Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental Remaja Pasca Kehilangan Orang Tua

gita praticia
mahasiswa Universitas Pamulang program studi Pendidikan Ekonomi
12 November 2024 9:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari gita praticia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Foto sendiri
Kehilangan orang tua adalah pengalaman yang sangat berat, terutama bagi remaja yang tengah berada pada fase perkembangan emosional dan psikologis yang sensitif. Orang tua, selain sebagai pemberi kehidupan, juga berperan sebagai sumber stabilitas, keamanan, dan dukungan emosional. Ketika orang tua hilang—baik karena kematian, perceraian, atau alasan lainnya—remaja sering kali merasa kehilangan arah dan menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Pada masa remaja, individu sedang membentuk identitas diri, beradaptasi dengan perubahan fisik dan sosial, serta mengembangkan keterampilan dalam hubungan interpersonal. Kehilangan orang tua dapat mengguncang seluruh proses ini, berisiko menimbulkan gangguan mental yang serius, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Oleh karena itu, penting untuk menganalisis bagaimana kehilangan orang tua mempengaruhi kesehatan mental remaja dan faktor-faktor yang dapat membantu mereka mengatasi dampak tersebut.
Dampak Positif (Resiliensi dan Pemulihan)
Meski kehilangan orang tua adalah peristiwa yang sangat sulit, ada juga remaja yang mampu menghadapinya dengan ketahanan mental yang luar biasa (resiliensi). Beberapa remaja dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih kuat setelah mengatasi rasa kehilangan. Faktor-faktor seperti dukungan dari keluarga, teman, serta komunitas yang peduli, dapat memainkan peran penting dalam proses pemulihan ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, beberapa remaja yang telah mengalami kehilangan mungkin bisa menemukan tujuan hidup baru, lebih menghargai hidup, dan menunjukkan empati yang lebih besar terhadap orang lain. Dengan adanya dukungan psikologis yang tepat, seperti konseling atau terapi, remaja bisa belajar mengelola perasaan mereka, mengatasi kesedihan, dan membangun kembali rasa percaya diri.
Dampak Negatif (Risiko Gangguan Kesehatan Mental)
Namun, tidak sedikit remaja yang mengalami dampak negatif dari kehilangan orang tua. Kehilangan tersebut sering kali memunculkan perasaan kesepian, bingung, dan cemas tentang masa depan. Mereka mungkin merasa tidak memiliki figur yang memberikan arahan dan perlindungan, yang dapat meningkatkan perasaan tidak aman dan terisolasi.
Beberapa remaja mungkin berisiko mengalami gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Selain itu, perasaan sedih yang mendalam bisa mengarah pada perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan alkohol atau narkoba, sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional mereka. Tanpa dukungan yang memadai, remaja bisa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam hidup mereka, yang justru memperburuk kondisi psikologis mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa remaja yang kehilangan orang tua memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan, dibandingkan dengan mereka yang masih memiliki orang tua. Beberapa faktor yang memengaruhi hal ini adalah usia remaja saat kehilangan terjadi, kedekatan hubungan dengan orang tua yang hilang, dan sejauh mana mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat.
Misalnya, seorang remaja yang kehilangan ibunya pada usia 14 atau 15 tahun cenderung lebih sulit menghadapinya jika dibandingkan dengan remaja yang kehilangan orang tua pada usia yang lebih muda atau lebih tua. Jika remaja tersebut memiliki ikatan yang sangat dekat dengan ibunya, rasa kehilangan akan jauh lebih dalam. Tanpa dukungan yang cukup, mereka bisa merasa terasing dan kesulitan untuk mengatasi perasaan mereka.
ADVERTISEMENT
Perubahan dalam struktur keluarga juga dapat memperburuk kondisi psikologis remaja. Mereka mungkin harus tinggal dengan saudara, keluarga besar, atau bahkan menjadi lebih mandiri dalam mengurus dirinya. Semua perubahan ini menambah tekanan psikologis yang dirasakan oleh remaja.
Kehilangan orang tua pada remaja adalah pengalaman yang sangat emosional dan dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dalam jangka panjang. Beberapa remaja dapat bertahan dan bahkan berkembang lebih kuat setelah melalui berduka, sementara yang lain berisiko mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dukungan dari keluarga, teman, serta bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau konselor sangat penting dalam membantu remaja mengatasi perasaan mereka. Terapi dan konseling dapat memberikan mereka ruang untuk mengungkapkan perasaan dan belajar cara-cara yang sehat untuk mengelola berduka. Dengan pendekatan yang tepat, remaja yang kehilangan orang tua dapat membangun ketahanan emosional dan menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup mereka dengan lebih positif.
ADVERTISEMENT
Meskipun kehilangan orang tua adalah peristiwa yang tak terhindarkan dan sangat menyakitkan, dengan dukungan yang tepat, remaja dapat belajar untuk menghadapinya dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan tangguh.