Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Pemilu Usai, Ramadan Dimulai
12 Maret 2024 7:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dzikry Ardhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hiruk pikuk pemilu telah berlalu, perdebatan demi perdebatan mewarnai, perselisihan menghiasi setiap beranda. Kini saatnya untuk meredup, meninggalkan kisah pilu pemilu, melangkah menuju cahaya baru. Muak dengan segala realitanya, bosan atas setiap kejadiannya, Ramadan pun tiba membawa curahan rahmat.
ADVERTISEMENT
Sungguh menyedihkan fenomena pilpres ini, kekalutan melanda dari ujung ke ujung, benih kebencian tumbuh dengan liarnya, menyelimuti nurani dengan kabut kelamnya. Kampanye negatif mendesak di setiap langkah, fitnah berembus bagaikan Tornado Rancaekek. Ujaran kebencian menebarkan duri, meracuni hati dengan emosi membara.
Intimidasi mengepung tiap sudut kota apalagi desa, ancaman mengusik setiap jengkal nusa dan bangsa. Provokasi mengalir dengan deras bak banjir bandang, mengoyak rasa aman dengan ombaknya. Moralitas hilang tanpa jejak yang tersisa, aroma persaudaraan memudar hilang entah ke mana. Yang tersisa hanyalah keingkaran dan permusuhan.
Pilpres yang semula ingin junjung kedaulatan, kini hanya jalan menuju derita panjang kehancuran. Beredar berbagai macam indikasi kecurangan, kubu lain pun menganggap telah terjadi ketidakadilan, kezaliman, dan kejahatan yang diatur secara sistematis. Di lain sisi, itu dianggap sebagai hal yang wajar, “yang menang merayakan, yang kalah menjelaskan”. Demi menggapai singgasana kekuasaan, kita tidak mengenal lagi arti dari kedamaian.
ADVERTISEMENT
Rembulan Ramadan telah memanggil kita, mengajak jiwa untuk kembali suci, tangan disambut dengan penuh cinta, hati diliputi kedamaian sejati. Lupakan segala perbedaan pilihan politik, mari bersatu dalam kemuliaan ibadah, puasa akan menyucikan jiwa dan raga. Menghapus kekalutan masa silam, mengikis dosa yang telah dilakukan. Saatnya membuka lembaran suci baru dalam kehidupan.
Pemilu telah usai dengan segala riuhnya, Ramadan pun tiba membawa cahaya keindahan. Menyatukan kita dalam ikatan persaudaraan, menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan, menikmatinya dalam lantunan suci Al-Qur’an yang menggema di setiap sudut alam semesta. Berharap mendapat segala keberkahan dan ampunan dalam kesempatan setahun sekali ini.
Suasana subuh yang diawali dengan terbitnya mentari, meninggalkan kelam malam dengan sinarnya. Doa dibisikkan sesaat sebelum berbuka, mengudara menembus langit-langit angkasa. Masjid kumandangkan azan yang merdu, memanggil yang beriman untuk kembali, pada jalan yang lurus penuh petunjuk Ilahi, membawa kedamaian dalam setiap kalbu.
ADVERTISEMENT
Kemuliaan bulan diturunkannya Al Quran telah datang kembali, rembulan mengiringi kedatangannya, mengalunkan alunan kekhusyukan yang mendamai, menyemaikan benih ketakwaan dalam hati. Jiwa yang hina ini siap menyambutmu wahai Ramadan, bulan penuh ampunan dan keberkahan, yang mampu membersihkan jiwa dari segala dosa, mengajarkan rasa syukur dan kesabaran.
Wahai rakyat bangsa Indonesia, wahai umat Islam seluruh Nusantara, bangkitlah dari puing kehancuran ini, hentikan segala kebobrokan yang terjadi. Segeralah jauhkan pusaran kebencian, pergi dari lingkaran setan dan datang menuju jalan Tuhan. Wahai Ramadan bulan yang dirindukan, hamba ini butuh pelukan ketenanganmu, tolong hapuskan segala angkara murka dan kefanatikan. Bangsa ini membutuhkan hikmah dan pembelajaran dari kedatanganmu.