Heartbreak: How Does It Hurt You Physically?

Dzakiyyah Ishmahwafa
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 2:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzakiyyah Ishmahwafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edit by wawa
zoom-in-whitePerbesar
Edit by wawa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah putus dari suatu hubungan romantis atau sedang kecewa dengan seseorang yang kita anggap spesial, kita pasti akan merasa patah hati. Siapa, sih, yang tidak pernah merasakan patah hati? Hampir semua orang pernah mengalami hal tersebut. Orang-orang mungkin berpikir bahwa patah hati hanya kiasan semata yang menggambarkan sebuah kesedihan. Sebenarnya, patah hati dan rasa sakit fisik memiliki kesamaan, yaitu kedua hal ini terjadi di bagian otak yang sama.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kata “pain” biasa digunakan oleh banyak kultur dari berbagai negara untuk mendeskripsikan perasaan social rejection dan rasa sakit fisik. Karena hal ini, Kross dkk. (2011) melakukan penelitian untuk mendapatkan jawaban seberapa mirip kedua pengalaman tersebut. Penelitian ini melibatkan empat puluh partisipan yang merasa ditolak saat mereka mengalami putus cinta dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Terdapat dua eksperimen yang dilakukan, pertama mengenai perasaan social rejection dan yang kedua adalah rasa sakit fisik.
Saat mereka diamati mengenai perasaan social rejection, mereka diperlihatkan foto mantan pacar dan memikirkan bagaimana perasaan yang mereka alami. Selanjutnya, pada saat mereka diamati mengenai rasa sakit fisik, mereka dipasangkan alat thermal stimulation pada lengan kiri. Semua penelitian ini dilakukan sambil memindai semua bagian otak menggunakan alat functional magnetic resonance imaging (fMRI). Hasil dari analisis pemindaian otak partisipan adalah pengalaman social rejection meningkatkan aktivitas otak yang memang berasosiasi dengan sakit fisik, yaitu dorsal anterior cingulate (dACC) dan anterior insula (AI). Mereka juga menemukan adanya peningkatan aktivitas pada daerah thalamus dan insular cortex.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain yang dilakukan DeWall dkk. (2010) menemukan bahwa obat asetaminofen yang biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit fisik seperti nyeri dan demam, ternyata juga dapat mengurangi social pain. Asetaminofen bekerja dengan cara menurunkan aktivitas saraf yang aktif saat merasakan social pain yang sudah terbukti pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini menemukan bahwa tidak hanya asetaminofen, obat penghilang rasa sakit lain yang dijual bebas juga memiliki efek untuk mengurangi social pain sementara waktu. Akan tetapi, mereka tidak merekomendasikan penggunaan obat tersebut untuk kondisi ini.
Ada banyak hormon stres yang dikeluarkan saat merasakan patah hati, salah satunya adalah kortisol. Kortisol yang berlebihan akan membuat otot-otot menegang sekaligus dan merespons ancaman (fight-or-flight). Menurut American Psychological Association (2018), otot yang menegang terus-menerus di bagian kepala, leher, dan bahu karena stres dapat memicu migrain. Akibatnya, respons ancaman (fight-or-flight) yang muncul secara otomatis tanpa ancaman yang nyata dalam jangka waktu panjang akan menimbulkan dampak buruk, seperti sesak napas, rasa sakit di perut, mual, dan migrain.
ADVERTISEMENT
Edit by wawa
Lalu, apa yang dapat menyembuhkan patah hati? Dilansir dari Healthline (2015/6/18), seorang terapis pekerja sosial klinis, Courtney Nesbitt mengatakan bahwa waktu adalah satu-satunya obat untuk patah hati dan sakit emosional. Jika seseorang berusaha untuk mempertahankan hubungan yang menyakitkan tersebut, maka hanya akan memperpanjang rasa sakitnya. Menurutnya, pilihan terbaik adalah berusaha untuk menghindari segala hal dari orang yang terlibat, termasuk media sosial.
Karena patah hati bisa menyebabkan sakit fisik yang berbahaya, maka sebisa mungkin kita berusaha mengurangi risiko kesehatan yang mengancam. Hal ini bisa kita lakukan dengan makan makanan sehat dan teratur, bersosialisasi dengan orang-orang terdekat yang mendukung, melakukan banyak hobi, serta mengambil waktu untuk beristirahat atau me time.
ADVERTISEMENT
American Psychological Association. (2018, November 1). Stress effects on the body. https://www.apa.org/topics/stress/body
DeWall, C. N., MacDonald, G., Webster, G. D., Masten, C. L., Baumeister, R. F., Powell, C., ... & Eisenberger, N. I. (2010). Acetaminophen reduces social pain: Behavioral and neural evidence. Psychological science, 21(7), 931-937. https://doi.org/10.1177/0956797610374741
Kross, E., Berman, M. G., Mischel, W., Smith, E. E., & Wager, T. D. (2011). Social rejection shares somatosensory representations with physical pain. Proceedings of the National Academy of Sciences, 108(15), 6270-6275. https://doi.org/10.1073/pnas.1102693108
Pletcher, P. (2015, June 18). What Does Heartbreak Do to Your Health?. Healthline. Diakses dari https://www.healthline.com/health/what-does-heartbreak-do-to-your-health