Konten dari Pengguna

Observasi "Konsep Diri" Teori Elizabeth Bergner Hurlock: Psikologi Pendidikan

Dzikra Mufti
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Desember 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikra Mufti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar konsep diri, sumber gambar: https://pixabay.com/id.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar konsep diri, sumber gambar: https://pixabay.com/id.
ADVERTISEMENT
Setiap manusia pasti mengalami yang namanya pertumbuhan dan perkembangan. Semakin beranjak usia setiap individu maka pertumbuhan dan perkembangan seseorang terus beranjak naik, baik dari segi fisik maupun psikologis .
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, konsep diri merujuk pada keseluruhan persepsi seseorang terhadap dirinya, maksudnya cara seseorang dalam memandang, menilai, dan menanggapi dirinya sendiri.
Menurut seorang ahli psikologi terkenal bernama Elizabeth Bergner Hurlock, konsep diri adalah gambaran seseorang tentang siapa dirinya dan apa yang menjadi identitasnya. Konsep ini mencerminkan persepsi diri yang dipengaruhi secara signifikan oleh peran, hubungan dengan orang lain, serta bagaimana seseorang mencerminkan tanggapan atau pandangan orang lain terhadap dirinya. Aspek konsep diri pada teori Hurlock dibagi menjadi dua, yakni aspek fisik dan aspek psikologis.
Pada kesempatan kali ini, penulis telah melakukan observasi terkait konsep diri positif dan negatif. Observasi ini dilakukan penulis untuk memenuhi tugas akhir semester (UAS) mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan dosen pengampu Ibu Moulidah, M.Psi. Penulis juga sangat berterimakasih kepada salah satu responden, yakni seorang siswi dari sekolah SMK Pariwisata Puspa Wisata PGRI Serpong berinisial NEZ karena telah meluangkan waktunya untuk bersedia diobservasi dan mengizinkan hasil data yang didapatkan penulis dimuat dalam bentuk artikel ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil observasi kepada siswi berinisial NEZ, ditemukan konsep diri positif dan negatif yang dimiliki siswi tersebut, antara lain:
1. Pandangan pribadi menjadi cermin perjalanan hidup unik, yang mana keberhasilan yang diperoleh dapat memperkuat kepercayaan diri. Sementara kegagalan bisa dijadikan guru terbaik. Pandangan siswi tersebut kepada dirinya sendiri tergantung bagaimana dirinya dalam memaknai setiap pengalaman yang dialaminya.
2. Dukungan dari orang-orang terdekat siswi tersebut menjadi sumber semangat siswi tersebut dalam menghadapi tantangan. Orang-orang terdekat siswi tersebut juga seringkali mengingatkan potensi dan kemampuan siswi tersebut yang kadang dilupakan olehnya.
3. Siswi tersebut sering mengambil kritik menjadi pelajaran serta menganggap kritiknya sebagai kesempatan untuk belajar memperbaiki diri serta berfokus pada apa yang bisa diubah dan diperbaiki siswi tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Dalam menyelesaikan masalah tanpa emosi siswi tersebut mengambil tindakan menenangkan diri selama beberapa waktu saat emosi yang sedang memuncak.
5. Dalam menerima diri, siswi tersebut menganggap kekuatan dan kelemahan dirinya sebagai bagian unik yang ada dalam dirinya
6. Menurut siswi tersebut, faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpercayaan diri adalah pengalaman buruk yang pernah dialaminya di masa lalu.
7. Perlakuan negatif dari orang lain dapat memberikan dampak besar untuk siswi tersebut.
8. Yang dirasakan dan dipikirkan siswi tersebut ketika menghadapi kegagalan atau masalah depan adalah adanya rasa kecewa. Dalam pandangannya, kegagalan dapat dijadikan pelajaran berharga tentang apa yang akan diperbaiki.
9. Siswi tersebut pernah mengalami kegagalan di masa lalu. Walaupun begitu, kegagalan yang dirasakan dapat memberikan dampak besar, terutama jika terjadi pada suatu hal yang dianggap penting oleh siswa tersebut.
ADVERTISEMENT
10. Siswi tersebut pernah mengalami masa sulit dalam memenuhi harapan orang lain, terutama orang tuanya. Terkadang siswi tersebut merasa terbebani dengan harapan-harapan orang tuanya memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya. Dan ketika dirinya tidak dapat memenuhi harapan kedua orang tuanya, siswi tersebut terkadang juga mulai meragukan sendiri dan merasa kurang baik.