Google Stadia Tantang Industri Gaming Konvensional

Edwien Satya
minum kopi, nonton film, jalan-jalan, kadang-kadang kerja juga
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 0:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edwien Satya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhirnya Google mengumumkan senjatanya dalam memasuki industri gaming, yang dinamai Google Stadia. Dengannya, Google berambisi mengubah wajah industri game dunia. Tapi Stadia tidak memiliki platform yang umum digunakan oleh raksasa gaming seperti Sony Playstation, Microsoft Xbox, atau Nintendo Switch. Google Stadia tidak memiliki fisik konsol! Controller-nya pun hanya ditawarkan sebagai opsional. Lalu bagaimana cara menggunakannya? Streaming.
ADVERTISEMENT
Stadia mengikuti jejak Nvidia, yang meluncurkan platform GeForce Now pada tahun 2015. Invidia menggunakan GPU miliknya untuk mengolah data lalu games yang dipilih langsung streaming ke layar kaca anda, melalui PC, Mac, atau konsol Nvidia Shield. Untuk melakukan streaming ini, gamer dituntut memiliki kecepatan jaringan internet sampai dengan 50 Mbps. Sampai hari ini, Nvidia GeForce Now masih dalam status beta, pertanda tidak mudahnya melakukan web streaming games.
Google Stadia Announcement di GDC, San Francisco, 19 Maret 2019. (Sumber: Google)
Tidak seperti Nvida, Google nampaknya lebih percaya diri dengan Stadia. Hal ini didukung oleh kemampuan cloud computing miliknya. "Cloud merupakan platform dinamis baru untuk sektor game dan akan menjadi semakin kompetitif di masa depan," analis IHS Piers Harding-Rolls menjelaskan. Melalui platform cloud, Stadia akan menyimpan sesi game anda di cloud dan anda dapat melanjutkan permainan di platform lainnya, seperti smartphone, tablet, computer, atau smart TV. Semudah menonton YouTube. Ternyata masih ada keunggulan lain yang ditawarkan Stadia, yuk kita bahas.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Stadia
Nilai jual Google Stadia adalah kemudahan. Untuk mengakses Stadia, tidak diperlukan konsol atau PC gaming yang mahal. Cukup dengan TV, set-top box, internet, atau PC low-end, karena Stadia hanya membutuhkan browser Google Chrome untuk dapat mengaksesnya. Gamer dapat menggunakan keyboard, mouse, atau controller yang sudah dimiliki. Namun Google juga menawarkan controller khusus yang terhubung ke layanannya melalui jaringan Wi-Fi di rumah anda. Untuk jaringan internet, Google menyarankan pengguna Stadia untuk memiliki kecepatan setidaknya 50 Mbps. Angka yang relatif besar untuk di Indonesia.
CEO Google, Sundar Pichai, saat membuka pengumuman Google Stadia. (Sumber: Google)
Google menjanjingan dengan server berkinerja tinggi miliknya, Stadia akan menghadirkan game dengan kualitas gambar hingga resolusi 4K dengan kecepatan 60 FPS (frame per second), guna menghadirkan pergerakan animasi yang halus dan lancar.
ADVERTISEMENT
Lalu games apa saja yang dapat dimainkan di Stadia? Agar tidak terlalu bergantung kepada studio pengembang games, Google akan mengikuti langkah Sony, Microsoft, dan Nintendo yang membangun game khusus untuk layanannya. Google akan membesut games melalui studionya yang bernama Stadia Games and Entertainment.
Bukan berarti games koleksi Stadia sama seperti yang di koleksi Google Play untuk platform Android. Untuk urusan ini, Google bermitra dengan pengembang besar seperti Epic Games dan Unity.
Assassin's Creed Odyssey, salah satu games koleksi Google Stadia. (Sumber: Google)
Salah satu game yang dipertontonkan pada saat pengumuman Google Stadia di GDC (Game Developers Conference), San Francisco, 19 Maret 2019 lalu adalah Assassin's Creed Odyssey. Para gamer tentunya sudah tidak perlu meragukan lagi seri Assassin's Creed buatan Ubisoft ini. Selain juga sudah diadaptasi di layar lebar, seri ini mendapatkan sambutan yang cukup baik di kalangan gamers dari berbagai platforms.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Google juga mengumumkan kerjasamanya dengan developer lain yaitu id Software dan Q-Games, salah satu game yang akan diusungnya adalah DOOM Eternal. Games ini rencananya akan memaksimalisasi penggunaan fitur State Share yang dimiliki oleh Google Stadia.
State Share
State Share adalah salah satu fitur unggulan dari Google Stadia, yaitu memungkinkan gamer untuk berbagi momen aksi spesifik di dalam game yang dimainkannya. Maksudnya adalah gamer dapat menyimpan momen tertentu di dalam game, lalu membuat link dan membagikannya ke gamer lain. Link ini akan memungkinkan gamer lain untuk langsung bermain di momen yang telah disimpan sebelumnya oleh gamer yang membagi link tersebutnya.
Melalui fitur State Share, Stadia berupaya menarik minat para gamer. (Sumber: Google)
Jadi misalkan, ada satu misi yang sangat sulit bagi anda, anda tinggal save momen tertentu dalam misi tersebut, lalu minta tolong gamer lain yang lebih jago untuk menyelesaikan misi tersebut, dengan mengirim link. Hmm, ini termasuk cheating ga ya?
ADVERTISEMENT
Layanan Terbatas
Sayangnya Google Stadia saat ini belum dapat diakses secara global. Layanan ini baru dapat dinikmati ini di AS, Kanada, Inggris, dan Eropa pada tahun ini. Gamer juga harus berlangganan untuk mengakses Stadia, namun Google belum mengungkapkan biaya langganannya.
Google Stadia baru dapat diakses secara terbatas di tahun 2019. (Sumber: Google)
Gamer di tanah air nampaknya harus bersabar dulu. Masih ada waktu sambil menabung untuk upgrade kecepatan jaringan internet di rumah.