Minum Kopi Membangun Negeri

Edwien Satya
minum kopi, nonton film, jalan-jalan, kadang-kadang kerja juga
Konten dari Pengguna
3 Maret 2019 23:47 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edwien Satya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“coffee and friends make the perfect blend”
Kopi menambah asyiknya berkumpul bersama teman, begitulah kira-kira makna dari untaian kata yang sering kira dengar tersebut. Seberapa ampuhnya sih kopi dalam menaikkan level pertemanan kita?
ADVERTISEMENT
Setidaknya menurut penelitian dari Harvard Study, meminum 4 cangkir kopi per hari bisa menurunkan risiko depresi kita sebanyak 20 persen. Kehadiran teman tentunya membuat pertemuan semakin menyenangkan bukan? Hati senang, depresi hilang. Win-win solution! Yuk minum kopi!
Di era digital ini, generasi milenial sedang giat-giatnya memacu kreativitas dalam berkarya ataupun memberikan sumbangsihnya dalam memajukan bangsa. Di sela-sela kesibukan beraktivitasnya, terselip waktu yang didedikasikan untuk menyeruput kopi. Ngopi seakan sudah menjadi sesi wajib keseharian bagi tidak hanya generasi milenial, generasi X pun sadar akan “pentingnya” menenggak secangkir kopi panas atau segelas kopi dingin. Seberapa penting?
1. Penjaga stamina dan performa
Kafein yang terkandung dalam kopi dapat membantu tubuh menyimpan energi saat kita sedang beraktifitas fisik, seperti berolahraga atau sekedar menaiki anak tangga. Kopi yang dikonsumsi sebelum beraktifitas, dapat menjaga kestabilan stamina dan performa, sehingga kita tidak mudah lelah.
ADVERTISEMENT
2. Peningkat fokus
Kafein juga mampu menstimulasi kerja otak sehingga kita dapat terfokus dan mengingat informasi lebih lama. Jadi bila kita sedang jenuh atau suntuk dalam bekerja, maka saatnya untuk melakukan coffee break.
Nah, sudah tahu kan manfaat kopi? Kini cara mendapatkannya pun sekarang semakin mudah. Sejak beberapa tahun terakhir, kafe atau kedai-kedai penjual kopi bermunculan tiada habisnya. Bila malas membelinya atau terlalu sibuk, tinggal usap-usap sebentar gadget anda dan tunggu beberapa saat hingga pesanan kopi diantar ke tempat. Praktis!
Dalam bersaing, masing-masing produsen ini memperkenalkan inovasinya dalam menyuguhkan citarasa dan pengalaman baru untuk menikmati kopi. Mulai dari menggunakan campuran gula aren, tambahan air kelapa, hingga kemasan kopi yang dibuat semakin praktis untuk diselipkan di tas kuliah atau kantor anda.
ADVERTISEMENT
3. Konsumsi Kopi di Indonesia
Seiring semakin banyaknya orang yang sadar akan manfaat kopi dan tuntutan kehidupan sosial modern yang mensyaratkan ngopi sebagai gaya hidup, maka ini berbanding lurus dengan konsumsi kopi di Indonesia. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian mencatat konsumsi kopi nasional di tahun 2018 diperkirakan mencapai 314 ribu ton.
Angka ini tumbuh sekitar 8,2 persen selama periode 2016 – 2021. Menurut International Coffee Organization (ICO), pertumbuhan rata-rata konsumsi kopi di Indonesia ini berada di atas rata-rata dunia pada umumnya. Di tahun tahun 2021, pasokan kopi nasional diprediksi akan mencapai 795 ribu ton, sementara tingkat konsumsi naik menjadi 370 ribu ton.
Hal ini menciptakan surplus produksi sebesar 425 ribu ton, yang dapat menambah angka ekspor produk kopi Indonesia ke pasar luar negeri. Produksi kopi nasional kita, sebesar 81,9 persen berjenis robusta, yang dipanen dari berbagai perkebunan rakyat di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah penduduk sekitar 265 juta jiwa, tentunya konsumsi kopi Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia kan? Sayangnya, belum benar. Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) menyebutkan bahwa konsumsi kopi orang Indonesia saat ini sekitar 1,4 kilo kopi per kapita, sementara Singapura 4 kilo, dan Malaysia 5 kilo.
Negara yang memiliki warga peminum kopi terbanyak adalah Finlandia, yaitu satu orangnya dapat meminum sekitar 12 kilo kopi per kapita. Kopi paling paling populer di Finlandia adalah yang berasal dari biji kopi yang dipanggang secara sangat ringan, jauh lebih ringan dibanding dengan belahan tempat lain di dunia.
Setelah Finlanda, menyusul Norwegia, Islandia, dan Denmark. Keseluruhan adalah negara nordik, yaitu negara-negara paling utara di dataran Eropa. Mungkin karena udaranya yang dingin hampir sepanjang tahun, mereka menghangatkan diri dengan secangkir kopi panas. Peringkat konsumsi kopi dunia, dapat dilihat di tabel berikut:
Sumber: World Atlas 2018
4. Produksi Kopi Indonesia dan dilemanya
ADVERTISEMENT
Walaupun ternyata orang Indonesia bukanlah salah satu peminum kopi terbanyak, namun petani kita adalah salah satu penyumbang produksi kopi terbanyak dunia. Negara-negara di dunia yang dapat memproduksi kopi dalam jumlah besar hanya sekitar 50 negara, yang sampai saat ini masih dipimpin oleh Brasil, sebagai produsen terbesar.
Negara-negara ini, dalam setahunnya dapat memproduksi sekitar 150 – 160 juta karung biji kopi, yang berat per karungnya adalah 60 kilogram. Pada bulan Februari 2019, ICO mencatat jumlah ekspor biji kopi dari Brasil di tahun 2018 adalah 61,7 juta karung, disusul dengan Vietnam sebanyak 29,5 juta, Colombia sebanyak 14,2 juta, dan Indonesia sebanyak 10,2 juta.
Sumber: International Coffee Organization (ICO)
Walaupun angka tersebut cukup besar, namun jumlah itu ternyata menurun sejak tahun 2015. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menjelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi penurunan angka ekspor tersebut, khususnya di tahun lalu, yaitu terlambatnya panen kopi di tahun 2018, tidak adanya sisa stok dari tahun 2017, dan meningkatnya konsumsi kopi di dalam negeri. Wow, jadi gara-gara kita menkonsumsi terlalu banyak kopi, jadinya ekspor kopi Indonesia menurun? Rugi dong?
ADVERTISEMENT
Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) punya pendapat lain. Turunnya angka ekspor kopi Indonesia ternyata salah satunya karena saat ini pasar lokal lebih menarik daripada luar negeri. Bagi pengusaha biji kopi, mereka lebih memilih untuk menjual produknya di dalam negeri, karena adanya perbedaan harga yang lebih menguntungkan.
Gaeki menyebutkan bahwa harga kopi yang dijual di Indonesia, untuk jenis robusta, mancapai sekitar Rp 26.000 sampai Rp 27.000 per kilogram, sedangkan bila dijual ke luar negeri, produk mereka hanya dihargai Rp 24.000 per kilogram.
Jadi manfaat kopi yang kita konsumsi tidak hanya dinikmati oleh kita sendiri, tapi juga dirasakan oleh para pengusaha kopi lokal yang mempekerjakan petani-petani kopi di berbagai wilayah. Minum kopi sambil membangun negeri.
ADVERTISEMENT
Mungkin akan ada peribahasa baru “sambil menyelam, minum kopi”.
Tapi sekarang, yuk kita ngopi!