Semangat Belajar Budidaya Lebah Madu Kelulut

Dwi Rama Nugraha
Bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Konten dari Pengguna
25 September 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Rama Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Ada yang tahu lebah madu kelulut?" tanya saya kepada mereka.
ADVERTISEMENT
"Apa itu pak?" mereka balik bertanya.
"Itu lebah kecil hitam yang tidak menyengat, suka bersarang di pohon atau kayu" jawab saya singkat.
"Yang sarangnya ada lubang kehitam-hitaman ya pak?" tanya mereka lagi.
"Ya.. benar sekali" jawab saya sambil tersenyum.
"Banyak itu pak di hutan" jawab beberapa orang dari mereka.
"Memangnya ada madunya pak?" tanya mereka kembali.
Itu adalah penggalan obrolan ringan saya dengan anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Agroforestri Kahanjak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum sebelum Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut dilaksanakan pada tanggal 20 - 23 Maret 2021. Dua KUPS ini bagian dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Ijei Atei, Desa Pulau Kaladan, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Menurut pengalaman, pelatihan yang menekankan keterampilan dan menghasilkan suatu produk sangat diminati oleh masyarakat. Tidak terkecuali pada Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda di Desa Pulau Kaladan. Pelatihan ini adalah salah satu bentuk dukungan Program Pemulihan Ekonomi Nasinal (PEN) di Kalimantan Tengah.
Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut diikuti oleh 15 orang anggota KUPS Agroforestri Kahanjak Atei dan 15 orang KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum. Bagi mereka, budidaya lebah madu kelulut adalah hal baru. Padahal, lebah madu kelulut sering mereka temukan di hutan. Selama ini mereka tidak tahu bahwa lebah kecil tanpa sengat ini dapat menghasilkan madu yang bernilai ekonomi tinggi.
Gambar 1. Praktik pembuatan toping untuk log koloni lebah madu kelulut (sumber : dokumentasi pribadi, 2021)
"Dulu pas kecil kami sering diberitahu kalau ada lubang di kayu dan ada lebah ini jangan "dicolok - colok", tidak baik kata orang tua kami. Ternyata mereka dapat menghasilkan madu" ujar Deka, salah satu peserta pelatihan.
ADVERTISEMENT
Haris Yulianto dan Elisabeth Feby Mellianasari yang berasal dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Lima Bersaudara, Palangkaraya, menjadi narasumber/pengajar pada pelatihan ini. KTH Lima Bersaudara merupakan salah satu Lembaga Pelatihan dan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya (LP2UKS) Wanawiyata Widyakarya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hadirnya narasumber/pengajar yang merupakan praktisi lebah madu kelulut membuat peserta semakin bersemangat bertanya dan berdiskusi semua hal berkenaan lebah madu kelulut mulai dari jenis - jenis lebah madu kelulut, peralatan budidaya, pengelolaan lebah madu kelulut, serta pemanenan dan pemasaran lebah madu kelulut. Semangat itu makin terlihat ketika mereka mempraktikkan bagaimana membuat toping dan kotak pengganti log, menentukan lokasi budidaya, dan memanen madu lebah kelulut, dan mengemas madu tersebut. Ekspresi terkejut bercampur kagum terlihat jelas di wajah mereka ketika mereka mencoba memanen madu kelulut. Bagaimana tidak, dari satu koloni saja mereka berhasil mendapatkan lebih dari 500 ml madu kelulut.
Gambar 2. Hasil praktik pemanenan madu lebah kelulut (sumber : dokumentasi pribadi, 2021)
"Mantap ini Pak Rama, mantap pelatihannya, sering-sering buat pelatihan seperti ini" ujar Fransiska yang juga peserta pelatihan.
ADVERTISEMENT
Melalui Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut ini juga Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda memberikan 2 log koloni lebah madu kelulut kepada peserta untuk dibudidayakan di Desa Pulau Kaladan. Hal ini bertujuan untuk mendorong mereka menerapkan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan dari pelatihan. Ke depannya diharapkan di Desa Pulau Kaladan dapat menghasilkan madu lebah kelulut sebagai salah satu komoditi desa.