Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wagner Group: Pemain Baru dalam Permainan Intelijen Global
16 September 2023 17:23 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Eduardus A Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berita menggemparkan datang dari Rusia . Pada 23 Agustus lalu, Yevgeny Prigozhin dikabarkan tewas, setelah pesawat yang ditumpanginya jatuh di Tver, sebuah kota yang terletak 110 mil di barat laut Moskow.
ADVERTISEMENT
Ini memantik suatu perbincangan dan akhir yang sudah diramalkan tentang nasib Prigozhin, orang dekat Putin yang membelot, lalu dicampakkan. Prigozhin sendiri adalah pimpinan dari Wagner. Organisasi militer privat (Private Military Company/PMC), yang ia pimpin sejak 2014. Keberadaan PMC ini sebetulnya dilarang oleh konstitusi Rusia.
Hal itu tertera dalam referendum nasional, pada 12 Desember 1993 pasal 13.5. Pasal tersebut menyatakan bahwa segala kegiatan yang terkait dengan publik—yang aktivitasnya bertujuan untuk mengubah konstitusi atau mengancam integritas Federasi Rusia, mengancam keamanan, dan membuat unit bersenjata yang bertujuan perselisihan dalam hal sosial, rasial, nasional, dan keagamaan dinyatakan terlarang.
Ditambah lagi dengan referendum 1996 artikel 359, yang mengatur tentang hukum kriminal Rusia, bahwa merekrut, melatih, atau membiayai pasukan bayaran adalah ilegal. Termasuk, menggunakannya dalam konflik bersenjata.
ADVERTISEMENT
Aturan ini sebetulnya telah dibahas lagi oleh parlemen Rusia (Duma), terlebih sebulan setelah agresi militer Rusia ke Ukraina. Dikutip dari Kommersant, media Rusia, Pimpinan partai A Just Russia (SRZP), Sergei Mironov menyebut situasi terkait PMC telah berubah.
“Keadaan di Ukraina, menunjukkan semuanya bahwa situasi telah berubah,” ucapnya.
Menyoal Wagner
Terlepas dari segala kontroversi yang merintangi, Wagner sendiri terlibat dalam beberapa konflik yang memiliki muatan kepentingan dari Rusia. Contoh: Suriah dan Ukraina (Donbass). Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menganalisa, Wagner telah berguna bagi pemerintah Rusia.
“Wagner telah berguna untuk memperkuat pengaruh Rusia di luar negeri, tanpa menggunakan kekuatan angkatan bersenjata,” tulis CSIS.
Soal organisasi, sejak 2016, Wagner memiliki 1,000 staf, dan bertambah ke 6,000 pada Desember 2017. Organisasi ini juga teregistrasi di Argentina, dan memiliki kantor di Saint Petersburg dan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya kepada Kyivpost, Intelijen Ukraina (SBU) menunjukkan bahwa Wagner mengalami peningkatan pendanaan sebesar 3,1 juta USD. Selain itu, sepanjang 2017 sampai 2019, Wagner hadir di negara seperti Sudan, Republik Afrika Tengah, Madagaskar, Libya dan Mozambik.
Mereka juga membuka kantor di sekitar 20 negara Afrika, termasuk Eswatini, Lesotho, dan Bostwana. Keberadaan mereka juga dilaporkan di Zimbabwe, Angola, Guinea, Guinea Bissau sampai Kongo.
Pada konflik di Ukraina , Wagner kerap berada di garis depan. Bahkan menjadi salah satu ujung tombak pasukan Rusia di beberapa kota, semisal Bakhmut. Setelah pertempuran yang panjang dan berbulan-bulan, pada Mei 2023, Wagner berhasil menguasai Bakhmut untuk Rusia.
Namun, dalam pertempuran tersebut banyak serdadu Wagner yang tewas. Ini menyulut kemarahan Prigozhin yang akhirnya mengkritisi kebijakan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia, Valeri Gerasimov yang tidak memberikan suplai memadai bagi Wagner.
ADVERTISEMENT
Kritik Prigozhin tak dianggap oleh Rusia. Prigozhin dan Wagner pun memberontak. 5,000 personelnya bergerak ke kota Rostov-on-Don, dan berencana bergerak ke Moskow untuk menjatuhkan Shoigu dan Gerasimov.
Mengutip BBC, upaya Prigozhin ini terhenti usai Putin turun untuk bernegosiasi. Putin menjanjikan, personel Wagner dipersilakan untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Rusia atau bergabung ke Belarusia dengan Prigozhin.
Wagner sendiri memang memiliki kamp militer di Belarusia, di Tsel dan Bretsky. Kementerian Pertahanan Belarusia sendiri memang mengizinkan Wagner membuat kamp tersebut, untuk melatih pasukan teritorial Belarusia.
Dari Associated Press (AP), diberitakan bahwa Putin telah berhasil menguasai Wagner dengan sumpah setia grup ini kepada Rusia. Wagner membuktikan, mereka adalah ancaman terbesar bagi Rusia dalam upaya pemberontakan yang berlangsung singkat tersebut. Sementara Prigozhin?
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan setelah upaya pembelotannya gagal, pesawat yang ia tumpangi jatuh bersama 10 orang lainnya. Ada yang percaya, Prigozhin tidak tewas. Tapi, yang jelas, Putin telah berhasil mengambil alih Wagner.
Pasukan Bayaran dan Tentara Swasta, Seperti Apa Aturan dan Legalitasnya?
Meski dilaporkan hadir di Afrika dan beberapa negara lain, Putin sendiri menolak anggapan bahwa Wagner bekerja untuk Rusia. Ia mengakui, bahwa grup ini dibiayai oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Hal itu ia ucapkan saat pertemuan dengan Presiden Prancis, Emanuel Macron. Ia menyebut, Rusia tidak bertanggung jawab dengan aksi-aksi Wagner di Afrika, terutama agenda-agenda tersembunyi mereka.
“Pemerintah lokal mendatangkan mereka, dalam pembicaraan level negara, berterimakasih kepada mereka, dan begitulah selanjutnya,” ucap Putin, dilansir dari website resmi Kremlin, kremlin.ru.
ADVERTISEMENT
Penolakan Putin mengakui Wagner dapat dimaklumi, pasalnya, sesuai dengan Konvensi Tentara Bayaran PBB, PMC tidak dapat dikategorikan sebagai tentara bayaran. Mereka masuk ke dalam ranah sipil, namun pada beberapa kesempatan, PMC terjun langsung dan terlibat dalam konflik aktif.
Terkadang, hal ini yang jadi tameng mereka untuk dapat melaksanakan kepentingan-kepentingan tertentu. Karena warga sipil, mereka juga harus dilindungi dari konflik bersenjata, dan tidak boleh dijadikan sasaran serangan. Jurnal dari palang merah menyebut, Pasukan ini digunakan untuk mengaburkan aturan yang mengidentifikasi, apakah mereka "sipil" atau "kombatan".
Awalnya, PMC digunakan untuk mendukung kegiatan organisasi kemanusiaan di wilayah konflik. Misalnya, sebuah badan humaniter internasional yang akan memberikan bantuan di wilayah konflik, perlu perlindungan khusus. Organisasi ini tidak boleh berada di bawah perlindungan aktor negara, maka mereka menyewa PMC.
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat, bentuk PMC paling awal bisa dilihat dari Watch Guard International (WGI), bentukan David Stirling tokoh pasukan khusus Inggris, Special Air Services (SAS).
WGI didirikan pada tahun 1967, mereka banyak disewa oleh para sultan di Teluk Persia. Tugas mereka, melindungi kepentingan sultan-sultan ini dari pemberontak. Kesuksesan mereka juga banyak ditiru negara lain, seperti grup Blackwater asal Amerika Serikat.
Sementara pengamat ilmu politik Amerika, Peter Warren Singer, membagi PMC menjadi tiga bagian "bisnis", penyedia layanan militer atau industri militer yang memberikan bantuan "langsung atau taktis" termasuk di garis depan. Konsultasi firma militer yang memberikan nasihat strategis dan pelatihan. Kelompok ini juga kadang membantu angkatan bersenjata suatu negara dalam operasi-operasi intelijen.
ADVERTISEMENT
Pada saat invasi Amerika ke Iraq, Blackwater memenuhi fungsi-fungsi ini. Mereka menjadi bagian keamanan markas-markas Amerika di sana. Melatih pasukan lokal dan kepolisian Irak, usai negara ini takluk.
Dalam beberapa laporan Palang Merah Internasional, CIA juga memanfaatkan PMC dalam kampanye “War On Drugs” di Amerika Selatan. Tapi, terkadang mereka justru bertempur melawan gerilyawan komunis Kolombia (FARC).
Kehadiran PMC, yang masih abu-abu, memang rawan. Mereka bisa jadi kepanjangan tangan negara. Namun, di satu sisi, mereka mampu membantu suatu negara yang memiliki militer lemah untuk menangani keamanan seperti upaya-upaya pemberontakan.
PMC juga berguna memberikan keamanan bagi awak kapal yang berlayar di perairan laut merah, yang terkadang ramai dengan para bajak laut Somalia. Terlebih, kapal-kapal sipil yang tidak mungkin mendapatkan perlindungan negara karena bergerak atas nama bisnis.
ADVERTISEMENT
Wagner menjadi contoh, bahwa PMC bisa menjadi hal yang begitu menakutkan. Mungkin, mereka menyelesaikan beberapa masalah di negara-negara Afrika. Tapi, seperti yang Putin ucapkan, mereka diduga punya kepentingan sendiri. Terlebih karena bersenjata, PMC bisa melakukan tekanan kepada aktor sipil atau negara secara lebih ekstrem.
Belum adanya aturan yang memadai dan mengatur soal PMC menjadi hal yang mengkhawatirkan. Mereka bukan tentara. Mereka berkategori sipil, tapi mereka menenteng senjata dan mampu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh militer.