Konten dari Pengguna

Kita dan Overthinking

Muhammad Dzaki
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Bimbingan Penyuluhan Islam
18 Desember 2022 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Dzaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Manusia berpikir keras (sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Manusia berpikir keras (sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya, manusia suka sekali berpikir. Manusia suka berpikir tentang hal kecil sampai hal yang besar. Mereka juga senang berpikir tentang kehidupan mereka, tentang apa yang akan terjadi di esok hari, tentang sikapnya sendiri, dan lain-lain. Ini dapat disebut juga sebagai mengkhawatirkan kehidupannya. Orang-orang yang mengkhawatirkan kehidupannya akan berpikir apa saja yang bahkan belum tentu terjadi. Mereka biasanya berfantasi dan memikirkan bahwa apa yang mereka imajinasikan adalah sebuah kenyataan.
ADVERTISEMENT
Meskipun berpikir tentang kehidupan adalah suatu hal yang berat, manusia tidak memedulikan itu. Banyak juga manusia yang tidak sadar bahwa mereka sedang memikirkan sesuatu yang berat. Ia hanya akan membebankan pikiran sehingga tiba-tiba ia merasa pusing karena terlalu banyak membebankan otak dengan pikiran-pikiran negatif. Sering berdiam diri juga merupakan salah satu gejala yang dapat mendorong manusia menuju berpikir terlalu keras. Hal tersebut dikenal oleh masyarakat dengan istilah overthinking.
Mengenal Overthinking
Berpikir terlalu banyak atau disebut juga dengan overthinking adalah perilaku atau bias yang terjadi secara normal pada siapapun yang melibatkan proses berpikir yang umumnya dialami oleh manusia (Megarina et al., 2021). Overthinking juga sering disebut paralysys analysys yang artinya orang terus-menerus memikirkan suatu permasalahan tanpa menemukan solusi (Fakhir, 2019). Ini sebuah hal yang normal dilakukan oleh manusia, namun jika terus-menerus dilakukan ini akan membuat seseorang menjadi tertekan dan akan menghambat berjalannya kehidupan yang baik. Ini juga dapat memicu sebuah gangguan kecemasan atau terjebak dalam anxiety.
ADVERTISEMENT
Selain itu berpikir tentang hal negatif terlalu lama juga dapat membuang waktu kita yang berharga. Bayangkan saja bila kita berdiam diri dan terus-menerus berpikir selama satu jam, padahal kita bisa melakukan banyak hal dalam satu jam yang telah berlalu. Beberapa penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang melakukan overthinking karena mereka adalah pribadi yang menatap kehidupan secara pesimis terhadap hal-hal yang akan terjadi. Mereka tidak percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri. Akan tetapi, biasanya overthinking dilakukan secara tidak sadar sehingga aktivitas overthinking pun tidak dapat dihindari. Maka bagaimana cara untuk menghentikan overthinking tersebut?
Mengatasi Overthinking
Penulis memiliki beberapa tips untuk dilakukan oleh overthinker, yaitu:
1. Pemusatan perhatian. Masyarakat memerlukan adanya pemusatan perhatian untuk menenangkan dirinya dari pikiran yang berlebihan (Sofia et al., 2020). Pemusatan perhatian dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk strategi pengaturan diri yang melibatkan pemusatan perhatian, merespon pikiran, sensasi dan emosi dengan sikap penerimaan, tanpa penilaian akan situasi peristiwa saat ini (Davis et al., 2007).
ADVERTISEMENT
2. Sadar dengan apa yang kita pikirkan. Karena overthinking dilakukan secara tidak sadar, penting bagi kita untuk menyadarkan diri sendiri ketika sudah berpikir kemana-mana.
3. Berpikir positif. Jika sudah sadar bahwa kita melakukan overthinking, cobalah untuk mengubah pola pikir kita dari negatif menjadi positif.
4. Memotivasi diri sendiri. Penting juga bagi kita untuk selalu mengingatkan diri kita bahwa banyak hal lain yang perlu dipikirkan selain hal-hal negatif. Contohnya yaitu merancang kehidupan kita ke depannya.
5. Hindari lingkungan yang negatif. Kamu bisa terpengaruh oleh lingkunganmu. Jadi lebih baik kamu menyaring pertemananmu ya!
6. Jika memang ada yang salah dari perbuatanmu, cobalah untuk mengubah hal itu. Jangan terus disesali karena manusia tidak luput dari kesalahan dan meminta maaflah agar merasa lebih baik. Cobalah untuk bertanya kepada orang-orang yang berkaitan dengan hal yang kamu pikirkan. Ingatlah jika terus menyesali hal itu, kamu hanya akan membuang waktumu.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, kita harus dapat melihat sisi positif dari diri kita sendiri. Kita juga harus memiliki pendirian yang kuat. Jika ada orang lain yang mengkritik diri kita, penting juga bagi kita untuk mengintropeksi diri. Cobalah untuk mengubah kebiasaan negatif dari diri kita. Lebih baik kita memikirkan hal-hal tentang ilmu atau berpikir secara kritis tentang suatu ilmu pengetahuan dibandingkan berpikir tentang apa yang tidak bisa kita atur. Percayalah bahwa jalan kehidupanmu telah ditetapkan. Jika kamu diberikan sebuah masalah, ingatlah bahwa kamu dapat menyelesaikan masalah itu. Masalah sebesar apapun itu, kamu pasti bisa melaluinya!
Daftar Pustaka:
Megarina, Y., Lara, L., Sebo, T. A. R., & Gratia, D. J. (2021). Pandangan Masyarakat terhadap Overthinking dan Relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy.
ADVERTISEMENT
Sofia, L., Ramadhani, A., Putri, E. T., & Nor, A. (2020). Mengelola Overthinking untuk Meraih Kebermaknaan Hidup. PLAKAT (Pelayanan Kepada Masyarakat), 2(2), 118.