Konten dari Pengguna

Antara Scroll TikTok dan Deadline: Gadget dalam Kehidupan Mahasiswa

Amanda Fiesa
Mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang (UNPAM)
16 November 2024 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Fiesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: https://pixabay.com/id
zoom-in-whitePerbesar
Source: https://pixabay.com/id
ADVERTISEMENT
Bayangkan ini: tugas makalah menumpuk, tapi jempol Anda tak bisa berhenti menggulir TikTok. "Cuma lima menit," Anda pikir, tapi tiba-tiba sudah satu jam berlalu. Pernah mengalaminya? Di era digital, mahasiswa sering dihadapkan pada dilema antara produktivitas dan hiburan. Gadget, yang seharusnya menjadi alat bantu, sering kali berubah menjadi pengalih perhatian.
ADVERTISEMENT
Di masa kini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Berdasarkan sebuah survei, rata-rata mahasiswa menghabiskan sekitar 7 jam sehari menggunakan gadget, baik untuk keperluan akademik maupun hiburan. Dari akses materi kuliah hingga jurnal online, aplikasi pembelajaran seperti Zoom dan Google Classroom memungkinkan mahasiswa untuk belajar di mana saja. Namun, sisi lain dari kenyamanan ini adalah distraksi yang hadir dari platform seperti TikTok, Instagram, atau YouTube. Tidak jarang, niat awal "sekadar melihat satu video" berujung pada waktu yang terbuang tanpa disadari.
Ketergantungan pada gadget menciptakan tantangan baru, yakni bagaimana menyeimbangkan produktivitas dan relaksasi. Gadget, yang awalnya dirancang untuk mendukung efisiensi, sering kali justru menjadi penyebab utama prokrastinasi. Algoritma media sosial dirancang untuk menjaga perhatian pengguna, membuat banyak mahasiswa sulit melepaskan diri dari guliran konten yang tampak tak ada habisnya.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah salah jika mahasiswa menggunakan gadget sebagai pelarian? Di tengah tekanan akademik dan tuntutan kehidupan pribadi, menghabiskan waktu untuk hiburan digital kadang diperlukan untuk menjaga kesehatan mental. Masalahnya adalah ketika pelarian ini menjadi kebiasaan buruk yang merampas waktu produktif.
Lalu, bagaimana solusinya? Berikut beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa mengelola penggunaan gadget secara bijak:
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, gadget adalah pisau bermata dua dalam kehidupan mahasiswa. Dengan pengelolaan yang bijak, ia bisa menjadi alat produktivitas yang luar biasa. Sebaliknya, jika disalahgunakan, gadget bisa menjadi penghambat dalam menyelesaikan tanggung jawab.
Pilihan ada di tangan Anda: menjadikan gadget sebagai mitra sukses atau justru penghalang pencapaian. Bagaimana dengan Anda? Apakah gadget lebih sering menjadi teman belajar, atau musuh dalam selimut?