Konten dari Pengguna

Bisikan Tragis di Lebak Bulus: Menggali Aspek Psikologis dan Pancasila

Amanda Fiesa
Mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Pamulang (UNPAM)
2 Desember 2024 15:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Fiesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : https://pixabay.com/id
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://pixabay.com/id
ADVERTISEMENT
Latar Belakang
Pada 30 November 2024, terjadi peristiwa tragis di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, di mana seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya. Peristiwa ini terjadi pada dini hari, saat korban sedang tidur. Pelaku mengaku mendengar bisikan yang membuatnya tertekan dan meresahkan sebelum melakukan tindakan tersebut. Polisi kini sedang mendalami motif yang mendasari perbuatan pelaku, termasuk kemungkinan gangguan psikologis yang bisa saja mempengaruhi perilakunya. Kasus ini menjadi sorotan publik setelah diberitakan oleh televisi channel tvOne, yang menyiarkan wawancara dengan psikolog terkait faktor-faktor yang melatarbelakangi perbuatan pelaku.
ADVERTISEMENT

Faktor Penyebab Menurut Psikolog

Ilustrasi Psikolog Anak (Sumber : https://pixabay.com/id)
Kasus ini mendapat perhatian dari psikolog anak dan remaja, Novita Tandry, yang mengungkapkan bahwa faktor penyebab tindak kekerasan yang dilakukan oleh MAS adalah kombinasi dari faktor psikologis, sosiologis, dan lingkungan. Novita menyatakan bahwa dalam kasus ini, faktor-faktor seperti kekerasan dalam keluarga, gangguan psikologis seperti kecemasan atau kepanikan, hingga pengaruh lingkungan sosial dan media bisa menjadi penyebab. "Selain itu, kecanduan obat-obatan, pengaruh narkoba atau alkohol, dan keputusasaan juga bisa berkontribusi," ujar Novita dalam wawancara dengan tvOne pada 30 November 2024.
Novita menekankan bahwa permasalahan dalam hubungan keluarga yang tidak mendapat perhatian profesional, serta pengaruh buruk dari media dan pertemanan, bisa memperburuk kondisi mental remaja. Ia juga menyarankan orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak mereka, terutama dalam membangun komunikasi dan memperbaiki hubungan agar anak-anak tidak memendam masalah yang bisa berakibat fatal. "Jika tidak ada komunikasi yang baik, anak-anak akan mencari cara untuk menghadapi tekanan tersebut, yang dalam beberapa kasus bisa berakhir dengan kekerasan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Analisis Kasus
Kasus ini memunculkan banyak pertanyaan terkait kondisi psikologis dan sosial remaja di Indonesia. Pengakuan pelaku tentang mendengar bisikan menunjukkan adanya kemungkinan gangguan mental atau pengaruh faktor luar yang menekan psikologisnya, seperti stres akibat tekanan akademik atau masalah keluarga yang tidak teratasi. Di usia remaja, tekanan dari lingkungan sekitar, termasuk orang tua, bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Namun, hingga kini motifnya masih dalam penyelidikan, termasuk dugaan stres akibat tuntutan untuk belajar atau masalah lainnya yang mungkin muncul dalam kehidupan keluarga. Kasus ini juga menggugah kita untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental anak-anak dan remaja, yang sering kali terabaikan.

Nilai-Nilai Pancasila yang Tercermin

Sumber : https://pixabay.com/id
Dalam kasus ini, nilai-nilai Pancasila seharusnya menjadi pedoman yang mengarah pada penyelesaian secara manusiawi dan mendalam.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dampak Positif
Kasus ini menyadarkan masyarakat dan pemerintah akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental anak dan remaja, serta perlunya sistem pendampingan psikologis yang lebih baik untuk mengidentifikasi gejala stres atau gangguan mental sejak dini. Hal ini membuka ruang untuk lebih banyak program kesehatan mental yang dapat diakses oleh keluarga dan remaja, agar tindakan kekerasan seperti ini bisa dicegah.
Dampak Negatif
Kejadian ini memberikan dampak negatif yang mendalam bagi keluarga korban, yang kehilangan orang terkasih. Keluarga pelaku juga akan menghadapi stigma dan trauma akibat peristiwa tersebut. Selain itu, meskipun pelaku masih di bawah umur, ia akan menghadapi konsekuensi hukum yang dapat mempengaruhi masa depannya. Kasus ini juga bisa meningkatkan ketakutan di masyarakat terkait keselamatan dalam lingkungan keluarga, yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman.
ADVERTISEMENT
Solusi
Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, solusi yang dapat diambil adalah :
Kesimpulan
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh MAS, seorang remaja 14 tahun, terhadap ayah dan neneknya di Lebak Bulus menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental remaja. Kejadian ini menegaskan perlunya penanganan yang lebih baik dalam hal edukasi dan dukungan keluarga agar kejadian serupa tidak terulang. Pancasila mengajarkan kita untuk menghargai kemanusiaan, berkeadilan, serta menjaga kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, yang seharusnya menjadi dasar dalam penanganan kasus-kasus kekerasan dalam keluarga. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan mental generasi muda, agar mereka bisa tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik dan mental.
ADVERTISEMENT
Artikel ini dibuat oleh Amanda Fiesa, seorang mahasiswi Universitas Pamulang (UNPAM), untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diberikan oleh dosen pengampu, Bapak Mawardi Narullah, S.Pd.,M.Pd.