Sudut Pandang Revolusi; Campur Tangan Ilahi & Korban-Korban Revolusi

Dzakiyyah Ishmahwafa
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
27 Mei 2024 9:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzakiyyah Ishmahwafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Source: Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Campur Tangan Ilahi
Sepanjang sejarah dunia yang melalui berbagai revolusi, manusia sering kali mengaitkan fenomena besar dengan intervensi ilahi atau kekuatan supranatural. Salah satu contoh yang menarik adalah adanya pembangunan struktur monumental oleh manusia pemburu-pengumpul, seperti yang terlihat pada situs Göbekli Tepe di Turki Tenggara.
ADVERTISEMENT
Göbekli Tepe adalah sebuah kompleks struktur monumental yang dibangun sekitar 9500 SM oleh masyarakat pemburu-pengumpul. Struktur ini terdiri dari tiang-tiang berukir rumit dengan berat hingga lima puluh ton dan tinggi tujuh meter, mematahkan asumsi jika pembangunan skala besar hanya mungkin dilakukan oleh masyarakat agraris yang lebih maju dan memiliki alat canggih. Fakta bahwa mereka mampu membangun monumen rumit ini menunjukkan adanya motivasi kuat. Namun, pembangunan Göbekli Tepe tidak memiliki alasan praktis atau ekonomi yang jelas. Hal ini menegaskan bahwa kemungkinan besar pembangunan berasal dari dorongan religius atau kepercayaan spiritual.
Temuan situs Göbekli Tepe mengindikasikan bahwa keyakinan spiritual memegang peran penting dalam sejarah manusia. Pembangunan struktur yang rumit seperti ini memerlukan kerja sama dan motivasi tinggi dari banyak individu, serta keyakinan besar yang mampu mendorong mereka. Intervensi ilahi di sini bisa diartikan sebagai manifestasi dari kepercayaan yang memengaruhi tindakan manusia serta kebutuhan untuk menemukan makna dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Pandangan ini masih relevan bagi masyarakat modern yang sering kali menganggap agama dan kepercayaan sebagai hal yang terpisah dari logika dan rasionalitas. Sejarah menunjukkan bahwa agama telah menjadi pendorong utama motivasi bagi kehidupan sosial dan bahkan juga di bidang teknologi. Pembangunan situs besar seperti Göbekli Tepe menunjukkan bahwa kepercayaan spiritual bisa menjadi pendorong dibalik sebuah pencapaian besar. Gerakan sosial dan politik di dunia modern pun sering kali dipicu oleh keyakinan mendalam terhadap nilai-nilai moral atau kepercayaan tertentu.
Selain itu, pandangan ini memberikan sebuah pendekatan baru dalam memahami sejarah. Perlunya untuk melakukan pendekatan yang kompleks dengan menggabungkan penjelasan material dan non-material yang memotivasi suatu tindakan manusia. Kepercayaan dan keyakinan akan nilai-nilai yang dipegang memainkan peran krusial dalam memberi motivasi, mendorong tindakan, serta memengaruhi keputusan.
Source: Canva
Korban-Korban Revolusi
ADVERTISEMENT
Evolusi manusia dan dampak terjadinya fase revolusi pertanian membawa penderitaan bagi hewan-hewan yang didomestikasi. Proses domestikasi sering kali melibatkan praktik-praktik brutal yang berdampak buruk pada kesejahteraan hewan. Meskipun jumlah hewan ternak meningkat pesat sejak revolusi pertanian, kualitas hidup mereka mengalami penurunan drastis. Hewan-hewan seperti domba, ayam, dan sapi tidak hanya mengalami pengekangan fisik, tetapi juga penindasan psikologis yang menghancurkan naluri alami dan kebebasan mereka.
Sebagai contoh, domba dipilih untuk dibuat menjadi semakin gemuk dan penurut melalui seleksi, dan sapi perah dipaksa hidup dalam kondisi tersiksa untuk memaksimalkan produksi susu. Proses ini melibatkan teknik-teknik seperti mengurung hewan dalam lembah yang sempit, membatasi pergerakan dan agresi mereka, melatih dengan diikat dan dicambuk, hingga memotong bagian tubuh mereka. Praktik ini bertujuan untuk mematahkan naluri alami dan ikatan sosial hewan sehingga mereka menjadi patuh terhadap manusia.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan dari suatu evolusi seharusnya tidak hanya diukur dari jumlah populasinya, tetapi juga dari kualitas hidupnya. Kebahagiaan dan penderitaan makhluk hidup perlu menjadi pertimbangan utama dalam menilai kesuksesan evolusi, bukan hanya kelestarian dan reproduksinya. Hal ini memberikan pandangan baru terhadap realitas brutal domestikasi hewan, bahwa proses domestikasi yang awalnya bertujuan untuk membantu manusia dalam hal pangan dan tenaga kerja, ternyata membawa dampak yang buruk bagi hewan-hewan tersebut.
Pandangan ini mendorong untuk berpikir lebih kritis dalam melihat perkembangan sejarah manusia, terutama bahwa setiap kemajuan yang dicapai terdapat korban-korban yang berdampak signifikan. Hal ini mendorong untuk lebih berhati-hati dalam memberlakukan hewan, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan yang dilakukan terhadap makhluk hidup lainnya. Revolusi pertanian tidak hanya membawa perubahan besar bagi peradaban manusia, tetapi juga menyisakan jejak penderitaan yang besar bagi hewan-hewan yang didomestikasi.
ADVERTISEMENT
Sudah waktunya untuk melakukan pendekatan yang lebih manusiawi dan beretika dalam memberlakukan hewan, khususnya ketika memelihara atau beternak. Perlu untuk mengetahui hak hewan-hewan tersebut agar hidup bebas dari penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi yang dilakukan manusia. Penting untuk mempertimbangkan berbagai dampak terhadap suatu tindakan pada hewan dan menyadari bahwa setiap kemajuan yang dicapai mungkin menimbulkan korban-korban yang menyertai.
Referensi
Harari, Y. N. (2014). Sapiens: A brief history of humankind. Random House.