Konten dari Pengguna

Tapak Pemuda Rantauan Banjar: Novel "Tuan Direktur" Karya Buya Hamka

Dzikra Mufti
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20 Oktober 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikra Mufti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Novel "Tuan Direktur" karya Buya Hamka.
zoom-in-whitePerbesar
Novel "Tuan Direktur" karya Buya Hamka.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, novel merupakan salah satu karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
ADVERTISEMENT
Banyak Sastrawan dari Indonesia yang memiliki karya sastra kemudian diangkat menjadi sebuah novel, salah satunya Sastrawan bernama Buya Hamka.
Buya Hamka merupakan salah satu Sastrawan angkatan tahun 1933-1942 dengan berbagai karya sastra, salah satunya novel karya adalah berjudul “Tuan Direktur”. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gema Insani, dengan cetakan pertamanya pada bulan Sya’ban 1438 Hijriah atau Mei 2017 Masehi.
Novel ini menceritakan kisah perjuangan pemuda rantauan Banjar bernama Jazuli. Pemuda ini menjual emas dan intan di kota Surabaya. Namun, setelah beberapa tahun kemudian pemuda itu berhasil mendirikan perusahan emas intan besar, yang besarnya tak kalah dengan perusahan bangsa Eropa yang memiliki langganan hingga keluar negeri. Nama Jazuli pun masyhur kemana-mana. Sayangnya di balik kesuksesan yang telah diraihnya, Jazuli tumbuh dengan watak gila dengan kehormatan dan kemuliaan. Seseorang yang selalu memiliki pemikiran bahwa "segala macam kehormatan dan anggukan kepala dari orang lain akan dapat dibeli dengan uang". Memang banyak orang yang mengabdikan diri pada Jazuli, namun semuanya hanya perkara uang dan harta melimpah yang dimilikinya. Sedangkan orang-orang yang tulus kepadanya, seperti beberapa temannya malah diusir oleh Jazuli dari kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Puncak dari cerita ini adalah ketika Jazuli harus berhadapan dengan seorang kakek tua bernama pak Yasin. Pak Yasin adalah seseorang yang memiliki kepribadian taat beragama dan dihormati oleh banyak orang karena budi luhurnya yang tinggi. Ia juga memiliki sebidang tanah yang diincar oleh Jazuli karena letaknya strategis jika dibangun hotel.
Seperti pepatah “roda berputar , kadang di atas dan kadang di bawah” ending cerita ini adalah Jazuli tidak dapat memiliki tanah Pak Yasin sekalipun dia memiliki kekuasaan dan ia juga kehilangan sosok teman-temannya yang dulu membantunya ketika dikala susah.
Sosok Buya Hamka memang berhasil menciptakan novel “Tuan Direktur” dengan menggabungkan budaya adat masyarakat Minangkabau dengan agama Islam. Dalam cerita ini juga, Buya Hamka menyelipkan beberapa nasihat-nasihat agama baik dalam narasi ceritanya ataupun dalam bentuk quotes di setiap awal bab dalam novel, sehingga ada beberapa amanat yang dapat dipetik para pembacanya, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Janganlah menjadi orang yang sombong dan tamak dengan harta hingga lupa dengan orang-orang di sekitar.
2. Judi merupakan tindakan yang buruk, buruk untuk diri sendiri terutama pada kehancuran akhlak yang dimilki oleh seorang penjudi.
3. Usaha yang dilakukan seseorang dengan maksimal tidak mengkhianati hasil, akan ada sesuatu hal yang luar biasa, yang akan di dapat dari upaya tersebut.
4. Walau segalanya butuh uang, namun uang tak dapat membeli segalanya, sekalipun kepercayaan dari orang-orang terdekat.
5. Sekalipun kebaikan kecil yang diberikan, jika dilakukan terus-menerus maka akan menumpuk bak sebuah gunung dan bermanfaat bagi semua orang.