Konten dari Pengguna

Mendaki, Tempat Ketenangan, Menentukan Arah, dan Tempat Pulang

Edelweiss Diva Putri Setiadi
Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Jaya
15 Desember 2022 21:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edelweiss Diva Putri Setiadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Mendakilah ketika kamu merasa lelah menjalani hidup, proses pendakian dan segenap pemandangan akan menghapus beban yang saat itu kamu pikul” -Kata Pendaki, merdeka.com, 2015
ADVERTISEMENT
Mendaki bukan hanya sekedar menikmati keindahan puncaknya saja, tetapi juga menikmati proses perjalanan yang terjal dan rumit. Penuh lika-liku seperti masalah kehidupan. Harus memilih arah yang tepat untuk melalui perjalanan yang berikutnya. Hingga harus menguras energi tubuh untuk mencapai tujuan.
Gunung itu seperti sosok ibu. Dia adalah tempat pelarian terbaik di saat kita sedang membutuhkan motivasi dan semangat baru. Ketika lelah kita bisa menceritakan kepadanya. Sampai ketika kita membutuhkan ide baru. Kita bisa menyegarkan pikiran kita dengan cara mendaki gunung.
Ilustrasi pendakian (sumber: https://www.pexels.com/id-id/)
Pendakian
Mendaki merupakan proses kegiatan yang berorientasi pada alam. Berjalan dengan melangkahkan kaki di atas tanah. Melewati hutan, sungai, air terjun dan jembatan. Proses pendakian dapat berkelompok ataupun individu. Banyak orang mengira bahwa melakukan pendakian hanya akan membuang-buang waktu saja. Hanya akan merasakan bahagia seketika saat di puncaknya saja, lalu setelah itu merasakan lelah kembali. Menurut Mahapena, Mahasiswa pencinta alam, blogspot.com, 2017 “…perjalanan menaiki sebuah tanah tinggi berupa gunung”.
ADVERTISEMENT
Mendaki bukan hanya sekedar berangkat, melakukan perizinan, berpindah dari pos satu ke pos lainnya, sampai puncak, kemudian turun kembali. Nyatanya tidak hanya seperti itu. Banyak pelajaran dan makna penting di dalam perjalanannya serta akan mendapatkan efek positif ketika telah selesai melakukan pendakian tersebut.
Mendaki Tempat Pelampiasan Seseorang pada Permasalahan Hidupnya
Terdapat beberapa orang ketika mengalami permasalahan hidup seperti kelelahan, kesepian, sedih, membutuhkan ide baru hingga stres bekerja. Mereka melampiaskannya dengan cara mendaki gunung. Mereka menganggap dengan cara mendaki, mereka akan merasakan ketenangan dan dapat menjernihkan pikiran untuk melakukan pekerjaannya yang berkepanjangan.
Nyatanya masih banyak orang yang ketika merasa kelelahan, kesepian, sedih, butuh ide baru, stres kerja. Mereka bingung atau bahkan melampiaskannya dengan cara melakukan hal-hal yang negatif. Contohnya seperti meminum minuman yang mengandung alkohol hingga obat-obatan terlarang yang menyebabkan kecanduan bagi penggunanya. Bahkan banyak berita yang beredar bahwa bunuh diri seseorang di sebabkan karena stres, kesepian dan kelelahan.
ADVERTISEMENT
Di ambil berita dari Tribun-Bali.com dengan judul berita Kasus Bunuh Diri Tinggi Karena Kelelahan dan Stres Kerja, 2015. “menurut investigasi, para korban bunuh diri mengalami kelelahan dan stres kerja…”. Jangan sampai kasus bunuh diri karena kelelahan bekerja terus meningkat. Dengan adanya permasalahan ini, kita harus menemukan solusi apa yang tepat.
Sebenarnya banyak solusi positif untuk permasalahan tersebut. Namun, caranya yang berbeda-beda. Ada yang lebih memilih untuk mencari suasana yang bernuansa alam dan ada pula yang memilih suasana dengan ruang tertutup. Contohnya yaitu tempat perbelanjaan dengan cara belanja barang, makan di restoran dan lain-lain. Menurut saya, ketika berjalan-jalan ke tempat perbelanjaan, belanja barang, makan, hanya akan membahagiakan diri kita seketika saja. Setelah pulang ke rumah, lantas apa yang ada dipikiran? “membuang-buang waktu, uang, tenaga, tidak dapat menyegarkan pikiran yang berkepanjangan dan hanya dapat kesenangan seketika saja”.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, solusi yang efektif untuk permasalahan tersebut dengan cara memilih suasana yang bernuansa alam. Contohnya seperti mendaki gunung. Di sana kita akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, memandang keindahan yang nantinya akan berpengaruh untuk pikiran kita. Pikiran akan terasa jernih sehingga dapat menemukan ide-ide baru dan dapat menghilangkan stres pada dunia kerja yang sedang di jalani.
Proses pendakian yang sedikit melelahkan akan menyadarkan pikiran kita. Bahwa setelah menjalani proses yang melelahkan nantinya akan mendapatkan kebahagiaan untuk diri sendiri. Selain itu, kita akan tahu bagaimana diri kita yang sebenarnya, bagaimana sifat serta karakter yang kita miliki. Jangan hanya memikirkan lelah perjalanannya saja, di sisi lain kita dapat berbincang dengan pendaki lain seperti berbagi ilmu bahkan sampai mendapatkan ilmu baru dari pendaki lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa mendaki dapat menemukan jati diri?
“…yang saya rasakan, banyak kaum muda mendaki gunung untuk membuktikan dirinya. Mereka berharap mendapat pemahaman jati diri dengan cara mendaki.” Dadeluis, seorang pendaki gunung, blogspot.com, 2018. Fakta tersebut mendukung bukan? nyatanya memang benar, ketika kita sedang mencari jati diri yang sebenarnya, jawabannya adalah melakukan pendakian. Pada saat kita merasakan lelah melakukan pendakian. Tanpa kita sadari, kita mengeluarkan sifat asli. Contoh kecilnya mulai dari yang biasanya merasa bahwa dirinya selalu lemah dan sering menangis. Namun, saat melakukan pendakian bisa menjadi orang yang begitu kuat. Dengan begitu kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan diri kita.
Mendaki merupakan tempat pelampiasan yang tepat di saat sedang merasa lelah, sedih, kesepian, butuh ide baru hingga stres bekerja. Mulai dari proses mendaki kita dapat introspeksi diri dan menemukan jati diri. Ketika samapai di puncak gunung, kita akan di tunjukan oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Dengan begitu, akan dapat menjernihkan pikiran serta menenangkan pikiran. Kemudian turun dan kembali ke rumah serta melakukan berbagai aktifitas seperti biasanya dengan penuh semangat dan pikiran yang jerih. Jika masih ingin melampiaskan permasalahan hidup dengan cara hal-hal negatif, ya, sudah. Akan tetapi, apakah kamu yakin hal tersebut akan menjamin dapat menyelesaikan permasalahan hidupmu untuk jangka waktu yang panjang?
ADVERTISEMENT
Edelweiss Diva Putri Setiadi, Mahasiswi Akuntansi-B Universitas Pembangunan Jaya