Smelter Freeport Rampung 2022, Dievaluasi Tiap 6 Bulan

26 Juli 2017 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aparat berjaga di lingkungan PT Freeport (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat berjaga di lingkungan PT Freeport (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah sepakat bahwa Freeport harus membangun pabrik pemurnian (smelter) dalam lima tahun ke depan, atau selesai pada awal 2022.
ADVERTISEMENT
Pembangunan smelter memang termasuk dalam poin utama negosiasi dengan pemerintah, selain stabilitas investasi, perpanjangan izin operasi pasca 2021, dan divestasi saham.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamudji mengatakan, selama pembangunan smelter berlangsung, Freeport diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan membayar Bea Keluar (BK).
"Tapi pembangunan smelter ini akan dievaluasi tiap enam bulanan. Artinya 90 persen dari rencana enam bulanan harus sudah tercapai saat dievaluasi. Kalau tidak tercapai, seperti tertuang di Permen No. 6/2017, Dirjen Minerba bisa memberikan rekomendasi untuk mencabut ijin ekspor (Freeport)," jelas Teguh di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/7).
Ia menambahkan, pihaknya juga sudah meminta Freeport untuk menyampaikan progress soal smelter paling lambat 15 Agustus mendatang.
Sebelumnya, Freeport menegaskan siap membangun smelter jika perpanjangan kontrak bisa diberikan hingga 2041. Sebab, investasi smelter mencapai 2,3 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT