Konten dari Pengguna

Penggunaan Efek Plasebo dalam Pengobatan: Efektif atau Sia-Sia?

Ectada Sabila
Undergraduate Psychology student at University of Brawijaya
29 November 2024 19:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ectada Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita seringkali menemukan iklan obat di televisi ataupun selebaran yang menyebutkan khasiat obat dapat langsung dirasakan seketika, namun bagaimanapun obat-obatan tersebut tetap membutuhkan waktu untuk dapat diproses oleh tubuh kita. Contohnya, untuk obat minum sendiri kita memerlukan waktu sekitar 30 menit hingga 6 jam untuk dapat merasakan khasiatnya.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah kalian seketika merasa lebih baik setelah menggunakan minyak angin saat sedang mengalami perut kembung? Atau merasa sembuh setelah mengonsumsi semangkuk sup hangat saat sedang flu? Kondisi tersebut dapat disamakan saat kita juga merasa lebih baik beberapa menit setelah mengonsumsi obat, padahal jika dipikirkan dalam waktu 5 menit tersebut obat bahkan belum dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Hal-hal di atas merupakan contoh dari adanya efek plasebo. Pernahkah kalian mendengar istilah plasebo? Pengertian plasebo dalam bahasa latin adalah menyenangkan. Plasebo merupakan istilah medis yang digunakan untuk perawatan dalam bentuk obat ataupun prosedur tindakan medis yang tidak memiliki efek samping atau bukti kegunaan bagi kesembuhan pasien.
Dapat dikatakan pula plasebo adalah obat kosong karena tidak memiliki kandungan bahan aktif yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan sama sekali. Meski tidak mengandung obat apa pun, plasebo bisa mengakibatkan efek semu yang menyebabkan penggunanya merasa lebih baik. Hal ini karena efek plasebo adalah mekanisme psikosomatik yang melibatkan reaksi neurobiologis kompleks
ADVERTISEMENT
Plasebo dapat berupa tablet, kapsul, ataupun cairan injeksi. Pada umumnya, orang yang mendapatkan plasebo berbentuk injeksi akan mengalami plasebo effect yang lebih cepat daripada orang yang minum tablet atau kapsul plasebo. Mengapa hal ini dapat terjadi? Kemungkinan hal ini berkaitan dengan persepsi seseorang yang menganggap bahwa obat suntikan lebih berkhasiat dan bekerja lebih baik jika dibandingkan dengan obat minum.
Terdapat pula ahli yang mengatakan bahwa efek plasebo lebih cepat terlihat pada pasien yang mengonsumsi pil berukuran besar atau kecil. Pasien memiliki anggapan bahwa pil sangat kecil pasti memiliki efektivitas yang tinggi sedangkan pil besar mengandung dosis yang tinggi.
Ilustrasi obat. Foto : Unsplash
Bagaimana cara kerja plasebo? Saat seseorang menerima plasebo, mereka mempercayai bahwa obat tersebut adalah pengobatan yang efektif, kemudian otak merespons keyakinan tersebut dengan meningkatkan produksi neurotransmitter seperti endorphin, dopamine, oksitosin, dan serotonin yang dapat mengatur rasa sakit, suasana hati, dan kesenangan secara menyeluruh. Tentu saja, peningkatan hormon-hormon tersebut sangat membantu proses pemulihan pasien karena merasa sudah mendapatkan penanganan.
ADVERTISEMENT
Faktor lain seperti harapan dari pasien juga mendukung berhasilnya efek plasebo ini. Harapan akan kesembuhan dapat meningkatkan aktivitas di korteks prefontal yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengaturan emosi. Harapan ini juga memicu pelepasan endorfin yang berfungsi sebagai analgesik alami, sehingga dapat menstimulasi pengendali nyeri di otak yang mengurangi persepsi rasa sakit tanpa efek samping yang sering terkait dengan obat-obatan farmakologis.
Endorfin ini diproduksi secara alami oleh tubuh terutama oleh kelenjar pituari dan hipotalamus. Endorfin bekerja dengan mengikat reseptor opiate di otak dan sistem saraf pusat. Dengan mengikat reseptor tersebut, endorfin dapat mengubah cara otak memproses sinyal nyeri yang mengurangi persepsi nyeri dan meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit. Endorfin juga dapat menurunkan kadar neurotransmitter yang berkontribusi pada rasa sakit, seperti katekolamin. Reseptor opiate ini sama dengan yang digunakan dalam obat-obatan seperti morfin untuk mengurangi rasa sakit, bedanya adalah endorfin tidak menyebabkan kecanduan ataupun ketergantungan.
ADVERTISEMENT
Salah satu kunci keberhasilan efek plasebo ini adalah keyakinan dari pasien. Pasien harus percaya bahwa obat yang diberikan memiliki efektivitas yang baik. Sugesti bahwa mereka tengah menjalani perawatan yang efektif merupakan faktor penting. Sebaliknya, jika pasien skeptis terhadap perawatan yang diberikan maka efek plasebo ini akan susah untuk dimunculkan.
Nada suara, pemilihan kata, bahasa tubuh dan kontak mata yang dilakukan tenaga medis juga dapat menyebabkan seseorang semakin yakin dan percaya akan khasiat dari obat plasebo yang dikonsumsinya. Komunikasi positif antara pasien dengan keluarga juga mendukung kesembuhan, dengan memunculkan energi positif untuk pasien maka keyakinan untuk sembuh akan semakin besar.
Efek plasebo terbukti efektif dalam mengurangi rasa sakit dan membuat pasien merasa lebih baik karena memiliki estimasi 30 hingga 60 persen orang melaporkan adanya penurunan nyeri setelah menerima placebo. Banyak juga ditemukan penelitan yang menyatakan bahwa efek plasebo dapat memberikan perbaikan pada kondisi seperti depresi, gangguan tidur ataupun sindrom yang lainnya. Penggunaan plasebo juga mengurangi kandungan obat farmakologis yang kita konsumsi, mengingat kandungan tersebut akan diakumulasikan dalam tubuh kita dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, efek plasebo ini dinilai hanya memberikan bantuan sementara. Obat plasebo tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit pasien atau kondisi medis yang mendasari pada awalnya. Ketika efek psikologis dari plasebo ini menghilang, gejala asli dapat datang kembali dan terkadang dengan intensitas yang lebih besar. Penggunaan plasebo dalam praktik medis juga memiliki resiko digunakan untuk penipuan dan mengindari pengobatan yang seharusnya diberikan untuk pasien.
Dengan kata lain, walaupun efek plasebo memiliki potensi untuk memberikan manfaat dalam pengelolaan gejala tertentu melalui mekanisme psikologis dan neurobiologis, tetap perlu diingat bahwa efek ini tidak dapat menggantikan perawatan medis yang asli dan valid. Penggunaan yang terlalu sering juga memiliki konsekuensi negatif jika digunakan secara tidak etis.
ADVERTISEMENT