Dampak Radiasi Teknologi 5G bagi Manusia

Edwien Satya
minum kopi, nonton film, jalan-jalan, kadang-kadang kerja juga
Konten dari Pengguna
31 Maret 2019 23:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edwien Satya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: www.bigstockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: www.bigstockphoto.com
ADVERTISEMENT
5G atau Fifth Generation adalah fase berikutnya dari standar jaringan telekomunikasi 4G yang saat ini masih berjaya. Dengan jaringan yang baik, teknologi 4G memiliki kecepatan download sampai dengan 1 gigabit per second (Gbps). Rasanya sudah cukup cepat. Tapi apakah kalian sadar bahwa 4G ternyata sudah berusia satu dekade? Ya, 4G pertama kali beroperasi di tahun 2009 silam. Jadi masa sih selama 10 tahun kita hanya bisa melakukan download sebesar 1 Gbps saja? Trus seberapa cepat 5G?
ADVERTISEMENT
Jaringan 4G ternyata mulai dirasa belum cukup cepat untuk menunjang perkembangan teknologi ke depannya. Salah satu catatan di Indonesia bahwa teknologi 4G mulai keteteran mengikuti perkembangan jaman adalah kejadian pada saat Flash Sale 11-11 tahun 2018 lalu, jaringan internet untuk pesta e-commerce tersebut mendadak menjadi sangat lemot.
Dengan jumlah pengguna internet sebesar 4,3 miliar orang, teknologi 4G nampaknya sudah mulai ketinggalan jaman. Jadi lahirlah 5G yang dirancang untuk sanggup memberikan kecepatan download 10 Gbps. Ada yang klaim sampai 20 Gbps, bahkan 35.46 Gbps!
Sumber: bitfinance.news
Sebagai perbandingan, 1G memiliki kecepatan sebesar 2,4 Kbps, 2G sebesar 50 Kbps (GPRS) dan 1Mbps (EDGE), selanjutnya terdapat peningkatan signifikan pada 3G yang menawarkan kecepatan sampai dengan 21,6 Mbps.
ADVERTISEMENT
Teknologi super cepat ini tentunya akan menguntungkan para netizen. Untungnya kita tidak perlu menanti terlalu lama. 5G rencananya akan diluncurkan tahun depan. Berbagai negara sudah mulai menyiapkan infrastruktur untuk menyambut kehadiran sang bintang ini. Lalu bagaimana dengan negara kita tercinta?
Yes! Indonesia ternyata juga sudah mulai mengembangkan penerapan teknologi ini. Beberapa operator jaringan seluler sudah memulai uji coba jaringan 5G sejak tahun 2018. Pengembangan teknologi 5G di Indonesia juga didukung oleh Pemerintah, sebagai salah satu komitmennya untuk membangun 5 sektor industri yang memiliki daya saing kelas regional yang sejalan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0. Kelima sektor industri itu adalah makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.
Kenali Teknologi 5G
ADVERTISEMENT
Jadi kita tahu bahwa 5G sudah di depan mata. Tapi apakah kalian sudah tahu apa sih sebenernya 5G itu dan bagaimana ia bisa menawarkan kecepatan yang sedemikian tinggi?
Sumber: www.qorvo.com
Teknologi 5G memiliki jeda pengiriman data (latency) yang lebih rendah, yaitu di bawah 10 milidetik. Kecepatan seperti ini akan sangat membantu pemrosesan data secara real time. Bagi industri jaringan, teknologi ini dapat memberikan keuntungan bagi operator seluler, mengingat jumlah pelanggan yang dapat dilayani pada satu jaringan 5G, lebih banyak dibanding 4G. Sehingga biaya operasional menyediakan jaringan ini lebih rendah, dengan demikian harga layanannya pun akan lebih murah (semoga ya).
Pada dasarnya teknologi LTE (Long-Term Evolution) pada 4G telah menyediakan fondasi untuk 5G. Salah satu pemain besar industri jaringan, Qualcomm, sudah memiliki teknologi 5G yang dapat berjalan seiring dengan 4G ini.
ADVERTISEMENT
Namun tidak seperti 4G yang membutuhkan menara berdaya tinggi untuk memancarkan sinyal jarak yang lebih jauh. Sinyal 5G dapat ditransmisikan melalui sejumlah besar stasiun sel kecil yang terletak di tempat-tempat seperti tiang lampu atau atap bangunan. Hal ini karena sinyal 5G hanya dapat melakukan perjalanan jarak pendek (gelombang pendek) dan dapat terganggu oleh cuaca dan fisik seperti bangunan. Semakin pendek gelombang, semakin tinggi frekuensi, dan semakin banyak data yang dapat dibawanya.
Dampak Radiasi 5G
Dalam Spektrum Elektromagnetik, ada porsi dari radio waves dan microwaves yang disebut sebagai Radiasi RF (Radio Frequency/RF Radiation). Pada porsi dari spektrum ini, semakin tinggi frekuensinya, (artinya semakin pendek panjang gelombangnya), semakin berbahaya bagi organisme hidup.
Sumber: www.radiationhealthrisks.com
Frekuensi mulai dari 30 Hz hingga 1 GHz termasuk dalam radio waves. Di atas 1 Ghz hingga 300 GHz adalah microwaves.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011 International Agency for Research on Cancer (IARC) badan kesehatan di bawah WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan Radiasi RF sebagai possibly carcinogenic atau penyebab kanker. Teknologi 2G, 3G dan 4G menggunakan frekuensi antara 1 GHz hingga 5 GHz. Teknologi 5G menggunakan frekuensi yang jauh lebih tinggi, yaitu antara 24 GHz hingga 90 GHz. Sebagai gambaran oven microwave menggunakan frekuensi 2,45 GHz. Senjata militer milik Angkatan Darat AS, microwave crowd control, dapat membuat panas kulit manusia dari jarak jauh dengan menggunakan frekuensi 95 GHz. Ngeri gak sih?
Stasiun mini 5G di tiang listrik. (Sumber: www.smallcaps.com.au)
Nah, yang membuat semakin ngeri lagi, karena gelombangnya yang pendek, penyebaran stasiun kecil pemancar 5G akan jauh lebih banyak daripada teknologi 4G. Khususnya di daerah padat penduduk. Bahkan bisa di setiap 2 - 8 rumah, guna mendapatkan penerimaan sinyal yang baik. Kalian juga bisa googling tentang rumor pengetesan jaringan 5G di Belanda yang menewaskan ratusan burung yang sedang terbang.
ADVERTISEMENT
Fisikawan ternama dan mantan spesialis militer Inggris dalam Electronic Warfare, Dr. Barrie Trower, mengatakan bahwa ilmuwan terkemuka dari 40 negara, menentang peluncuran 5G. Mereka telah melakukan ratusan penelitian dan makalah yang menunjukkan efek negatif dari Radiasi RF dan bahaya dari frekuensi yang digunakan dalam teknologi 5G.
Jadi berdasarkan hasil penelitian sejauh ini, beberapa dampak serius dari tereksposnya manusia terhadap gelombang 5G, antara lain adalah:
Apa Tanggapan Pemerintah?
Menkominfo Rudiantara, pada saat acara 5G Experience Center di kawasan Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, bulan Desember 2018 lalu, menyampaikan bahwa fokus penggunaan teknologi 5G di Indonesia adalah pada industri-industri.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan dasar diciptakannya teknologi adalah untuk menunjang aktivitas industri, bukan untuk pengunaan perorangan seperti 4G saat ini.
"Jangan berpikir 5G ini untuk smartphone yang digunakan perorangan. Smartphone itu pakai 4G sudah kenceng. Kalau ponsel pakai 5G itu mubazir. Belum lagi biayanya, paketnya, pasti mahal," jelasnya lagi.
"Kominfo bersama Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan tempat khusus untuk mengembangkan 5G. Nantinya di kawasan itu akan digunakan untuk menguji, mengembangkan, hingga menerapkan 5G. Ada IoT (Internet of Things), smart city, robotika, dan lainnya" lanjut Rudiantara.
Bila memang yang disampaikan Menkominfo benar, maka hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah dalam memanfaatkan Industri 4.0, yang sarat akan penggunaan teknologi dan jaringan mutakhir.
Lalu bagaimana nasib para netizen? 5G hanya PHP doang dong? Mari kita berdoa akan ada solusi terbaik dalam penerapan teknologi 5G ini bagi masyarakat luas tapi tidak merusak kesehatan. Berguna namun tidak merugikan.
ADVERTISEMENT