Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Remote Working Jadi Tren, Menguntungkan atau Merugikan Perusahaan?
16 Juli 2020 14:33 WIB
Tulisan dari Insight Talenta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konsep bekerja remote atau remote working sudah tak asing bagi karyawan masa kini. Cara kerja model ini sudah banyak diadopsi oleh banyak perusahaan, khususnya startup.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana penerapan remote working? Apakah model bekerja ini menguntungkan bagi perusahaan? Berikut ini ulasan Talenta by Mekari.
The IWG Global Workspace pernah melakukan survei kepada karyawan dan bertanya arti remote working. Sebanyak 27% mendefinisikan dengan kebebasan untuk memilih lokasi bekerja seperti di kota lain atau co-working space.
Sedangkan 21% mengatakan bebas mengatur jam kerja, dan 27% nya lagi mengaitkan dengan kebebasan memberikan beban pekerjaan.
Note : Baca artikel Panduan Kembali Bekerja di Kantor dengan Aman saat New Normal
Ada beberapa perusahaan yang merasa cara bekerja ini tidak sama produktifnya dengan mengharuskan karyawannya datang ke kantor. Bekerja dari manapun pada dasarnya menghemat banyak waktu dan tenaga.
ADVERTISEMENT
Menerapkan cara kerja remote working bagi sebagian orang ternyata ada keuntungannya. Contoh sederhananya, jika bekerja dari rumah atau work from home ternyata mampu meningkat tanggung jawab kepada keluarga.
Tidak hanya itu, karyawan yang bekerja dari rumah mampu memonitor perkembangan sekaligus membimbing anak-anaknya serta menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Sedangkan untuk pemilik bisnis, logikanya sistem kerja ini bisa mengurangi biaya sewa, alat tulis, tagihan listrik, telepon, serta biaya lain yang dikeluarkan untuk kebutuhan karyawan.
Nicholas Bloom, seorang profesor ekonomi dari Stanford University, dalam risetnya yang berjudul Does Working From Home Work? Evidence From A Chinese Experiment berpendapat karyawan yang menerapkan bekerja dari rumah ternyata memiliki kepuasan tinggi terhadap pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
Dengan penerapan bekerja dari rumah, 25% karyawan ternyata memiliki level stres lebih rendah. Sedangkan 73% mengaku bisa mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dan 76%nya lagi menunjukkan loyalitas kepada perusahaan.
Sementara itu, 80% lainnya menyatakan memiliki keseimbangan hidup.
Jejak Gaya Hidup Remote Working
Remote working tidak datang secara tiba-tiba walaupun menjadi kebanggaan gaya bekerja saat ini. Model kerja unik ini ternyata jejaknya sudah ada sejak tahun 1970-an.
Yang mencetuskan ide ini adalah Jack Nilles. Jack pernah menjadi Direktur untuk Divisi Penelitian Interdisipliner di University of Southern California pada 1973. Saat itu, dia menciptakan istilah telecommuting.
Secara definitif, telecommuting yang kemudian berubah menjadi teleworking (dalam perkembangannya) merupakan sebuah sistem yang mengedepankan fleksibilitas kerja. Sederhananya, karyawan tak perlu pergi ke kantor karena segala hal dapat dilakukan lewat bantuan teknologi.
ADVERTISEMENT
Note : Baca artikel Sambut New Normal, Perusahaan Perlu Siapkan SOP Bekerja di Masa Pandemi
Lewat ide Jack ini lah, banyak karyawan sekarang yang akhirnya bekerja di rumah. Beberapa karyawan lain lebih nyaman bekerja secara nomaden, baik itu di kafe atau co-working space.
Gagasan telecommuting muncul seiring dengan berkembangnya teknologi era 1970-an awal di Amerika Serikat yang ditandai dengan terhubungnya kantor-kantor satelit ke perkotaan dan perumahan melalui dumb terminals (perangkat untuk memasukkan, mentransmisikan data ke, dan menampilkan data dari komputer) lewat saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge).
Hal tersebut secara otomatis membuat penyusutan biaya yang signifikan, sehingga ide mengenai desentralisasi perkantoran pun turut pula mewabah.
Memasuki periode awal 1980, proses keterhubungan kantor-kantor cabang dan pekerja rumahan difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, video conference, dan VoiceoverIP (VoIP). Perusahaan pun menganggap hal ini sangat efisien dan bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Pro Kontra di Perusahaan
Walaupun diklaim memiliki banyak keuntungan, remote working ternyata tidak selalu berdampak baik bagi karyawan. Di tahun 2013, CEO Yahoo, Marissa Mayer, melarang karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Dia menganggap untuk membuat sebuah perusahaan menjadi yang terbaik, komunikasi dan kolaborasi adalah hal penting. Hal itu sulit tercapai ketika karyawan memilih untuk bekerja secara remote daripada datang ke kantor.
Salah satunya adalah merasa terkucilkan dan tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan rekan-rekannya. Hal ini dibenarnya oleh riset Joseph Grenny dan David Maxfield yang dimuat di Harvard Business Review.
ADVERTISEMENT
Note : Baca artikel Bagaimana Cara Mendesain HR di Masa Depan?
Sementara itu pada 2014, The Guardian menurunkan artikel yang menyebutkan bahwa beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Best Buy dan Hewlett-Packard (HP) memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kebijakan remote working. Penyebabnya karena beberapa pekerjaan dianggap butuh kolaborasi dan inovasi yang harus digarap bersama oleh para karyawan di kantor.
Keputusan Yahoo, Best Buy, dan HP dengan kembali memakai sistem kerja konvensional memang cukup mengejutkan. Sebab banyak riset di tahun tersebut yang justru menunjukkan hal sebaliknya. Produktivitas karyawan meningkat karena remote working.
Apalagi pada masa sekarang, dengan kian masifnya sistem komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan teknologi wifi di berbagai lokasi, para telecommuters (panggilan untuk pekerja yang menerapkan telecommuting) kian mudah untuk mempraktikkan remote working.
ADVERTISEMENT
Ditambah dengan banyaknya perusahaan software Human Resource Information System (HRIS) yang menawarkan beragam kemudahan absensi kapanpun dan dimanapun dengan satu aplikasi.
Remote Working untuk Jenis Pekerjaan Tertentu
Remote working ternyata tidak bisa dilakukan untuk semua jenis pekerjaan. Kunci untuk melakukan remote working adalah mengidentifikasi jenis pekerjaan.
Bekerja remote memang menarik, tapi patut diingat bahwa pekerjaan ini memerlukan kemampuan dan keterampilan mutakhir yang tidak dimiliki oleh semua orang.
Note : Baca artikel Kondisi New Normal Setelah Corona Ubah Gaya Bekerja di Perusahaan
Menurut penelitian firma teknologi MBO Partners, ada beberapa jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan remote. Misalnya developer situs atau aplikasi, wirausahawan e-commerce, digital marketing, copy editor, graphic designer, jurnalis lepas, hingga fotografer.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Indonesia, pemerintah mulai menguji coba model remote working untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan karyawan swasta di masa pandemi COVID-19.
Cara Efektif Mengelola Remote Working
Sebelum perusahaan Anda menerapkan remote working, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Misalnya jenis pekerjaan apa yang pas dan seberapa penting remote working tersebut dilakukan.
Senior recruiter dari Hubspot.com, Sara DeBrule, berkolaborasi dengan penulis sales blog, Meg Prater, berbagi pengalaman mereka tentang remote working. Lantas apa hasilnya?
Menurut mereka, perusahaan yang ingin menerapkan remote working pertama sekali harus mengetahui bagaimana karyawannya mempertahankan keteraturan diri. Selain diri sendiri, cara mereka mengatur proyek yang dilakukan secara kolaboratif juga harus diperhatikan terutama bagaimana mereka berkomunikasi dan mengelola jalannya proyek yang ditugaskan.
ADVERTISEMENT
Note : Baca artikel New Normal, Begini Regulasi yang Bisa Dicoba HR Perusahaan
Karyawan memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang lebih memilih untuk bekerja di kantor dan bertemu rekan-rekannya, ada juga yang merasa lebih kondusif ketika bekerja dari rumah.
Pentingnya kehadiran seorang karyawan di kantor harus dinilai dari tingkat urgency terutama menyangkut posisi dan tugas-tugasnya.
Remote working juga bisa memunculkan salah paham. Misalnya mereka yang bekerja dari luar dianggap tidak memiliki jam kerja yang sama dengan karyawan yang masuk kantor.
Menyikapi hal ini, sebuah perusahaan harus membuat peraturan yang jelas tentang remote working dan harus memiliki output yang maksimal dari setiap karyawan.
Craig Bloem, CEO dari FreeLogoServices.com pernah menulis di Inc.com, bahwa sebuah perusahaan harus membuat aspirasi-aspirasi yang spesifik serta jadwal yang terstruktur dan baik bagi karyawan yang bekerja remote. Kemudian meminta laporan pertanggungjawaban atas pekerjaan yang mereka lakukan.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang harus diterapkan adalah dengan menggelar virtual meeting per minggu. Virtual meeting penting untuk mengumpulkan semua karyawan yang bekerja remote, membahas pekerjaan dan target yang ingin dicapai, hingga menjaga kesatuan tim. Telecommuting atau remote working memang terlihat mudah.
Tetapi, suatu perusahaan harus memastikan bahwa dengan remote working semua tujuan yang ditargetkan perusahaan bisa tercapai.
Mau mendapatkan informasi seputar human resources (HR) lainnya? yuk, kunjungi halaman blog kami di sini.