Menguak Sejarah Kopi di Indonesia

Edwien Satya
minum kopi, nonton film, jalan-jalan, kadang-kadang kerja juga
Konten dari Pengguna
11 Maret 2019 2:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edwien Satya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suka ngopi? Udah tahu dong apa saja manfaat kopi. Tapi tahukah anda, walaupun Indonesia adalah negara pengeskpor biji kopi terbesar keempat di dunia, tapi kopi bukanlah produk komoditas asli Indonesia? Yuk kita telusuri sejarah singkatnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan Kopi
Sebelumnya, kita perlu tahu dulu dari mana asal usul kopi. Berdasarkan catatan sejarah, tanaman kopi ditemukan pertama kali di benua Afrika sekitar 3000 tahun yang lalu, tepatnya di wilayah Abyssinia, yang saat ini dikenal sebagai Ethiopia. Lalu bagaimana tepatnya tanaman tersebut ditemukan?
Peta daerah asal dan sebaran kopi dunia
Menurut cerita turun temurun di Ethiopia, saat itu ada seorang penggembala yang sedang membawa kambing ternaknya ke padang rumput. Ketika ia sedang memperhatikan ternaknya, didapati beberapa kambing yang memakan biji-bijian yang mirip buah berry di pohon. Menjelang pulang di sore harinya, kambing-kambing yang memakan biji-bijian tersebut terlihat masih sangat aktif.
Selanjutnya berdasarkan pengamatan tersebut, selama ratusan tahun biji kopi mulai dicoba diolah untuk dapat dikonsumsi agar dapat dinikmati manfaatnya. Mulai dari dimakan langsung, dikeringkan dan diseduh, sampai dengan ditemukannya teknologi sederhana untuk menghancurkan biji kopi.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, melalui kolonisasi dan perdagangan, tanaman kopi akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Asal Muasal Kopi di Indonesia
Kira-kira sudah bisa menebak kan, bagaimana sejarah kopi masuk ke Indonesia?
Pada tahun 1696, Gubernur Belanda Batavia menerima kiriman bibit kopi dari Gubernur Belanda di Malabar, India, untuk dicoba dibudidayakan di Jawa. Sekitar 30 tahun kemudian, biji kopi tersebut sudah dapat dikapalkan untuk diperdagangkan ke Eropa melalui perusahaan VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie). Jumlah produksi biji kopi saat itu mencapai 60 ton per tahun.
Di luar Afrika, Indonesia adalah salah satu negara pertama yang membudidayakan kopi secara luas. Melihat kesuksesan produksi kopi di Jawa, di abad ke-17, VOC mulai memperluas wilayah penanaman kopi, khususnya jenis arabika, di Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Kepulauan Timor. Namun saat itu, sistem perdagangan kopi yang diciptakan oleh VOC, tidak memberikan banyak keuntungan bagi para petani kopi Indonesia.
Perkebunan kopi jaman kolonial Belanda (sumber gambar: www.jurnalbumi.com)
Masa awal keemasan kopi Indonesia ada di tahun 1720-an, di mana saat itu lebih dari dua ribu ton kopi yang ditanam di pulau Jawa, membanjiri benua Eropa, mengalahkan kopi Mocha dari Yaman yang sebelumnya menjadi penguasa pasar. Inilah asal mula kopi juga dikenal dengan istilah Java.
ADVERTISEMENT
Namun selanjutnya di tahun 1876, terdapat penyakit tanaman yang menyerang tanaman kopi di Indonesia. Pasca rusaknya perkebunan kopi saat itu, Belanda mulai merevitalisasi perkebunan kopi dengan fokus di wilayah Jawa Timur dengan dataran yang lebih rendah. Kali ini mulai diperkenalkan jenis kopi robusta.
Pasca Kemerdekaan
Bung Karno dan secangkir kopi tubruk (sumber gambar: www.isranpanjaitan.com)
Setelah Indonesia merdeka, perkebunan kopi Belanda dinasionalisasi dan Pemerintah Indonesia. Namun perkembangan industri kopi Indonesia secara umum menjadi melambat, sebagai dampak ketidakstabilan politik dan ekonomi. Ditambah, karena selama masa penjajahan Belanda, mayoritas jenis kopi yang ditanam adalah jenis berdaya jual rendah. Kemudian Pemerintah bersama para petani kopi mulai memperkaya variasi tanaman kopi yang ada.
Jaman Modern
Seiring bergesernya waktu, perkembangan kopi Indonesia semakin membaik. Wilayah perkebunannya juga meluas, dengan puluhan varian yang khas sesuai asalnya. Di antaranya adalah Luwak, Gayo, Sidikalang, Mandailing, Toraja, dan Kintamani.
ADVERTISEMENT
Dari jenisnya, mayoritas adalah kopi arabika, di mana lebih dari 90 persen dihasilkan oleh para petani kopi di daerah Sumatra Utara, dengan total produksi per tahunnya lebih dari 70 ribu dan 90 persennya merupakan produk ekspor. Pada bulan Februari 2019, jumlah ekspor kopi Indonesia adalah 10,2 juta karung, yang masing-masing memiliki berat 60 kilogram. Terbanyak keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia.
Beragam jenis kopi modern (sumber foto: www.istockphoto.com)
Jadi kalian sudah lebih tahu mengenai sejarah panjang kopi di Indonesia. Karena Belanda, maka kita bisa berbangga karena dapat menikmati kopi Indonesia yang enak dengan mudah sekaligus menikmati hasil ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia.
Tapi tidak enaknya, mesti dijajah dulu. Jadinya enak atau tidak enak? Pikirin aja deh sambil ngopi.
ADVERTISEMENT