Konten dari Pengguna

Berani Memulai, Berani Berjuang

Dzikrotun Khasanah
Mahasiswi Universitas Negeri Semarang
2 Maret 2024 11:03 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikrotun Khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Selamat pagi masa depan,
Hirup udara sejuk di pagi ini,
ADVERTISEMENT
Rasanya aku ingin hidup seribu tahun lagi
Dan terbang lebih tinggi
“Prok…prok..prokk”, Suara tepukan tangan dari para penonton sangat riuh setelah mendengarkan puisi indah dari Akins. Sementara Akins menundukkan pandangan dan membungkukkan badannya, menggambarkan rasa terima kasih kepada penonton.
Di bawah panggung, panitia mulai berdiskusi untuk menentukan juaranya. Akins menjadi peserta terakhir pada perlombaan Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) di salah satu pimpinan cabang di kota besar. Perhelatan akbar tersebut merupakan ajang pertama kali bagi Akins menampilkan keahliannya. Sambil berdiskusi, ketiga juri tersebut saling menatap satu sama lain untuk memantapkan keputusannya karena sudah hampir dua jam berdiskusi. Sementara Akins di ruang peserta sedang berbicang dengan teman-temannya, Arial, Zahira, Rauf, dan Aurey. Dari 40 peserta, mereka yang terlihat sangat akrab yang tidak lain karena dari instansi yang sama. Akins, Rauf, dan Aurey berasal dari satu sekolah yang sama, sedangkan Arial dan Zahira satu sekolah.
ADVERTISEMENT
Pengumuman telah tiba, kini salah seorang panitia menghampiri kami di ruang transit peserta. Kami diarahkan untuk menuju ke depan panggung, mendengarkan hasil perlombaan. Satu per satu dari kami merasakan deg-degan yang luar biasa, Akins mencoba menenangkan Rauf. Kendati demikian, tidak dengan Akins yang pasrah dengan keadaan dan kemampuan bahwa Akins tidak sehebat teman-temannya. Suara musik yang serasi menambah rasa gugup para peserta, sementara para juri di atas sedang membuka dan menutup kertas. Sambil menunggu hasil pengumuman, Akins melihat top up pemberitahuan wa dari seseorang yang berada di lain kota.
‘Gimana hasilnya Bro? Gua jamin loh deh juaranya… ihihihiii’
Isi pesan di luar sana membuat Akins tiba-tiba tersenyum sendiri. Gelagat Akins di ketahui oleh Zahira, yang kemudian membuat Akins tersipu malu. Suasana hening pengumuman juara sudah di depan mata, oleh juri disebutkan juara ketiga dan Aureylah yang menjadi juara ketiganya. Suara tepukan tangan sangat riuh, Aurey tersenyum bahagia. Giliran juara keduanya, didapat oleh Syahdan yang merupakan anak sekolah lain. sekarang giliran juara pertamanya, Akins menepuk pundak Rauf untuk meyakinkan bahwa Rauflah yang keluar sebagai juara pertamanya. Sementara Arial dengan PDnya meyakinkan pada teman-teman bahwa dialah yang menjadi juaranya.
ADVERTISEMENT
“Juara pertama diraih oleh (suara musik tegang)…Akins!!!”, Suara juri dengan lantang menyebutkan sang juara.
Akins melongo dan tidak percaya bahwa dialah yang keluar sebagai juaranya. Sampai-sampai air matanya mengalir tak tertahankan. Bahkan teman-temannya tidak mengira bahwa Akins akan memenangkan perlombaan ini. Kini para juara dimohon untuk naik ke atas panggung untuk menerima hadiahnya. Akins dengan gemeteran menerima piala dan sertifikat kejuaraan beserta uang tunai, begitu juga dengan kandidat juara yang lain.
“Wahh, gila sih kau Kins, diam-diam menghanyutkan ya kau…”, Tamparan suara setelah Akins turun dari panggung, yang tidak lain adalah Raif.
“Belum apa-apa Bro If,, ehehe”, Akins merespon dengan rendah hati.
Rangkaian acara PORSENI masih berlanjut sampai nanti malam, kini Akins, Aurey dan Rauf beranjak ke wismanya Zahira dan Arial. Mereka berlima sudah mengadakan janji untuk makan malam bersama, mengingat malam ini adalah malam terakhir PORSENI dan besok sudah upacara penutupan.
ADVERTISEMENT
‘Halo, raja ice-ku… Sudah kutebak ini adalah kesempatanmu, gimana mau lari lagi? A,, yang gentle dong mas bro. Jangan hiraukan yang lain ya, kamu itu harta karun yang dicari banyak orang’ – Notice pesan
Sambil membaca, senyuman itu kembali merekah saat ia sudah menemukan kepercayaan dirinya. Kepercayaan yang sejak dulu hanya tersimpan rapih, kini pemilik senyuman itu mulai percaya dengan kemampuannya. Akins sudah dapat membuktikan kepada mereka bahwa dia mampu melakukannya dengan baik. Suara yang sebelumnya membuat mental Akins jatuh, yang sebenarnya tidak perlu didengar olehnya tapi justru menjadi pecut semangat yang membakar dirinya sendiri sampai di titik ini. Tidak terasa, mereka berbincang sudah sampai tengah malam, saatnya mereka kembali ke tempatnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Pagi hari, di tengah lapangan semua peserta PORSENI berbaris menyesuaikan dengan kontingennya masing-masing. RaUf dan Akins berada di barisan paling depan, sampingnya adalah barisan putri dan salah satunya ada Aurey. Barisan Arial berjarak tiga baris dari barisan Rauf Akins ke kiri. Sementara Zahira tepat dibelakang barisan pertama setelah barisan Arial. Suasana sangat khidmat, lantunan Yalal Wathon menyeru-deru nan kompak dinyanyikan oleh semua peserta upacara dengan gaya khasnya tangan mengepal di atas. Kemudian dilanjut dengan sambutan-sambutan oleh para petinggi dan jajarannya, termasuk penyelenggaranya. Upacara yang kurang lebih berlangsung selama 30 menit sudah selesai dan saatnya sesi pengumuman juara di setiap cabang perlombaan. Sautan meriah menyambut sang juara di setiap cabang perlombaan. Akins menjadi salah satunya yang mendapat sautan dan tepukan meriah oleh para peserta upacara. Pengalaman pertama kalinya mendapatkan piala dan sertifikat membuatnya semakin terpacu untuk mengembangkan potensinya.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah ya,, piala pertamamu ini, jangan berhenti di sini ya… Masih panjang kariermu”. Sapa Pak Rahmat selaku kepala sekolah di insantsinya. Akins mengangguk paham dan memberikan ucapan terima kasih kepada Pak Rahmat. Sepanjang perjalanan pulang, pikiran Akins penuh dengan cara bagaimana agar dapat mengembangkan potensinya. Gemuruh semangat di dalam diri Akins memacu dengan cepat, kemudian ia mengeluarkan catatan kecilnya untuk menuliskan rencana-rencana ke depannya. Akan tetapi, Rauf refleks melihat catatan Akins yang penuh dengan coret-coretan itu. Sambil menegur, Akins kaget bukan main tetapi pada akhirnya mereka saling memahami dan saling mensuport satu sama lain.
Perjalanan telah tiba di tempat sekolahnya Rauf dan Akins, mereka langsung berpisah menuju ke rumahnya masing-masing. Pengalaman yang sangat luar biasa bagi mereka berdua karena mulai dari perlombaan itulah, mereka menemukan passionnya masing-masing. Oleh karenanya, mereka sangat mencintai dengan organisasinya tersebut karena tanpa organisasi itu mereka bukanlah apa-apa. Begitu bersyukurnya mereka mengenal organisasinya, tempat untuk berkembang. Sampai beberapa tahun kemudian, mereka sudah mulai sukses di bidangnya masing-masing. Tentunya mereka masih berada di dalam organisasi yang sama, yaitu organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Hal hebat demikian tidak hanya dialami oleh Akins dan Rauf, tetapi Zahira, Aurey, dan Arial pun sudah menempati passionnya masing-masing. Disatukan, dilatih, dan diberikan wadah di tempat yang sesuai dengan ajaran agamanya.
ADVERTISEMENT
Akins menjadi salah satu ketua departemen di pimpinan wilayah sesuai dengan bidangnya yaitu di dunia kepenulisan. Sementara Rauf dan Aurey berada dalam satu departemen yang sama yaitu mengenai dakwah. Zahira dan Arial menjadi partner di dalam satu departemen yang menauingi pengkaderan. Hal yang luar biasa bagi mereka, dari pertemuan yang sebelumnya tidak pernah menduga bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung sampai di tingkat sekarang. Kini mereka saling fokus di bidangnya masing-masing dan sesekali saling berdiskusi demi kemajuan organisasi. Candaan receh nan berkelas sering dilontarkan oleh Rauf yang kemudian diikuti oleh Arial dengan kecerdikannya. Akins menyambutnya dengan kata-kata bijaknya, Zahira dengan cerita panjang yang berbobot serta Aurey dengan kekuatan dalilnya.
Sekian cerita Akins dan kawan seperjuangannya, banyak hal yang dapat dipetik. Berawal dari berani untuk melangkah, meskipun belum mempunyai kekuatan untuk bertarung tetapi cobalah untuk mencobanya. Bekal keyakinan dan percaya akan kekuatannya, menghasilkan dampak yang besar bagi kehidupannya masing-masing. Pertemuan singkat kala itu, ternyata adalah awal mereka dalam menitih masa depan masing-masing. Bahwa relasi pertemanan yang baik sangat membangun spirit tersendiri untuk menjajaki dunia yang lebih jauh lagi.
ADVERTISEMENT