Mengenal Masjid Sarimulyo, Dana Dakwahnya Berasal dari Bank Sampah

Edo Segara Gustanto
Dosen FEBI IIQ An Nur YK, Mahasiswa Doktoral Hukum Ekonomi Syariah UII
Konten dari Pengguna
2 April 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Dokumen Pribadi/Masjid Sarimulyo Selomartani, Kalasan
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Dokumen Pribadi/Masjid Sarimulyo Selomartani, Kalasan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Di tengah tantangan ekonomi dan lingkungan yang semakin kompleks, inovasi dalam pengelolaan dana dakwah menjadi krusial. Salah satu contoh inspiratif adalah Masjid Sarimulyo di desa Sarimulyo, yang berlokasi di Pedukuhan Pondok, Kelurahan Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimea Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Masjid ini tidak hanya memperkuat hubungan spiritual dengan umatnya, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui proyek yang inovatif dan berkelanjutan. Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Masjid Sarimulyo adalah sumber dana dakwahnya yang tak lazim: yakni dari pengelolaan bank sampah.
Hal ini terungkap dari Ketua Takmir Masjid, Akid Junaidi yang menyampaikan dalam sebuah kultum setelah sholat Subuh belum lama ini (saat bulan ramadan).
"Bapak, ibu jangan khawatir, anak-anaknya yang ingin belajar TPA dan untuk membayar Ustaz/Penceramah akan kami ambil dari kerelaan Bapak/Ibu yang menyerahkan sampah plastiknya kepada kami. Sampah plastik tersebut akan kami jual lagi, dan dananya digunakan pengelolaan TPA dan mengundang para penceramah," ungkap Akid Junaidi dalam ceramahnya.
Manfaat Bank Sampah
ADVERTISEMENT
Bank sampah telah menjadi solusi yang inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik dan sekaligus menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat. Namun, Masjid Sarimulyo mengambil langkah lebih maju dengan mengalokasikan sebagian dana dari bank sampah tersebut untuk kegiatan dakwah dan sosial di masyarakat.
Melalui program ini, masyarakat di desa Sarimulyo tidak hanya diajak untuk peduli terhadap lingkungan dengan memilah sampah dan mendaur ulangnya, tetapi juga turut serta dalam kegiatan keagamaan dan sosial yang diselenggarakan oleh masjid. Hal ini memberikan dampak yang berlipat ganda: memperbaiki lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan spiritual dan sosial masyarakat.
Langkah Masjid Sarimulyo ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi banyak masjid dan lembaga keagamaan lainnya untuk mengembangkan pendekatan yang serupa. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya, seperti bank sampah, masjid-masjid dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih baik secara holistik.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan Fikih Biah (Lingkungan)
Pada zaman modern ini, tantangan lingkungan semakin mendesak, dan Islam sebagai agama yang menyeluruh memberikan pedoman dalam menjaga alam semesta. Salah satu aspek penting dari fikih lingkungan atau yang sering disebut fikih biah adalah tanggung jawab manusia untuk menjaga dan merawat alam sekitar. Dalam konteks ini, program bank sampah menjadi relevan dan sesuai dengan prinsip-prinsip fikih biah yang diajarkan dalam Islam.
(1). Program bank sampah mendukung prinsip kewajiban manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Dalam Islam, setiap individu dianggap sebagai khalifah atau pemimpin yang bertanggung jawab atas bumi dan segala isinya. Dengan mengelola sampah secara bijaksana melalui program bank sampah, umat Muslim dapat memenuhi peran mereka sebagai khalifah dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
(2). Program bank sampah mencerminkan nilai-nilai Islam tentang keadilan sosial dan solidaritas. Dalam Islam, membantu sesama dan berpartisipasi dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat merupakan bagian penting dari ibadah. Melalui bank sampah, masyarakat dapat bekerja sama untuk memperbaiki lingkungan mereka, sambil secara bersama-sama memperoleh manfaat ekonomi dari daur ulang sampah.
(3). Program bank sampah juga berkontribusi pada prinsip-prinsip pemeliharaan alam yang diajarkan dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk tidak membazirkan sumber daya alam dan menghargai setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan mendaur ulang sampah, umat Muslim dapat meminimalisir pemborosan sumber daya alam dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
(4). Program bank sampah mencerminkan ajaran Islam tentang kebersihan dan kesehatan. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan, baik fisik maupun lingkungan. Dengan membersihkan lingkungan dari sampah dan mencegah penumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, umat Muslim dapat menjaga kesehatan diri dan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa program bank sampah sesuai dengan prinsip-prinsip fikih biah dalam Islam. Melalui program ini, umat Muslim dapat menjalankan tanggung jawab mereka sebagai khalifah di bumi, mempraktikkan nilai-nilai keadilan sosial dan solidaritas, menjaga kelestarian alam, serta menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sebagai bagian dari upaya menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh, program bank sampah memberikan kontribusi yang positif dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.
Inisiatif semacam ini menunjukkan bahwa dakwah dan kegiatan sosial tidak harus terpisah dari upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi masyarakat. Program seperti ini menciptakan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan bagi umat dan lingkungan. Masjid Sarimulyo mengajarkan kepada kita bahwa dengan kreativitas, kesadaran, dan kolaborasi, kita dapat mencapai tujuan-tujuan mulia dalam mengembangkan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.[]
ADVERTISEMENT