Konten dari Pengguna

Menggali konsep diri, Moralitas, dan Perkembangan Kretivitas Manusia

Dzikra Mufti
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20 Oktober 2024 11:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikra Mufti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi diri manusia, sumber gambar: https://pixabay.com/id/.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diri manusia, sumber gambar: https://pixabay.com/id/.
ADVERTISEMENT
Secara umum, dalam diri seorang individu, konsep pengembangan diri akan tumbuh secara bertahap. Sebelum menggali lebih dalam tentang konsep diri manusia hendaklah kita mengetahui apa itu konsep diri.
ADVERTISEMENT
Apa yang dimaksud dengan konsep diri?.
Konsep diri adalah Konsep diri merujuk pada cara seseorang memahami dirinya sebagai individu ketika ia menghadapi tugas-tugas yang diberikan kepadanya untuk berkembang.
Pendefinisian “aku anak yang hebat dan pasti akan berhasil" mendorong seorang anak untuk menghadapi tugas dan beban yang diberikan kepadanya. Perubahan konsep diri tidak berhenti dan berubah sepanjang waktu, sebaliknya berubah seiring dengan perkembangan emosi, sosial, kognitif, dan personal masing-masing. Adapun aspek yang terkait dengan konsep diri, di antara lain:
1. Konsep Diri dari Aspek Deskriptif dan Evaluatif
Aspek deskriptif berkaitan dengan gambaran diri, sedangkan aspek evaluatif berkaitan dengan penilaian diri yang menyangkut kemampuan untuk memahami hakikat diri secara objektif. Dua hal ini harus benar-benar dipahami karena memiliki pengharapan tentang fungsi, tugas, dan tanggung jawab dalam upaya aktualisasi diri yang sesuai dengan potensi diri.
ADVERTISEMENT
2. Konsep Diri Secara Empiris
Secara empiris, konsep diri memiliki keterkaitan dengan pendefinisian diri sesuai fungsi, tugas, dan tanggung jawab, hal ini menimbulkan asumsi yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisis konsep diri, yakni:
a. Siapa orang itu menurut pemikiranya.
b. Apa yang dapat dan sanggup dilakukan oleh seseorang didasari pada apa yang menjai dasar pemikirannya.
c. Apa yang menjadi konsep berpikir tentang dirinya dijadikan acuan menjadi apa seseorang di kemudian hari.
d. Siapa seseorang itu menurut kenyataannya.
Pada dasarnya, manifestasi nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Apa yang terjadi dalam diri seseorang hanya dapat didekati melalui cara-cara tidak langsung, maksudnya dengan cara mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang individu atau pun dengan membandingkannya dengan gejala tingkah laku orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli psikologi bernama Spranger, nilai dipandang sebagai tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menumbang dan memilih anternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Menurutnya juga, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan.
Sedangkan moral diartikan sebagai rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku individu dalam berhubungan dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Lain kata dengan moralitas yang diartikan sebagai kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip moral atau aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam seseorang dalam kehidupan sosial secara harmonis. Nilai moral seperti halnya seruan untuk berbuat baik kepada orang lain. Menurut ahli psikologi bernama Piaget, tahapan perkembangan moral dibagi menjadi tiga, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Tahapan Realisme Moral atau Pra-Operasional
Tahapan ini terjadi pada anak berusia 4-7 tahun. Pada tahun ini mereka menggap moral sebagai suatu kenyataan yang ada dalam kehidupan sosial, yang memusatkan pada akibat perbuatan, hukuman atas pelanggaran yang bersifat otomatis.
2. Tahapan Masa Transisi atau Konkret-Operasional
Tahapan ini terjadi pada anak berusia 11 tahun ke atas. Pada tahun ini perkembangan moral akan berjalan pada tahap perkembangan kognitif formal operasional yang menunjukan jika manusia pada awal masa remaja awal dan masa setelah remaja sudah memiliki persepsi yang jauh lebih maju dari pada sebelumnya. Tahapan ini juga memandang moral sebagai sebuah perpaduan antara otonomi moral atau sebagai hak pribadi, realism moral atau sebagai kesepakatan sosial , dan resiprositas atau sebagai aturan timbal balik.
ADVERTISEMENT
Hubungan moral, nilai, dan sikap dalam perkembangannya dapat diupayakan dengan beberapa cara. yaitu: yang pertama menciptakan sebuah komunikasi dan yang kedua menciptakan iklim lingkungan yang serasi.
Pada kehidupan juga, manusia tidak luput dari namanya sebuah kemampuan, kemampuan memegang peranan penting terutama pada kreativitas. Kebanyakan kemampuan ini terjadi karena adanya landasan kemampuan intelektual, seperti inteligensi, bakat, dan kecakapan hasil belajar yang juga didukung beberapa faktor afektif dan psikomotorik.
Menurut ahli bernama David Campbell, kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hasil yang bersifat baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh, dan berguna bagi masyarakat. Dalam psikologi pendidikan, kreativitas dianggap penting karena dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis, menemukan solusi inovatif, dan mengekspresikan diri mereka secara langsung. Guru memiliki peran penting membentuk sikap positif siswa dan memfasilitasi perkembangan kreativitas melalui lingkungan belajar yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Dosen Pembimbing: Ibu Moulidah M.Psi.