Tantangan Osaka

Dwi Rama Nugraha
Bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Konten dari Pengguna
26 September 2021 20:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Rama Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Osaka (berbaju hijau) mendampingi anggota KUPS dalam pelatihan (sumber : dokumentsi pribadi, 2021)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Osaka (berbaju hijau) mendampingi anggota KUPS dalam pelatihan (sumber : dokumentsi pribadi, 2021)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Osaka, pria berusia 50 tahun ini merupakan salah satu penyuluh kehutanan di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kapuas Kahayan, Provinsi Kalimantan Tengah. Ia bukanlah seorang dengan kewarganegaraan Jepang atau memiliki darah keturunan Jepang. Ia asli orang Indonesia. Namanya yang unik berasal dari nama Kapal Jepang OSAKAMARU yang tiba di Kapuas bersamaan dengan tahun lahirnya, 1971.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya penyuluh kehutanan yang lain, Osaka memiliki tugas dan kewajiban untuk melakukan penyuluhan kehutanan. Osaka wajib melakukan proses pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok masyarakat sasaran agar mereka tahu, mampu, dan mau memahami, melaksanakan dan mengelola usaha-usaha kehutanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sekaligus mempunyai kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan lingkungan. Tugas dan kewajiban ini juga yang membuat Osaka menjadi pendamping dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Ijei Atei dari Desa Pulau Kaladan, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
KTH Ijei Atei yang didampingi oleh Osaka berdiri tahun 2019. KTH ini memiliki anggota sebanyak 96 orang. Pada tahun 2021, dibentuklah 2 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), yaitu KUPS Agroforestri Kahajak Atei dengan 19 orang anggota dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum juga dengan 19 orang anggota. Mendampingi kelompok masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan hutan secara lestari bukanlah hal yang mudah bagi Osaka.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, Osaka merasa dinamika kelompok 2 KUPS ini kurang dinamis. Padahal agar dapat mencapai tujuannya, suatu kelompok harus dinamis dan selalu aktif. Aktif yang dimaksudkan di sini berarti di dalam kelompok harus terjadi interaksi baik antar anggota ataupun interaksi dengan pihak-pihak luar. Mengetahui penyebab dari kondisi ini dengan cara menggali permasalahan dan kendala yang terjadi pada KUPS Agroforestri Kahajak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum merupakan tantangan bagi Osaka sebagai penyuluh kehutanan.
Pada Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Lahan Gambut yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda bekerja sama dengan KPHL Kapuas Kahayan pada tanggal 10-13 September 2021 menjadi bentuk peningkatan kompetensi tentang penguatan kelembagaan bagi KUPS Agroforestri Kahajak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum. Selain itu, pada pelatihan ini juga menjadi media untuk menemukan masalah dan kendala yang menyebabkan 2 KUPS ini kurang aktif dalam menjalankan tugas kelompok dan mengelola lahan izin mereka.
ADVERTISEMENT
Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh Osaka bersama dengan Annisa yang merupakan Kepala Sub Bagian Tata Usaha KPHL Kapuas Kahayan dan Dwi Rama Nugraha dari Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda, ditemukan beberapa masalah yang muncul pada internal KUPS Agroforestri Kahajak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum. Adapun masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Paparan mengenai masalah dan kendala pada KUPS (sumber : dokumentasi pribadi, 2021)
Masalah-masalah di atas adalah tantangan bagi Osaka dan juga anggota KUPS Agroforestri Kahajak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum untuk mencari solusi dan jalan keluar. Jika seluruhnya dapat diselesaikan secara bertahap, niscaya KUPS Agroforestri Kahajak Atei dan KUPS Budidaya Karet Batang Pambelum akan menjadi KUPS yang sukses dan berhasil dan mimpi Osaka tentang adanya komoditi unggulan dari Desa Pulau Kaladan tentunya akan terwujud.
ADVERTISEMENT