Konten dari Pengguna

Survei: Gerakan Boikot Produk yang 'Diduga' Terkait Israel Berdampak Signifikan

Edo Segara Gustanto
Akademisi dan Peneliti Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara
13 Mei 2025 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dok. Pribadi/Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dok. Pribadi/Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara
ADVERTISEMENT
Lembaga riset Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara (PKAEN) bersama Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) Yogyakarta mengungkap hasil survei terbaru mengenai pengaruh sosial dan ekonomi dari gerakan boikot terhadap produk-produk yang diasosiasikan dengan Israel di tanah air.
ADVERTISEMENT
Dari 810 responden yang disurvei dan dilakukan di 4 kota (Yogyakarta, Lombok, Pekanbaru dan Bandung), 35.4% responden mendukung aksi boikot produk terafiliasi Israel dan 43% menyatakan motif kemanusiaan sebagai dukungan terhadap boikot.
Namun di survei ini juga terungkap temuan menarik, bahwa responden sepakat aksi boikot berdampak terhadap pekerja 80% dan 72% terhadap Perusahaan. Temuan survei juga terungkap bahwa 85.2% responden mengatakan pentingnya verifikasi informasi sebelum melakukan aksi boikot.
Survei ini mengindikasikan bahwa gerakan boikot tersebut membawa dampak besar bagi sejumlah perusahaan, baik dalam hal penurunan penjualan, kerusakan citra merek, hingga berdampak pada sektor ketenagakerjaan.
Edo Segara Gustanto, Direktur Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara, menjelaskan bahwa tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh boikot menyebabkan sejumlah perusahaan menutup gerainya di berbagai daerah, yang kemudian diikuti oleh pemutusan hubungan kerja bagi banyak karyawan.
ADVERTISEMENT
“Dampak boikot tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga menyentuh ranah sosial dan psikologis,” ujar Edo dalam pemaparan hasil survei yang berlangsung di Kaktus Coffe, Condongcatur, Sleman pada Sabtu (10/5/2024).
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Rifadli Kadir, Dosen Fakultas Ekonomi IAIN Gorontalo/tim riset PKAEN dan Dr. Muslich KS, M.Ag selaku Dewan Pakar PS2PM Yogyakarta serta dosen program doktor di FIAI UII. Ketua MUI DIY, Prof. Dr. Machasin, MA juga turut hadir.
Edo menambahkan, gerakan boikot di satu sisi mampu membangun rasa solidaritas keagamaan di kalangan masyarakat. Namun, di sisi lain, potensi munculnya ketegangan sosial, tekanan terhadap pekerja lokal, serta perpecahan sosial juga menjadi hal yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, edukasi yang proporsional dan adil menjadi sangat penting dalam merespons isu ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Muslich KS menyatakan bahwa publikasi hasil survei ini sangat penting sebagai dasar pertimbangan masyarakat dalam mengambil sikap terhadap boikot. Namun ia menekankan perlunya kejelasan tentang daftar produk yang benar-benar memiliki keterkaitan dengan Israel agar masyarakat tidak salah sasaran. “Butuh kajian lanjutan dan tindakan dari ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk memberikan pemahaman yang tepat,” jelas Muslich.
Prof. Machasin menilai gerakan boikot merupakan bentuk dukungan moral bagi perjuangan rakyat Palestina. Meski demikian, ia menegaskan pentingnya informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dari lembaga-lembaga resmi agar tidak berdampak negatif bagi masyarakat Indonesia sendiri.[]