Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Ramadhan dan Pertumbuhan Ekonomi
27 Februari 2025 22:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan selalu membawa atmosfer yang berbeda dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam dinamika ekonomi. Setiap tahunnya, Ramadhan menjadi momen di mana konsumsi masyarakat meningkat, sektor usaha bergeliat, dan berbagai aktivitas ekonomi mengalami lonjakan signifikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dalam bulan suci ini, pola konsumsi masyarakat cenderung berubah. Kebutuhan akan bahan makanan, pakaian, serta berbagai perlengkapan ibadah meningkat pesat, yang berdampak langsung pada sektor perdagangan dan jasa. Selain itu, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) juga mendorong daya beli masyarakat, sehingga perputaran uang di pasar semakin cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, di balik peningkatan aktivitas ekonomi tersebut, ada tantangan yang harus dihadapi. Lonjakan permintaan sering kali menyebabkan kenaikan harga bahan pokok, sementara produktivitas kerja di beberapa sektor bisa menurun akibat perubahan pola kerja selama bulan puasa. Oleh karena itu, penting bagi Pemerintah dan pelaku usaha untuk mengelola fenomena ini dengan bijak agar manfaat ekonomi dari Ramadhan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sektor Konsumsi, Pariwisata dan Transportasi Ikut Terkerek
Salah satu sektor yang paling terdampak adalah konsumsi rumah tangga. Permintaan akan bahan makanan, pakaian, dan kebutuhan ibadah meningkat tajam. Pusat perbelanjaan, pasar tradisional, hingga e-commerce mengalami lonjakan transaksi karena masyarakat cenderung membeli lebih banyak kebutuhan dibanding bulan-bulan biasa. Hal ini didorong oleh tradisi berbuka puasa bersama, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya), serta persiapan menyambut Idul Fitri.
Sektor kuliner juga mendapatkan keuntungan besar. Restoran, kafe, dan pedagang makanan kaki lima mengalami lonjakan penjualan karena meningkatnya permintaan makanan untuk berbuka puasa. Tren ini juga terlihat di layanan pesan-antar makanan, yang mengalami peningkatan pesanan selama bulan Ramadhan.
Selain itu, sektor pariwisata religi dan transportasi ikut terdorong. Banyak masyarakat melakukan perjalanan ke kampung halaman atau berziarah ke tempat-tempat bersejarah. Industri transportasi darat, laut, dan udara meraup keuntungan dari meningkatnya mobilitas masyarakat. Hotel dan penginapan di kota-kota tertentu juga mengalami kenaikan okupansi.
ADVERTISEMENT
Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Stok Bahan Pokok
Di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadhan, ada tantangan yang perlu diantisipasi, salah satunya adalah penurunan produktivitas kerja di beberapa sektor. Jam kerja yang lebih pendek serta berkurangnya energi pekerja akibat puasa dapat mempengaruhi efektivitas operasional bisnis. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa berdampak pada kelancaran distribusi barang dan jasa, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi.
Selain itu, lonjakan permintaan terhadap bahan pokok sering kali menyebabkan kenaikan harga di pasaran. Masyarakat cenderung membeli lebih banyak kebutuhan selama Ramadhan, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun persiapan Idul Fitri. Jika pasokan barang tidak memadai, kelangkaan dapat terjadi, yang berpotensi menimbulkan inflasi dan menekan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah dan pelaku usaha perlu mengambil langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok bahan pokok. Intervensi pasar, seperti operasi pasar murah dan pengawasan distribusi barang, dapat membantu mengendalikan harga. Selain itu, dukungan terhadap UMKM juga penting agar mereka dapat terus berproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar. Dengan pengelolaan yang tepat, pertumbuhan ekonomi selama Ramadhan dapat berjalan secara inklusif dan memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat.
Penutup
Pada akhirnya, Ramadhan bukan hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga katalis bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan pengelolaan yang tepat, dampak positifnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga kesejahteraan ekonomi dan keberkahan spiritual dapat berjalan beriringan.[]