Konten dari Pengguna

Jejak Hijau Sawit : Inovasi Bioplastik Menuju NZE

Dwi Yulia Wahyuning Tias
Mahasiswa Agribisnis Universitas Brawijaya
27 Oktober 2024 9:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Yulia Wahyuning Tias tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Penulis
ADVERTISEMENT
BPDPKS DALAM MENDUKUNG JEJAK HIJAU SAWIT: INOVASI BIOPLASTIK SEBAGAI PILAR TRANSISI ENERGI BERSIH MENUJU NET ZERO EMISSION
ADVERTISEMENT
Net Zero Emission merupakan kondisi di mana sejumlah karbon dilepas ke atmosfer dengan tidak melebihi apa yang telah diserap ke bumi. Hal ini sejalan dari visi misi BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) yaitu kebutuhan untuk melakukan transisi energi menuju yang lebih bersih. BPDPKS merupakan lembaga non eselon berperan strategis dalam pengembangan industri kelapa sawit. Tidak hanya memastikan mengenai keberlanjutannya namun juga terhadap pencapaian Net Zero Emission. Net Zero Emission akan tercipta dari adanya ketercapaian keadaan seimbang antara aktivitas manusia dengan alam. Aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi di berbagai sektor industri salah satunya adalah beralir dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, sehingga berbagai inovasi ramah lingkungan mulai bermunculan. Disisi lain, dalam industri kelapa sawit seringkali dihadapkan terhadap berbagai isu lingkungan maupun deforestasi yang akan berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati. Adanya penggundulan hutan maupun konservasi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit menimbulkan tantangan global yang dapat mengancam keberlanjutan industri ini. Guna mengatasi hal tersebut, adanya inovasi dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit perlu dikembangkan dan direalisasikan guna mendukung langkah strategis dalam menciptakan industri ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Industri kelapa sawit memainkan peranan penting dalam kontribusi pengurangan emisi karbon. Kelapa sawit menjadi salah satu tanaman tahunan yang menjadi komoditas unggulan di bidang perkebunan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu komoditas unggulan, kelapa sawit menjadi komoditas yang memiliki peranan yang strategis dalam Pembangunan perekonomian dan sosial di Indonesia terutama dalam pengembangan energi terbarukan serta industri berkelanjutan. Kelapa sawit memiliki produktivitas yang tinggi serta mampu menghasilkan produk turunan yang bermanfaat seperti minyak kelapa sawit. Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia telah menarik banyak sudut mata dunia terutama pada negara sebagai penghasil minyak nabati di dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa produksi tanaman tahunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 46.99 juta ton (BPS, 2023). Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dari 2 tahun sebelumnya yaitu di tahun 2021 berjumlah 46.22 juta ton dan 46.88 juta ton di tahun 2022. Tidak hanya sebagai komoditas strategis pendorong perekonomian Indonesia, namun kelapa sawit juga memiliki potensi besar dalam upaya mendukung transisi menuju Net Zero Emission.
ADVERTISEMENT
Limbah utama berupa limbah padat pada pembuatan minyak kelapa sawit adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). TKKS ini dinilai tidak memiliki nilai ekonomis lagi sehingga disebut sebagai limbah. Namun, dalam upaya keberlanjutan serta pengurangan dampak lingkungan dari adanya industri kelapa sawit, maka TKKS disini dapat dimanfaatkan secara optimal menjadi produk yang memiliki added value baik pada sektor perekonomian maupun lingkungan. Pemanfaatan TKKS adalah dengan menjadikannya sebagai bahan baku organik pembuatan biodegradable plastic atau dikenal dengan “Bioplastik”. Bioplastik merupakan plastik yang dapat terurai secara alami sehingga ramah terhadap lingkungan. Salah satu kandungan yang terdapat pada limbah TKKS adalah selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai produk bioplastik (Permadani & Silvia, 2022). Senyawa kimia yang dihasilkan dari selulosa TKKS tersebut adalah asam laktat yang dapat menjadi bahan baku utama dari pembuatan Poli Asam Laktat (PLA) yang bersifat biodegradable atau mudah terurai di lingkungan(Rahmayetty, 2019). Sehingga dari adanya pengolahan limbah TKKS menjadi bioplastik tidak hanya dapat membantu dalam pengurangan penggunaan plastik berbahan dasar fosil saja namun juga dapat digunakan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan yang memanfaatkan limbah industri kelapa sawit dengan lebih ramah lingkungan dan bernilai. Sehingga, dari adanya inovasi dalam proses pembuatan bioplastik dari produksi minyak kelapa sawit dapat dijadikan sebagai solusi ganda. Hal ini dapat terlihat dari adanya pengurangan ketergantungan pada plastik berbahan fosil yang tinggi emisi serta pengurangan limbah plastik tersebut.
ADVERTISEMENT
BPDPKS memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai pengembangan inovasi, salah satunya pemanfaatan TKKS sebagai bahan dasar pembuatan bioplastik. BPDPKS dapat menyediakan insentif finansial guna mendorong penelitian maupun pengembangan inovasi yang dicanangkan. Adanya dukungan serta kebijakan yang tepat akan dapat menjadikan produsen maupun peneliti dapat mengembangkan teknologi baru secara lebih efisien dan ramah terhadap lingkungan pada pengelolaan TKKS. Hal ini akan berimplikasi pada perkuatan nilai tambah industri kelapa sawit serta pengurangan ketergantungan lahan baru untuk ekspansi perkebunan. Selain itu, dengan adanya pemanfaatan TKKS menjadi bioplastik, kebutuhan akan ekspansi lahan akan mampu diminimalisir sehingga dapat menciptakan nilai tambah dari sumber daya yang telah ada. BPDPKS yang memberikan insentif akan dapat mendorong produsen dalam mengadopsi sistem ramah lingkungan dengan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Kolaborasi inovatif ini tidak hanya membantu dalam pelestarian keberagaman hayati namun juga mampu memperkuat industri kelapa sawit Indonesia secara global sebagai produsen yang mampu memegang komitmen pada keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
SUMBER:
Badan Pusat Statistik. (2024). Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2020-2023. Diakses 24 Oktober 2024 dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMyIzI=/produksi-tanaman-perkebunan--ribu-ton-.html
Permadani, R. L., & Silvia, S. (2022). SINTESIS BIOPLASTIK DARI SELULOSA ASETAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT: SEBUAH KAJIAN. Jurnal Integrasi Proses, 11(2), 47-58.
Rahmayetty, R., Kanani, N., Fauziah, I., & Ukhdiya, N. (2019). Pengaruh laju pembebanan substrat terhadap produksi asam laktat berbahan baku molase. Jurnal Integrasi Proses, 8(2), 76-81.