakter Gregor Samsa bertransformasi menjadi seekor serangga/kecoak raksasa yang membuatnya terisolasi dari keluarga dan masyarakat hingga akhirnya meninggal karena tidak dapat menanggung dampak dari perubahan yang terjadi. Sementara pada cerpen Samsa in Love, Gregor Samsa digambarkan berhasil bertransformasi kembali menjadi manusia dan transformasi tersebut merupakan penanda bagi dimulainya kisah pada cerpen ini. Transformasi Gregor Samsa ini dapat dilihat sebagai metafora reinkarnasi.
ADVERTISEMENT
Reinkarnasi bukanlah topik baru dalam karya Haruki Murakami. Sebelumnya topik tersebut juga sempat dibahas dalam dialog karakter novelnya yang terbit pada tahun 2004, After Dark. Menurut Tony Walter dalam artikelnya yang berjudul Reincarnation, Modernity, and Identity (2001), Reinkarnasi adalah terlahir kembali dalam waktu dan tubuh yang berbeda. Roh seseorang akan bereinkarnasi tanpa ingatan tentang kehidupan sebelumnya, namun bagian bawah sadar atau jiwa akan berisi ingatan tentang inkarnasi masa lalu seseorang. Proses ini tergambar dalam karakter Gregor Samsa pada cerpen Samsa in Love.
Pada awal cerita, Gregor Samsa digambarkan berubah kembali menjadi manusia. Transformasi ini dapat dikatakan sebagai simbol terlahir kembalinya Gregor Samsa. Sebagaimana konsep reinkarnasi, yaitu terlahir kembali dalam tubuh yang berbeda dan tidak dapat mengingat apa pun, memberikan konotasi kemurnian seperti bayi yang baru saja lahir ke dunia. Gregor Samsa digambarkan tidak mengerti apa nilai dan norma sosial. Hanya insting dasar manusia yang bertahan dalam dirinya. Dia merasa bahwa tidak ada yang salah jika tidak berbusana. Insting pertamanya adalah mencari sesuatu yang dapat dimakan karena ia lapar. Alam bawah sadarnya mengingat bahwa makanan yang kebetulan ada di atas meja makan adalah sumber untuk menghilangkan rasa laparnya.
ADVERTISEMENT
Dalam teori psikoanalisis yang diutarakan oleh Sigmund Freud, manusia memiliki Id, Ego, dan Superego. Pada tahap ini, Gregor Samsa – seperti halnya bayi – hanya memiliki Id yang merupakan insting dasar manusia. Id bersifat naluriah. Sebagaimana insting selanjutnya yang dilakukan oleh Gregor Samsa adalah perasaan ingin tahu dan menemukan spesies yang sama dengannya. Dia memperhatikan orang-orang yang dilihatnya dari jendela dan menyadari kesamaan dari orang-orang tersebut, yaitu berpakaian. Pada kondisi inilah, Gregor Samsa mulai mengenal Superego. Proses perkembangan Superego dimulai ketika seseorang terpapar oleh nilai dan norma masyarakat. Aksi berikutnya adalah Gregor Samsa mencari sesuatu yang dapat membalut tubuhnya. Alam bawah sadarnya percaya bahwa terdapat pakaian dirinya yang dulu.
ADVERTISEMENT
Reinkarnasi atau proses terlahir kembali memiliki gagasan bahwa kedua bagian dari pikiran pribadi dapat bertahan hidup secara terpisah dan akhirnya bersatu kembali. Maka, alam bawah sadar merupakan bagian dari pribadi sebelumnya. Pada cerita tersebut, beberapa kali juga digambarkan bahwa Gregor Samsa menyadari bahwa terdapat memori terpendam dari dirinya yang dulu. Kutipan berikut merupakan penggambaran yang tepat dalam menggambarkan kondisi ingatan Gregor Samsa, The moment he began contemplating that question, however, something like a black column of mosquitoes swirled up in his head. Selain itu, penggambaran ingatan alam bawah sadarnya juga ditunjukkan pada kutipan berikut, Samsa had no idea where such knowledge came from. Perhaps it was related to those revolving memories he was having.
ADVERTISEMENT
Menurut Umezurike Grace, pada artikelnya yang berjudul A Philosophical/Critical Analysis of the Idea of Reincarnation (2017), reinkarnasi adalah kepercayaan bahwa jiwa memasuki tubuh baru (manusia atau hewan) setelah kematian. Kematian yang terjadi pada karakter Gregor Samsa memang bukan kematian secara fisik, namun secara psikis. Pada novel The Metamorphosis, sebelum Gregor Samsa digambarkan mati secara fisik, dia telah mengalami kematian secara psikis yang ditandai dengan transformasinya menjadi seekor serangga raksasa. Transformasi ini merupak simbol kematiannya sekaligus kehidupan barunya sebagai seekor serangga. Pada cerpen Haruki Murakami, Transformasi kembali terjadi dari seekor serangga menjadi manusia kembali. Penggunaan simbol yang sama dengan dekonstruksi cerita yang berbeda. Murakami secara metafora menggambarkan transformasi tersebut menjadi sebuah reinkarnasi dari Gregor Samsa di cerpen Samsa in Love.
ADVERTISEMENT
Selain berbagi simbol yang sama, intertekstualitas yang digunakan Haruki Murakami dalam cerpennya berbagi protagonis yang sama dengan novel karya Franz Kafka tersebut. Selain itu, keduanya juga berbagi tema yang sama, yaitu keterasingan dan transformasi. Intertektualitas merupakan hubungan antara teks yang salah satunya merujuk pada teks lainnya. Rujukan tersebut dapat berupa kesamaan elemen sastra yang terkandung pada teks-teks tersebut, seperti karakter, tema, dan lainnya. Intertekstualitas biasanya dilakukan untuk menghubungkan karya penulis dengan penulis lainnya untuk menciptakan makna baru, dan untuk terlibat dengan pembaca mereka pada tingkat yang lebih dalam. Hubungan Murakami dengan Kafka bukanlah hal yang baru karena pada tahun 2002 Murakami juga telah menerbitkan sebuah novel dengan judul Kafka on The Shore.
ADVERTISEMENT
Murakami dan Kafka menggunakan transformasi sebagai simbol terlahir kembali yang dikenal juga dengan istilah reinkarnasi. Gregor Samsa bertransformasi dari manusia menjadi serangga dan kembali menjadi manusia yang tidak mengingat apa pun sebagaimana seorang bayi yang baru saja lahir. Proses terlahir kembali ini diperkuat dengan tindakan Gregor Samsa yang belum terbentuk Superego dalam dirinya sehingga belum memahami nilai dan norma sosial. Cerpen Samsa in Love memberikan penggambaran unik dalam sebuah proses perkembangan psikologis manusia yang menjadikannya layak untuk didiskusikan lebih dalam. Selain itu, pembahasan terkait reinkarnasi sebagai simbol dalam cerpen ini dapat menjadi titik awal dalam permulaan kehidupan manusia.