Jangan Jual Ayat atas Nama Makrifat

Konten dari Pengguna
10 April 2017 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edy A Effendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sungguh menyedihkan. Melihat fenomena sebagian murid dan sebagian ustaz di sebuah padepokan yang mengusung kajian tasawuf, tapi lakunya sudah keluar dari rel nilai-nilai keadaban. Maksud keluar dari rel nilai-nilai keadaban, karena mereka telah memanfaatkan kajian tasawuf untuk dirinya sendiri. Jualan ayat-ayat Tuhan dengan berlabel makrifat.
ADVERTISEMENT
Mereka memanfaatkan orang-orang yang rindu kehadiran Allah dalam diri, yang sebagian tak mempunyai dasar ilmu-ilmu agama, dengan jalan merayu, membujuk dan berbohong soal nilai-nilai makrifat.
Praktik merayu, membujuk dan berbohong soal nilai-nilai makrifat ini, dengan jualan lain, bahwa mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Sang Guru Mursyid. Atas nama Sang Guru, beberapa murid pun tergiur. Padahal, tak semua ujaran mereka, ujaran Sang Guru. Tapi ujaran diri sendiri untuk kepentingan pribadi. Untuk kepentingan perut diri dan keluarga.
Jika praktik seperti ini dibiarkan terus Sang Guru, jelas mendistorsi nilai-nilai agung makrifat itu sendiri. Nilai-nilai luhur tentang akhlak. Tentang laku zuhud. Tentang keluhuran budi pekerti Rasulullah.
Saya bisa yakinkan, mereka memang berpikir untuk kepentingan diri sendiri. Keyakinan saya bersandar pada laku sebagian murid dan sebagian guru, yang jauh dari akhlak mulia. Akhlak mulia yang saya maksud adalah akhlak soal nilai-nilai moral yang ada dalam diri.
ADVERTISEMENT
Sayangnya lagi, Sang Guru membiarkan laku sebagian murid dan sebagian ustaz yang menjual keagungan nilai-nilai makrifat. Selalu saja beralasan itu chapter mereka. Tidak! Ini bukan chapter. Ini soal nilai-nilai keadaban dalam diri. Jika bicara chapter, harusnya orang yang sudah memasuki ruang makrifat, ia telah sadar masuk dalam chapter yang bernama keilahian. Nilai-nilai keilahian ini akan membendung laku bisnis atas nama makrifat. Laku berdagang.
Sungguh, kalian telah menipu sebagian orang yang rindu kehadiran Allah dalam diri dengan mengusung bendera makrifat.