Konten dari Pengguna

Benarkah Ekonomi Turki Lebih Baik daripada Indonesia?

Edo Segara Gustanto
Dosen FEBI IIQ An Nur YK, Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara
28 November 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dok. Pribadi/Acara Seminar Internasional "Post Islamism; Towards a New Islamic Political Civilization in Indonesia and Turkey." (26/11/2024)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dok. Pribadi/Acara Seminar Internasional "Post Islamism; Towards a New Islamic Political Civilization in Indonesia and Turkey." (26/11/2024)
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 26/11/2024, Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan sebuah seminar internasional dengan judul: "Post Islamism; Towards a New Islamic Political Civilization in Indonesia and Turkey". Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, judul seminarnya adalah "Pasca Islamisme; Menuju Peradaban Politik Islam Baru di Indonesia dan Turki". Acara ini bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU), Lantai 2, UII Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan MOU antara UII dengan Turki Foundation. Hadir beberapa pembicara di antaranya adalah: Hasbi Sen (Yayasan Nur Semesta), Suwarsono Muhammad (Dosen FBE UII), Ahmad Saad Al-Dafrawi (Dosen FH UII), Hadza Min Fadhli Robby (Dosen HI UII), Said Yuce (Istanbul Foundation for Science and Culture).
Beberapa hal didiskusikan dalam acara ini, terutama terkait kondisi politik di masing masing Negara (baik Turki atau Indonesia). Akan tetapi, dalam tulisan ini saya lebih tertarik membahas terkait perbandingan ekonomi di Indonesia dan Turki karena sesuai dengan kompetensi saya.
Muncul pertanyaan, mengapa Indonesia senang sekali mengacu kepada Turki? Apakah benar ekonomi Turki lebih baik daripada ekonomi Indonesia? Mari kita bahas satu-persatu perbandingannya.
ADVERTISEMENT

Mengapa Turki Menjadi Acuan Ekonomi Indonesia?

Ilustrasi Kota Istanbul, Turki. Foto: Shutter Stock
Turki sering menjadi acuan atau pembanding bagi Indonesia dalam konteks ekonomi, bisa jadi hal ini dikarenakan ada beberapa kesamaan strategis antara ekonomi Turki dan Indonesia. Berikut beberapa kesamaannya, di antaranya adalah:

Pertama, Status Ekonomi Berkembang

Keduanya adalah negara berkembang yang masuk dalam kelompok G20. Mereka memiliki posisi strategis dalam perekonomian global, meskipun bukan bagian dari negara maju.

Kedua, Lokasi Geopolitik yang Strategis

Turki berada di persimpangan Eropa dan Asia, Turki memiliki posisi unik sebagai jembatan antara Barat dan Timur, yang memberikannya keuntungan geopolitik dalam perdagangan dan investasi. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional, khususnya di kawasan Indo-Pasifik.

Ketiga, Transformasi Ekonomi

Turki dalam beberapa dekade terakhir, Turki berhasil mentransformasi ekonominya dengan meningkatkan sektor manufaktur, seperti otomotif, elektronik, dan tekstil, yang menjadi andalan ekspor. Indonesia saat ini sedang mendorong hilirisasi sumber daya alam dan memperkuat sektor manufaktur untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah.
ADVERTISEMENT

Keempat, Populasi dan Pasar Domestik

Turki dengan populasi sekitar 85 juta pada 2023, Turki memiliki pasar domestik yang besar yang mendukung pertumbuhan ekonominya. Indonesia dengan populasi lebih dari 275 juta, Indonesia memiliki pasar yang jauh lebih besar, yang merupakan salah satu aset ekonomi terbesarnya. Turki dan Indonesia sama memiliki pasar domestik yang besar.

Kelima, Tantangan Inflasi dan Mata Uang

Turki menghadapi inflasi tinggi dan fluktuasi nilai tukar lira. Turki sering menjadi contoh bagaimana pengelolaan kebijakan moneter dan fiskal dapat memengaruhi stabilitas ekonomi. Indonesia meskipun lebih stabil, Indonesia juga perlu waspada terhadap tekanan inflasi dan nilai tukar rupiah. Turki menjadi studi kasus tentang pentingnya stabilitas ekonomi makro.

Keenam, Pariwisata dan Industri Kreatif

Pariwisata Turki adalah salah satu sektor andalan Turki, yang menyumbang sekitar 10% dari PDB. Destinasi seperti Istanbul dan Antalya menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Sementara Indonesia, dengan destinasi seperti Bali, Yogyakarta, dan Raja Ampat, juga memiliki potensi pariwisata yang besar, meski belum mencapai skala seperti Turki.
ADVERTISEMENT

Ketujuh, Konteks Regional

Turki sebagai kekuatan utama di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur, Turki sering menjadi pemimpin regional dalam isu ekonomi dan politik. Indonesia sebagai pemimpin di ASEAN, Indonesia memiliki peran serupa di Asia Tenggara.

Kedelapan, Krisis dan Pemulihan Ekonomi

Turki menghadapi tantangan besar seperti krisis nilai tukar dan tekanan politik, Turki telah menunjukkan ketahanan dengan berbagai langkah pemulihan. Indonesia juga memiliki pengalaman menghadapi krisis ekonomi Asia 1997-1998 dan dampak pandemi COVID-19, tetapi tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.

Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Turki

Wisatawan dari berbagai negara mengunjungi Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Jumat (25/11/2022). Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
Berikut data ekonomi Indonesia dan Turki jika diukur dari PDB total dan perkapita, pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, Inflasi dan stabilitas ekonomi:

1. PDB Total (Nominal dan Paritas Daya Beli-PPP)

PDB PPP Indonesia jika iukur dengan paritas daya beli, PDB Indonesia mencapai sekitar 4,2 triliun USD pada 2023, menempatkannya di posisi atas dalam kategori negara berkembang. PDB PPP Turki berada di sekitar 3,3 triliun USD, lebih kecil dari Indonesia namun tetap signifikan secara regional. Indonesia memiliki ekonomi yang lebih besar secara total baik dalam nominal maupun PPP, didukung oleh populasi yang lebih besar.
ADVERTISEMENT

2. PDB Per Kapita

PDB per kapita Indonesia (nominal) sekitar 5.200 USD pada 2023, mencerminkan tingkat pendapatan menengah ke bawah. Dalam PPP, angka ini meningkat menjadi sekitar 15.000 USD, mencerminkan daya beli domestik yang lebih kuat. Sementara PDB per kapita Turki (nominal) sekitar 10.600 USD, hampir dua kali lipat dari Indonesia. Dalam PPP, angkanya naik menjadi sekitar 37.000 USD, menunjukkan daya beli lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Turki memiliki PDB per kapita yang lebih tinggi, mencerminkan standar hidup rata-rata yang lebih baik, meskipun Indonesia unggul secara populasi dan skala ekonomi total.

3. Struktur Ekonomi

Ekonomi Indonesia sangat bergantung pada sektor jasa (sekitar 45-50%), diikuti oleh industri dan pertanian. Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar, seperti minyak, gas, batu bara, dan kelapa sawit. Ekonomi Turki juga didominasi oleh sektor jasa (sekitar 55-60%), dengan sektor industri kuat di bidang manufaktur seperti otomotif, elektronik, dan tekstil. Turki memiliki posisi strategis dalam perdagangan internasional karena lokasinya di persimpangan Eropa dan Asia.
ADVERTISEMENT

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5-5,5% per tahun selama dekade terakhir, meskipun sempat terpengaruh pandemi COVID-19. Indonesia diuntungkan oleh populasi muda yang besar dan investasi infrastruktur yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi Turki lebih fluktuatif, sering dipengaruhi oleh faktor politik, ketegangan mata uang, dan inflasi. Namun, rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 3-4% per tahun dalam beberapa tahun terakhir.

5. Inflasi dan Stabilitas Ekonomi

Inflasi negara Indonesia relatif terkendali di kisaran 3-4% per tahun, meskipun mengalami lonjakan pada masa-masa tertentu seperti pandemi atau krisis global. Turki memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih tinggi, sering kali dua digit, akibat krisis nilai tukar lira dan kebijakan moneter yang tidak konvensional.
Indonesia memiliki keunggulan dalam ukuran ekonomi total dan stabilitas pertumbuhan. Potensi jangka panjangnya didukung oleh populasi besar, sumber daya alam, dan perkembangan ekonomi yang konsisten. Turki unggul dalam PDB per kapita, daya beli individu, dan basis manufaktur yang lebih terdiversifikasi, tetapi menghadapi tantangan inflasi tinggi dan ketidakstabilan politik-ekonomi. Kedua negara memiliki potensi besar sebagai kekuatan ekonomi regional, tetapi dengan tantangan dan karakteristik yang berbeda.[]
ADVERTISEMENT