Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gizi Buruk pada Anak: Apakah Berkaitan dengan Keadaan Ekonomi Keluarga
5 Mei 2025 16:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Dzikra Hafiya Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap anak pastinya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda. Tetapi pernahkah kalian melihat anak yang terlihat memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya? Seperti memiliki berat badan atau tinggi badan yang sangat dibawah rata-rata anak-anak seusia mereka? Atau ada sesuatu yang janggal dari perkembangan motorik kasar atau motorik halusnya? Gejala-gejala tersebut termasuk ke dalam gejala gizi buruk pada anak.

Gizi buruk merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan nutrisi pada tubuhnya yang seharusnya dipenuhi oleh makanan-makanan ataupun minuman-minuman yang dikonsumsi. Gizi buruk juga dapat terjadi karena seseorang memiliki penyakit kronis yang mengakibatkan tubuhnya kehilangan kemampuan untuk menyerap nutrisi yang diterima dengan baik. Gizi buruk sebenarnya tidak hanya dapat terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada remaja dan juga orang dewasa. Tetapi cenderung lebih sering terjadi pada anak-anak yang masih di bawah umur. Bahkan kasus tersebut sering terjadi pada anak yang masih di bawah lima tahun. Menurut data dari SSGI 2022, persentase kasus gizi buruk pada balita yang terjadi di Indonesia sebesar 7,7%. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya pada 2021, yaitu sebesar 7,1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus gizi buruk di Indonesia masih menjadi masalah yang belum dapat diatasi dan masih mengalami penambahan kasus setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami gizi buruk adalah keadaan ekonomi keluarga yang tidak memadai. Orang tua yang memiliki keadaan ekonomi yang berada di kelas bawah pastinya tidak dapat memenuhi kebutuhan anak mereka, termasuk asupan nutrisi yang dibutuhkan. Karena nutrisi sang anak tidak terpenuhi dengan baik sejak awal, akhirnya sang anak pun mengalami gizi buruk. Bahkan mungkin sejak anak di dalam kandungan, sang ibu tidak dapat mengkonsumsi makanan, minuman atau vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi nutrisi dan membantu perkembangan janin. Orang tua juga tidak bisa membawa anak mereka ke dokter anak untuk diperiksa kesehatan dan tumbuh kembangnya. Sehingga mereka tidak dapat mengetahui bahwa anak mereka mengalami gizi buruk.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menyediakan layanan kesehatan seperti posyandu secara gratis, agar keluarga yang tidak mampu tetap bisa membawa anak mereka untuk periksa kesehatan dan tumbuh kembangnya. Selain itu, perlu juga diadakan sosialisasi tentang pentingnya mencukupi asupan nutrisi anak dan bahaya gizi buruk pada anak. Karena banyak orang tua yang belum mengerti dan masih mengabaikan tentang masalah tersebut.
Anak adalah masa depan bangsa. Mereka harus dijaga dan dirawat dengan sepenuh hati dan juga kasih sayang. Kita harus melindungi mereka dari hal-hal yang membahayakan seperti gizi buruk tersebut. Kita harus memastikan mereka tetap sehat dan berkembang dengan baik.