China dan RI Sepakat Investasi Industri Rp 21,67 Triliun di Morowali

18 Juni 2017 10:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja sama RI dan China di Morowali. (Foto: Dok. Kemenperin)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama RI dan China di Morowali. (Foto: Dok. Kemenperin)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dan China sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan industri baja dan pembangkit tenaga listrik mencapai 1,63 miliar dolar AS (Rp 21,67 triliun) di Morowali, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Komitmen tersebut terealisasi melalui penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Tsingshan Group dan Delong Group dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pabrik carbon steel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas mencapai 3,5 juta ton per tahun dan total nilai investasi sebesar 980 juta dolar AS.
Selain itu, ditandatangani pula MoU antara Tsingshan Group dengan Bintang Delapan Group dan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pembangkit tenaga listrik di kawasan industri Morowali, dengan kapasitas 700MW dan total nilai investasi sebesar 650 juta dolar AS.
“Kami mengapresiasi adanya kerja sama B to B (Business to Business) kedua negara, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendalaman struktur serta peningkatan daya saing industri nasional. Bahkan juga mampu memacu pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, melalui keterangan resmi, Minggu (18/6).
ADVERTISEMENT
Industri Baja (Foto: Reuters/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Industri Baja (Foto: Reuters/Tyrone Siu)
Menurut Airlangga, kerja sama tersebut merupakan salah satu tindak lanjut pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping terkait peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-China pada Belt and Road Forum for International Cooperation di Beijing, Tiongkok, Mei 2017.
“Terkait Belt and Road Initiative, Kemenperin juga telah mendorong peningkatan kerja sama investasi China di kawasan industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara, serta kawasan industri prioritas lainnya seperti di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara,” paparnya.
Penandatanganan kedua MoU dilakukan di sela pelaksanaan China-Indonesia Cooperation Forum: Belt and Road Initiative and Global Maritime Fulcrum di Beijing, China, 16 Juni 2017. Turut menyaksikan kesepakatan kerja sama tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, dan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Sugeng Rahardjo.
ADVERTISEMENT