Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Deklarasi dan Koalisi
3 September 2023 13:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dr Edy Purwo Saputro SE MSi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Deklarasi duet Anies-Muhaimin menandai langkah cepat menuju pesta demokrasi di tahun 2024 yaitu pilpres. Kalkulasi optimisme tentu menjadi pertimbangan mengapa di detik-detik menuju duet Anies-AHY akhirnya berakhir tragis sementara di sisi lain ada duet lain yang juga segera dideklarasikan yaitu Ganjar dan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Di balik deklarasi Anies-Muhaimin secara tidak langsung juga membuyarkan dan membubarkan harapan Koalisi Perubahan yang sebelumnya diusung oleh Nasdem, Demokrat dan PKS.
Fakta ini secara tidak langsung membenarkan bahwa tidak ada kawan dan lawan abadi dalam demokrasi karena yang terpenting adalah bagaimana memuluskan pencapaian kepentingan pribadi dan golongan, juga kepartaian.
Artinya sisa waktu menuju deklarasi duet yang lain juga bisa terjadi sesuatu yang tidak diharapkan karena semuanya bisa berubah sangat cepat.
Pelajaran yang bisa dipetik dari fakta bubarnya Koalisi Perubahan akibat gagalnya duet Anies-AHY yang digantikan Anies-Muhaimin menjadi pembelajaran tentang realita dinamika politik.
Hal ini sejatinya tidak hanya terjadi di Koalisi Perubahan yang terdiri dari Nasdem, Demokrat dan PKS tapi juga bisa terjadi ke semua model koalisi dan hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga jamak terjadi di sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Fakta ini sekaligus menandakan bahwa semua parpol harus cerdas mengantisipasi semua progres dan dinamika yang muncul dan berkembang. Selain itu parpol juga harus proaktif untuk mencari celah yang memberikan keuntungan, apapun yang terjadi.
Apa yang terjadi dibalik bubarnya Koalisi Perubahan menandakan pentingnya kajian di semua bentuk dan model komunikasi politik. Argumen yang mendasari karena tahapan perubahan yang terjadi bisa dalam hitungan detik, bukan hanya jam atau hari.
Fakta ini juga tidak bisa terlepas dari kepentingan kejaran waktu sesuai jadwal agenda pilpres di tahun 2024. Artinya, komunikasi dalam koalisi yang tidak berhasil menemukan progres titik temu maka sangat rawan untuk terjadi peralihan koalisi demi kepentingan menuju pilpres, apapun yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, belajar dari kasus pecahnya Koalisi Perubahan bahwa dalam waktu sekejap hal itu akan segera bisa dilupakan oleh parpol yang berseteru dan bertikai karena semua parpol akan kembali fokus menuju pemenangan dan kemenangan di pesta demokrasi di tahun 2024 yang sebentar lagi.
Artinya, Demokrat juga harus segera mengambil sikap, begitu juga PKS untuk secepatnya menentukan arah perjuangan partai. Di sisi lain PKB juga tidak mau berlama-lama meratapi situasi yang terjadi karena target pemenangan di pilpres harus segera dikejar.
Ibaratnya, kapan lagi ada kesempatan maju bertarung pada pilpres jika tidak sekarang. Oleh karena itu tiga kandidat yang akan bertarung yaitu Anies, Ganjar dan Prabowo harus cermat mengadu strategi untuk bisa memenangkan pilpres di 2024, apalagi Prabowo sudah beberapa kali bertarung.
ADVERTISEMENT
Pilpres 2024 adalah pertarungan seru karena bertaruh menentukan Presiden lima tahun ke depan dan kesempatan tidak akan muncul dua kali, jika tidak sekarang kapan lagi ada kesempatan bertarung?