Konten dari Pengguna

Tabalar Mengolah Bahan Bakaran

Dwi Rama Nugraha
Bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2 November 2021 8:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Rama Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Tabalar yang sebagian besar bekerja sebagai petani tentunya sangat familiar dengan pembukaan lahan. Saat melakukan pembukaan lahan, material seperti kayu, ranting, daun, semak belukar, dan sebagainya biasanya mereka bakar begitu saja. Ketika membakar bahan tersebut dalam skala besar, tentu saja akan menimbulkan kabut asap dan sangat tidak ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Padahal, bahan bakaran itu dapat diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat, yaitu menjadi cuka kayu dan pupuk kompos. Hal ini yang mendorong masyarakat Tabalar mengikuti Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan Pengelolaan Bahan Bakaran yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau pada tanggal 25-28 Oktober 2021.
Konsisten dan antusias, mungkin dua kata ini adalah pilihan paling tepat untuk menggambarkan bagaimana partisipasi masyarakat Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau saat belajar membuat cuka kayu dan pupuk kompos. Semenjak hari pertama hingga terakhir, mereka mengikuti rangkaian kegiatan dengan begitu bersemangat. Sesi teori dan praktik mereka ikuti dengan sebaik-baiknya. Tak jarang keriuhan dan canda tawa muncul menyelingi kegiatan yang membuat kegiatan berjalan hangat dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan praktik membuat cuka kayu, mereka melakukannya sesuai dengan tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh Narasumber. Mulai dari persiapan bahan baku di mana mereka memotong kayu menjadi seragam dengan panjang sekitar 20-30 cm dan tebal 5-10 cm. Kemudian, mereka melubangi bambu yang akan digunakan sebagai kondensor. Setelah alat dan bahan tersebut siap, mereka mulai menyusun potongan kayu secara berlapis, kayu kering dibagian paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan kayu basah, kayu kering lagi, dan kayu basah. Hal ini bertujuan agar pembakaran di drum pirolisator menjadi lebih mudah dibandingkan hanya menggunakan kayu basah.
Kegiatan dilanjutkan dengan memulai pembakaran. Hasilnya sungguh luar biasa, kurang lebih 30 liter cuka kayu grade 3 berhasil mereka dapatkan dalam sekali pembakaran. Tidak hanya sampai di sini, masyarakat Tabalar melakukan proses re-destilasi sehingga membuat cuka kayu grade 3 dapat menjadi cuka kayu grade 2. Cuka kayu yang mereka hasilkan ini nantinya dapat mereka gunakan di lahan pertanian mereka sebagai insektisida alami.
Pembuatan cuka kayu dengan menggunakan drum pirolisator oleh masyarakat Kecamatan Tabalar, (26/10). Foto : Dok: Dwi Rama Nugraha.
Selain membuat cuka kayu, masyarakat Tabalar juga mempraktikkan pembuatan pupuk kompos. Bahan bakaran seperti rumput, daun, ranting, batang pisang, mereka hancurkan dengan menggunakan chopper sehingga menjadi cacahan bahan hijau. Cacahan tersebut dicampurkan dengan arang sekam, kotoran kambing, dan dedak dengan perbandingan 40:40:10:10. Kemudian disiram dengan cairan starter pupuk yang merupakan larutan dari EM4 dan gula merah hingga kadar air sekitar 30-40%. Campuran tersebut kemudian ditutup rapat dengan terpal dan didiamkan selama 3-5 minggu agar menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan dan komoditi pertaniannya, sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat diminimalisasi.
Pembuatan kompos oleh masyarakat Kecamatan Tabalar, (27/10). Foto : Dok: Dwi Rama Nugraha.
Menurut Widjil Rahadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Berau, kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan Pengelolaan Bahan Bakaran merupakan salah satu program BPBD Kabupaten Berau untuk memberikan penyadartahuan dan peningkatan kompetensi bagi masyarakat bahwa dari membuka lahan tanpa dibakar dapat memberikan berbagai manfaat. Pernyataan tersebut dikuatkan lagi oleh Marjuni yang merupakan Ketua RT Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Tabalar. Belajar membuat cuka kayu dan pupuk kompos dari bahan bakaran berarti mendorong mereka untuk tidak lagi membakar lahan, karena bahan bakaran tersebut masih dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna, yaitu sebagai insektisida dan juga pupuk. Lebih lanjut, diharapkan kegiatan pengembangan sumber daya manusia seperti ini harus sering dilakukan agar masyarakat Tabalar semakin bertambah wawasan dan keterampilannya.
ADVERTISEMENT