Konten dari Pengguna

Tahun Baru Islam dan Refresh Gerakan Ekonomi Islam

Edo Segara Gustanto
Dosen FEBI IIQ An Nur YK, HIPD UII, Pusat Kajian Analisis Ekonomi Nusantara
8 Juli 2024 8:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun Baru Islam, yang juga dikenal sebagai Tahun Hijriyah, menandai momen penting dalam kalender Islam. Pada peringatan ini, umat Islam tidak hanya merayakan perjalanan sejarah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, tetapi juga mengambil waktu untuk merenung, memperbarui niat, dan memperkuat semangat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi. Tahun Baru Islam menawarkan kesempatan emas untuk melakukan "refresh" atau penyegaran terhadap gerakan ekonomi Islam yang semakin relevan di era modern ini.
ADVERTISEMENT
Tahun Baru Islam dimulai pada tanggal 1 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Kalender ini dimulai pada tahun 622 M, ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa hijrah ini tidak hanya menjadi titik balik penting dalam sejarah Islam, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam tatanan sosial dan ekonomi masyarakat Muslim.
Hari ini umat Islam, memperingati Tahun Baru Islam ke-1446 Hijriah. Momentum ini, penulis ingin mengajak para pegiat gerakan ekonomi Islam (pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi) untuk merefresh dan mengevaluasi sudah sejauh mana gerakan ekonomi Islam di Negara kita Indonesia. Mengapa perlu merefresh? Jika kalau melihat posisi Indonesia dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard, Indonesia turun satu peringkat dari posisi keenam menjadi ketujuh dari sisi keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang Ekonomi Islam
Di era globalisasi dan digitalisasi, gerakan ekonomi Islam menghadapi tantangan dan peluang baru. Tantangan tersebut meliputi persaingan dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah mapan dan dominan di banyak negara. Persaingan ini tidak hanya terjadi dalam hal menarik minat konsumen tetapi juga dalam hal regulasi dan kebijakan pemerintah yang sering kali lebih mendukung sistem ekonomi konvensional. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam di kalangan masyarakat luas menjadi hambatan tersendiri dalam mengembangkan dan memperluas jangkauan produk keuangan syariah.
Kebutuhan akan inovasi dalam produk keuangan syariah menjadi sangat penting untuk menjawab tantangan yang ada. Produk-produk keuangan syariah harus mampu bersaing tidak hanya dalam hal kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah tetapi juga dalam hal daya tarik dan kemudahan penggunaan. Inovasi ini mencakup pengembangan teknologi finansial (fintech) yang dapat memfasilitasi transaksi dan investasi sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, pendidikan dan sosialisasi mengenai ekonomi Islam perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih memahami dan tertarik untuk menggunakan produk keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, peluang bagi ekonomi Islam juga terbuka lebar. Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya keuangan etis di kalangan masyarakat global memberikan angin segar bagi perkembangan ekonomi Islam. Semakin banyak orang yang mencari alternatif keuangan yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai etika dan moral. Permintaan yang semakin besar terhadap produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah menjadi bukti bahwa ekonomi Islam memiliki potensi besar untuk berkembang dan berkontribusi positif dalam perekonomian global.
Mengapa Perlu "Refresh" Gerakan Ekonomi Islam?
Penyegaran gerakan ekonomi Islam diperlukan untuk memastikan relevansinya dengan dinamika ekonomi global saat ini. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
(1). Edukasi dan Literasi Keuangan: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam melalui program edukasi dan literasi keuangan.
ADVERTISEMENT
(2). Inovasi Produk Keuangan: Mengembangkan produk keuangan yang inovatif dan sesuai dengan prinsip syariah, seperti fintech syariah dan investasi berbasis wakaf.
(3). Kolaborasi dan Kemitraan: Mendorong kolaborasi antara lembaga keuangan syariah dan konvensional untuk menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif.
(4). Regulasi yang Mendukung: Mendorong pemerintah dan regulator untuk menciptakan kerangka kerja yang mendukung pertumbuhan industri keuangan syariah.
Keuangan Syariah tidak Copy Paste Keuangan Konvensional
Agar keuangan syariah dapat mandiri dan tidak terpengaruh oleh sistem keuangan konvensional, diperlukan beberapa langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat luas. Pertama-tama, penting untuk membangun dan memperkuat infrastruktur hukum dan regulasi yang mendukung operasi keuangan syariah secara independen. Regulasi yang jelas dan tegas akan memberikan landasan yang kokoh bagi perkembangan industri keuangan syariah dan melindunginya dari dampak negatif sistem keuangan konvensional.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, inovasi dalam produk dan layanan keuangan syariah harus terus dikembangkan. Produk-produk keuangan syariah perlu dirancang sedemikian rupa agar tidak hanya memenuhi prinsip-prinsip syariah tetapi juga menarik dan kompetitif di pasar. Penggunaan teknologi finansial (fintech) dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan keuangan syariah. Inovasi ini akan membantu keuangan syariah untuk bersaing secara efektif dengan sistem keuangan konvensional dan menarik lebih banyak pengguna.
Pendidikan dan sosialisasi mengenai keuangan syariah juga memainkan peran penting dalam mencapai kemandirian. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang mendalam tentang manfaat dan prinsip-prinsip keuangan syariah. Kampanye edukatif dan program pelatihan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap produk keuangan syariah. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat akan lebih cenderung memilih produk keuangan syariah, sehingga memperkuat kemandirian dan keberlanjutan industri keuangan syariah secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Tahun Baru Islam bukan hanya momen refleksi spiritual, tetapi juga waktu yang tepat untuk merenungkan dan menyegarkan kembali gerakan ekonomi Islam. Dengan memperkuat prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan kesejahteraan sosial, ekonomi Islam dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Melalui inovasi, edukasi, dan kolaborasi, gerakan ekonomi Islam dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian global.[]