Konten dari Pengguna
Stop Diskriminasi Gender dalam Keluarga: Saatnya Semua Anggota Berperan Aktif
11 Juni 2025 19:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Efrita Helena Siburian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apa Itu Diskriminasi Gender dalam Keluarga?
Diskriminasi gender dalam keluarga terjadi saat perlakuan terhadap anggota keluarga berbeda hanya karena jenis kelamin mereka. Contoh yang paling umum adalah ketika anak perempuan dibebankan dengan pekerjaan rumah tangga lebih banyak dibanding anak laki-laki, atau ketika keluarga lebih memprioritaskan pendidikan anak laki-laki karena dianggap sebagai “tulang punggung” masa depan.
ADVERTISEMENT
Perilaku ini bisa terjadi secara halus dan dianggap “normal” oleh banyak orang. Padahal, ketimpangan seperti ini akan membentuk pola pikir tidak setara yang terbawa hingga dewasa.
Dampak Nyata Diskriminasi Gender di Rumah
Diskriminasi semacam ini meninggalkan dampak psikologis dan sosial yang besar. Anak perempuan bisa tumbuh dengan rasa percaya diri rendah, merasa tidak cukup penting, takut untuk mengungkapkan pendapat atau terbatas dalam mengejar cita-citanya. Sementara itu, anak laki-laki bisa merasa tertekan dengan ekspektasi sosial agar selalu kuat, tidak emosional, dan dominan.
Keluarga yang tidak adil dalam membagi peran juga rentan mengalami ketegangan dan konflik. Ketimpangan membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi tidak sehat.
Saatnya Semua Berperan: Keluarga Bukan Urusan Satu Gender
ADVERTISEMENT
Keluarga sehat adalah keluarga yang adil—bukan hanya soal hak, tapi juga soal tanggung jawab. Semua anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, seharusnya berbagi peran secara setara. Tugas rumah tangga, pengasuhan anak, dan pengambilan keputusan tidak boleh dibebankan hanya pada salah satu pihak.
Mengajak anak laki-laki terlibat dalam pekerjaan rumah atau mengizinkan anak perempuan memilih karir sesuai minatnya adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam membangun kesetaraan.
Langkah Praktis Mencegah Diskriminasi Gender dalam Keluarga
ADVERTISEMENT
Orang Tua Adalah Role Model
Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar. Ketika ayah dan ibu saling berbagi tugas, mengambil keputusan bersama, dan saling menghargai, anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang memupuk kesetaraan.
Kita tidak bisa berharap anak menghormati semua gender jika di rumah mereka melihat ketidakadilan dan ketimpangan.
Keluarga Setara, Pondasi Masyarakat Adil
Membangun kesetaraan gender bukan hanya tugas lembaga atau negara—semua dimulai dari ruang keluarga. Semakin awal kita mengajarkan nilai kesetaraan, semakin besar peluang kita menciptakan generasi yang adil, empatik, dan bebas dari diskriminasi.
Sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri: apakah rumah kita sudah adil? Apakah kita sudah memberi ruang yang sama untuk semua anggota keluarga berkembang? Perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil. Dan langkah itu, bisa dimulai hari ini, dari rumah kita sendiri.
ADVERTISEMENT