Konten dari Pengguna

Akses Modal Tanpa Ribet: Kolaborasi Mahasiswa dan Bank BRI di Desa Kemiri

Dzikra Nadiyyah Rasyidah
Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
3 September 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikra Nadiyyah Rasyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Desa Kemiri. Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Desa Kemiri. Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Kemiri, yang terletak di Kecamatan Kepanjen memiliki beragam potensi menjanjikan. Mulai dari sumber daya alam yang melimpah seperti danau, sawah dan kebun yang berhektar-hektar hingga majunya kegiatan wirausaha masyarakat. Dalam mengembangkan suatu usaha, kemudahan akses dan kencangnya suntikan modal menjadi salah satu kunci keberhasilan. Tentunya keterampilan dan kecerdikan masyarakat dalam mendapatkan modal usaha yang aman dan terjamin menjadi sebuah life skill yang harus dimiliki.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, Tim PKM FEB UB akan mengupas tuntas mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Kemiri dalam mengajukan modal usaha hingga saran yang dapat diberikan untuk mengatasi problematika yang ada. Tim PKM FEB UB mengabdikan diri mendampingi warga untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya persoalan kredit dan akses permodalan bagi para pelaku usaha Desa Kemiri. Seperti apa keseruannya? Yuk, kita simak satu persatu!
Sebelum mulai melakukan pendampingan, Tim PKM melakukan survei ke 20 pelaku usaha baik itu UMKM maupun skala produksi rumahan di Desa Kemiri. Wawancara yang dilakukan meliputi informasi umum dan keuangan usaha, seperti apa pengelolaan keuangan yang berlangsung, jejak rekam pelatihan keuangan masyarakat hingga kebutuhan dan rencana kredit di masa depan. Interaksi yang berjalan sangat menyenangkan karena warga sangat ramah dan kooperatif selama proses wawancara.
Wawancara dengan para pelaku usaha Desa Kemiri. Sumber: Dokumen Pribadi
Dari bincang-bincang Tim PKM dengan warga, didapati hasil sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Terdapat stigma yang buruk mengenai kredit bank di masyarakat.
2. Kuatnya prinsip ‘tidak mau berhutang’ untuk sebagian masyarakat desa.
3. Adanya perbedaan besar tingkat literasi keuangan masyarakat antar satu sama lain.
4. 10 dari 20 narasumber mengaku masih belum terbiasa membuat pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan bisnis
5. Hanya 1 dari 20 narasumber mengaku pernah mengikuti pelatihan keuangan.
6. Preferensi masyarakat yang lebih suka hal ‘mudah, cepat dan praktis’ menghantarkan mereka untuk melakukan pinjaman ke koperasi di sekitar yang bunganya besar dibandingkan mengajukan kredit ke bank.
Setelah mendapatkan situasi dan kondisi terkini, Tim PKM merasa tertantang untuk mengatasi beberapa persoalan yang hadir. Tim PKM kemudian merumuskan sebuah kegiatan sosialisasi mengenai cara, peluang dan manfaat apa saja yang bisa didapatkan ketika mengajukan kredit ke bank daripada pinjaman bank titil bagi masyarakat desa. Kegiatan ini bekerjasama dengan Bank BRI dan tentunya disambut baik oleh masyarakat dan perangkat desa setempat.
ADVERTISEMENT
Dilaksanakanlah kegiatan sosialisasi pada 16 Juli 2024 di balai Desa Kemiri yang diikuti oleh perangkat desa, perwakilan dari Tim PKM FEB UB dan tentunya para pelaku UMKM dan skala produksi rumah tangga di Desa Kemiri yang sudah diundang jauh-jauh hari. Acara dimulai dengan pembukaan dari Kepala Desa Kemiri, Bapa Wijiati, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan pihak PKM Fakultas. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pak David Kaluge SE., Ms., M.Ec.Dev Ph.D dan Bu Tyas Danarti Hascaryani, SE., ME selaku dosen pembimbing kelompok PKM.
Materi dari pihak Bank BRI. Sumber: Dokumen Pribadi
Acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan oleh pemateri yakni Ibu Lucky Novarina Putri Subandi sebagai perwakilan dari pihak bank BRI yang melakukan sosialisasi terkait program, produk dan layanan yang tersedia. Ibu Lucky memaparkan kesempatan dalam mengakses peluang pendanaan yang aman dan terjamin dengan bunga rendah di Bank BRI. Kegiatan berjalan dengan interaktif dimana antusiasme peserta semakin meningkat pada sesi tanya jawab. Terdapat 4 peserta yang bertanya dan dijawab dengan baik oleh pemateri beserta contoh-yang relevan. Mulai dari persyaratan pengajuan kredit, hingga pertanyaan yang lebih spesifik terkait kondisi pribadi yang sedang dihadapi masing-masing peserta. Selain aktif, para peserta kegiatan juga sangat humoris sehingga sosialisasi yang berlangsung sangat menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Forto bersama Kegiatan Sosialisasi Kredit Bank BRI. Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, respon peserta sangat positif terhadap kegiatan sosialisasi ini, terutama peserta yang memang memiliki usaha dan bisnis. Feedback yang diberikan oleh beberapa peserta menyatakan kegiatan sosialisasi mudah dipahami, sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan literasi keuangan dan memperlebar akses informasi permodalan usaha yang mampu mendorong perekonomian masyarakat.
Pendampingan pengajuan kredit bank. SUmber: Dokumen Pribadi
Tahapan selanjutnya adalah prosess pendampingan dari Tim PKM kepada para pelaku usaha yang ingin mengajukan kredit. Setelah mencoba menjangkau kembali para pelaku usaha, hanya 3 dari 20 pelaku usaha baik UMKM maupun produksi skala rumahan yang tertarik dengan penawaran kredit dari Bank BRI. Ini merupakan angka sangat kecil melihat kegiatan sosialisasi kredit yang sudah dilakukan. Setelah ditelusuri dan melakukan wawancara singkat, didapati beberapa alasan mengapa hal tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
1. Adanya ketakutan dari masyarakat tidak bisa membayar angsuran tepat waktu karena penghasilan yang terbilang belum stabil
2. Stigma kredit bank yang masih melekat di masyarakat meskipun kegiatan sosialisasi sudah terlaksana
3. Tidak lengkapnya dokumen yang disyaratkan
4. Adanya pengakuan dari beberapa pelaku usaha dan UMKM yang sudah mengajukan pinjaman ke bank BRI Kepanjen akan tetapi belum diproses pengajuannya padahal sudah menunggu lama.
Dari beberapa alasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat Desa Kemiri didominasi oleh para pelaku usaha yang masih belum ingin mengajukan pinjaman kredit ke bank. Adapun yang sudah mau mengajukan pinjaman, yakni 3 pelaku usaha, terkendala beberapa hal berikut yang meliputi faktor internal pelaku usaha dan faktor eksternal.
ADVERTISEMENT
1. Persyaratan administrasi yang belum terpenuhi
2. Fluktuasi pendapatan menimbulkan kekhawatiran warga dalam membayar angsuran
3. Adanya tujuan penggunaan kredit yang tidak sesuai. KUR merupakan kredit produktif yang tidak bisa diputar untuk dipinjami kepada orang lain.
4. Pengajuan kredit Bank BRI yang diproses dalam waktu lama membuat kebingungan warga
Tim PKM sampai saat ini masih berupaya untuk terus mendampingi para pelaku usaha Desa Kemiri secara online. Dari beberapa kendala yang ada, Tim PKM merumuskan saran yang dapat dilakukan.
Bagi Perangkat desa, dibutuhkan kegiatan sosialisasi dan pelatihan keuangan yang berkelanjutan guna memastikan dampaknya tetap berjangka panjang. Selain itu, perangkat desa diharapkan dapat melahirkan program yang bisa meningkatkan partisipasi serta menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan keuangan seperti program menabung tiap RT, pendirian kelompok usaha bersama dan sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Bagi pihak bank, dengan kondisi masyarakat desa yang umumnya terkendala perihal administrasi tentunya diperlukan kelonggaran proses yang tetap tidak mengurangi keabsahan dokumen. Institusi yang bersifat fleksibel lebih disukai oleh warga desa. Selain masalah birokrasi, peningkatan kapasitas sumber daya juga perlu untuk ditingkatkan guna dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada para nasabah yang sudah mengajukan kredit.
Bagi pemerintah, perlu untuk merumuskan kebijakan yang mampu mendukung pengembangan usaha masyarakat desa. Pemerintah yang berperan sebagai regulator juga diharapkan memfasilitasi infrastruktur teknologi agar masyarakat dapat mengakses informasi dan sumber daya dengan mudah. Pemerintah juga diharapkan dapat memastikan lembaga keuangan setiap daerah melayani masyarakat dengan adil dan bijaksana.
Bagi akademisi, dapat berkontribusi dalam mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan layanan keuangan. Akademisi menjadi pihak yang membantu mengakselerasi perkembangan usaha dengan mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan kurikulum sesuai pemahaman masyarakat desa hingga menyusun saran untuk para stakeholder terkait.
ADVERTISEMENT
Dengan mengetahui cara untuk mendapatkan dana yang baik bagi proses produksi maka aktivitas produksi di Desa Kemiri mampu untuk tumbuh dan berkembang hingga memperluas pangsa pasar dan mendorong roda perekonomian masyarakat disana. Kegiatan PKM ini merupakan sebuah aksi nyata sinergi antara akademisi, pemerintah daerah dan pihak bank untuk mendorong masyarakat terkait dalam hal akses permodalan. Kolaborasi yang kuat ini tentunya diharapkan dapat membawa manfaat yang positif dan berkepanjangan bagi masyarakat Desa Kemiri, khususnya dalam meningkatkan perekonomian sehingga lahirlah masyarakat yang sejahtera.