Konten dari Pengguna

Peranan APRIS dalam Mengembalikan Kesatuan Bangsa Indonesia

Dzikrotun Khasanah
Mahasiswi Universitas Negeri Semarang
1 April 2022 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzikrotun Khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penangkapan anggota APRA oleh TNI (sumber: https://anri.sikn.go.id/index.php/penangkapan-anggota-apra-oleh-tni-yang-dikumpulkan-di-sebuah-ruangan)
zoom-in-whitePerbesar
Penangkapan anggota APRA oleh TNI (sumber: https://anri.sikn.go.id/index.php/penangkapan-anggota-apra-oleh-tni-yang-dikumpulkan-di-sebuah-ruangan)
ADVERTISEMENT
Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 dalam Konferensi Meja Bundar dengan membentuk APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Angkatan perang tersebut berfungsi sebagai angkatan perang nasional Republik Indonesia Serikat, sehingga fokus utama pemerintah RIS adalah membangun angkatan perang dan memonitor gangguan keamanan.
ADVERTISEMENT
Selama menjadi angkatan perang nasional RIS, APRIS berperan untuk menyempurnakan dalam segala aspek termasuk dalam angkatan perang yaitu membentuk struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut dijadwalkan selesai dalam pada awal 1950 sesuai dengan pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Mereka membentuk setiap koordinator daerah sebagai bagian dari pemerintahan militer. Keamanan daerah ditugaskan kepada gubernur militer sekaligus merangkap sebagai koordinator keamanan daerah kekuasaannya.
Keanggotaan APRIS terdiri dari dua organisasi militer yaitu Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebagai angkatan perang nasional, APRIS bertanggung jawab untuk menjaga kestabilan serta keutuhan dalam menjaga keamanan RIS. Karena setelah menjadi negara federal, RIS dihadapkan pada pemberontakan yang terjadi diberbagai wilayah sebagai bentuk penolakan bergabung dengan Republik Indonesia. Penolakan tersebut berasal dari rasa kekecewaan bekas anggota KNIL mengenai hasil keputusan KMB. Oleh karena itu, mereka yang tergabung bersama-sama melakukan aksi pemberontakan untuk menggagalkan bersatu dengan RIS. Aksi pemberontakan tersebut di Makassar, Maluku, dan Bandung. Kesatuan aksi tersebut bersama-sama mempertahankan daerahnya yang disinyalir ingin mempertahankan negara bagian Belanda. Meskipun tidak semuanya mantan tentara KNIL bertindak demikian. Karena beberapa dari mereka yang pro terhadap keputusan KMB bersatu dengan APRIS untuk melakukan penumpasan di daerah-daerah tersebut. Adapun di bawah ini adalah peranan APRIS dalam menjaga kestabilan dan keutuhan RIS dalam menghadapi pemberontakan.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang dipimpin oleh Piere Westerling menjadi pemberontakan pertama saat itu. Piere Westerling dengan pasukannya menyerbu pusat kekuatan militer APRIS, yaitu markas Batalion Siliwangi. Sementara itu, Batalion Siliwangi sendiri berkedudukan sebagai angkatan darat dari APRIS yang ditugaskan khusus di Jawa Barat. Adapun latar belakang dari gerakan APRA ini adalah untuk menghapus unsur APRIS dari negara Pasundan karena mereka bersikukuh untuk tetap menjadikan negara Pasundan sebagai bagian dari negara federal.
Untuk menangkis pemberontakan tersebut, APRIS membentuk suatu gerakan yang dinamakan Gerakan Operasi Militer. Gerakan tersebut didukung juga oleh kesatuan polisi setempat. Di samping itu, T.B. Simatupang sebagai Kepala Staf Angkatan Perang memerintahkan pasukan Siliwangi untuk mempersiapkan melakukan serangan balik terhadap APRA. Selain melalui gerakan operasi, APRIS juga melakukan usaha diplomasi dengan pemerintah pusat di Jakarta dengan Komisaris Tinggi kerajaan Belanda. Usaha-usaha tersebut membuahkan hasil karena APRIS juga mendapat dukungan dari rakyat dalam menumpas pemberontakan APRA.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan Andi Aziz dilakukan di Makassar pada tanggal 5 Mei 1950 yang bertujuan untuk tetap mempertahankan Negara Indonesia Timur sebagai bagian dari federal Belanda. Disinyalir, pemberontakan tersebut terjadi karena Andi Aziz sebagai pemimpin dari pemberontakan ini mendapat propaganda dari Soumokil berkaitan dengan nasib dari bekas tentara KNIL ketika APRIS yang didominasi TNI memasuki Makassar. Intinya, mereka mereka merasakan tekanan psikologi dengan keberadaan APRIS.
Untuk mencegah pemberontakan tersebut, pemerintah meminta Andi Aziz segera untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan mengundang Andi Aziz untuk datang ke Jakarta dalam waktu 4×24 jam. Melalui letkol A.Y. Mokoginta yang menyampaikan langsung kepada Andi Aziz bahwa ia bersedia untuk datang ke Jakarta. Di sana Andi Aziz diadili dan ditahan di pengadilan militer Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di Makassar pasukan Andi Aziz masih melakukan pemberontakan yang kemudian pemerintah mengirim pasukan ekspedisi di bawah pimpinan letkol Kawilarang. Di saat yang bersamaan, pasukan tersebut berhasil mendarat bersamaan dengan Batalion Worang yang telah dikirim sebelumnya. Selanjutnya, A.E. Kawilarang bersama petinggi militer menyusun rencana dengan menempatkan pasukan di seluruh kota Makassar. Dan berhasil menduduki kota Makassar pada 20 April 1950 dan mereka disambut kedatangannya oleh rakyat. Selain itu, mereka juga mendapat dukungan dari ALRIS dengan mengirimkan dua buah korvet.
Namun, masalah lain datang ketika kesatuan KNIL menurunkan bendera merah putih dan mencoret rumah rakyat. Akibat dari permasalahan ini, pertempuran pun terjadi antara APRIS dan KNIL serta puncaknya terjadi ketika markas APRIS diserang oleh KNIL. APRIS segera bertindak dengan mempersempit ruang gerak KNIL dan dalam waktu 3×24 jam berhasil mengalahkan pasukan KNIL. Oleh karena itu, pada tanggal 8 Agustus 1950 di lapangan terbang Mandai kolonel A.E. Kawilarang mekakukan persetujuan dengan perwakilan komisaris tinggi Belanda. Yang menghasilkan seluruh pasukan KNIL (KL) ditarik dari Makassar dan seluruh perlengkapan perang yang ada diserahkan kepada APRIS.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) terjadi di Maluku yang dipimpin oleh Soumokil. Dilatarbelakangi karena ingin melepaskan diri dari pemerintahan RIS. Untuk membendung pemberontakan yang memakan banyak korban, pemerintah RIS mengambil jalan diplomasi dengan memanggil delegasi dari RMS dan pemerintah RIS untuk melakukan perundingan. Akan tetapi, pihak RMS menolaknya sehingga pemerintah RIS bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah komando A.E. Kawilarang. Pasukan tersebut ditugaskan untuk melakukan blokade terhadap kepulauan Maluku namun RMS tetap pada pendiriannya.
Langkah selanjutnya untuk menumpas pemberontakan tersebut dilakukan Gerakan Operasi Militer yang dilakukan dengan dalam 2 tahap. Pertama, penumpasan dengan menguasai pulau-pulau di sekitar Ambon yang disebut sebagai operasi malam dan operasi fajar. Penumpasan tersebut berhasil karena sudah menduduki pulau di sekitar Ambon. Di balik penumpasan, ada hal menarik yaitu adanya pasukan gabungan yang melibatkan hampir semua angkatan perang. Dan berhasil menduduki pulau Buru dan Ceram. Penumpasan kedua pun dilakukan yang dinamakan dengan Serangan Umum Senopati.
ADVERTISEMENT
Menumpas pusat kekuatan RMS di Ambon menjadi tujuan dari serangan umum tersebut. Penumpasan dilakukan dalam dua tahap, yang pertama pada tanggal 28 September 1950-2 November 1950 dan berhasil menduduki markas penting RMS sebagai tempat pertahanan pasukan RMS. Mayor Ahmad Wiranatahkusumah bertindak sebagai pemimpin serangan tersebut dan kota Ambon berhasil direbut setelah melakukan penyerangan di benteng New Victoria . Sedangkan pada tahap kedua pada tanggal 3 November 1950 sampai seluruh kota Ambon berhasil dikuasai. Setelah kota Ambon berhasil dikuasai semuanya, maka Dr. Soumokil berhsail ditangkap pada tanggal 19 Desember 1963 setelah bersembunyi di pulau Ceram selama beberapa tahun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masa Republik Indonesia Serikat banyak terjadi pemberontakan di berbagai daerah. Di sini angkatan perang sangat penting dalam mempertahankan keutuhan dan kedamaian negara. Sepanjang tahun 1949-1950 angkatan perang berhasil menjadi angkatan yang berjaya sepanjang sejarah. Karena mereka banyak melakukan strategi untuk melawan pemberontak yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam hal ini gerakan operasi militer dikerahkan di berbagai daerah untuk menumpas pemberontakan agar kesatuan Republik Indonesia kembali dalam wujud kesatuan.
ADVERTISEMENT
sumber: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/29/article/view/1704/1204