Konten dari Pengguna

Mengorbankan Masa Muda demi Keluarga

Ega Shepiani
Mahasiswa D3 Penerbitan (Jurnalistik) dari Politeknik Negeri Jakarta. Menguasai kemampuan dan pengetahuan dasar jurnalistik, mulai dari tahap perencanaan, pencarian bahan (riset), penulisan, penyuntingan, hingga publikasi.
9 Juni 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ega Shepiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kakak beradik saling mengasihi (Fizkes/Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kakak beradik saling mengasihi (Fizkes/Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Tiap langkahku dipenuhi dengan kekhawatiran, kegelisahan, dan juga cinta yang tak terungkap. Aku adalah seorang adik perempuan yang terpaut erat dengan kakakku, seorang kakak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga kami.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, kakakku selalu menjadi contoh yang kuat dalam keluarga kami. Kakak selalu bertindak sebagai pelindung, penasehat, dan penyemangat bagi kami adik-adiknya. Namun, semakin dewasa, tanggung jawab itu semakin berat bagi kakak.
Perubahan besar dalam hidup kami dimulai ketika ayah mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan dan ibu berhenti bekerja karena kondisi kesehatannya. Tiba-tiba, tanggung jawab besar itu jatuh ke pundak kakakku.
Kakakku selalu menempatkan kebutuhan keluarga di atas kebutuhannya sendiri. Aku ingat betapa kakak selalu memastikan bahwa aku dan adikku memiliki semua yang kami butuhkan, meskipun itu berarti kakak harus mengorbankan keinginannya.
Kakak menunda kuliahnya demi bisa bekerja dan membantu keluarga. Ketika teman-temannya menikmati masa muda mereka, kakakku bekerja keras, tanpa henti dan tak pernah mengeluh.
ADVERTISEMENT
Melihat kakakku mengambil alih tanggung jawab tersebut membuatku merasa campur aduk. Di satu sisi, aku bangga melihatnya menjadi sosok yang tangguh dan bertanggung jawab. Namun, di sisi lain, aku juga merasa sedih dan prihatin karena beban yang harus kakak tanggung begitu besar.
Kakakku adalah sosok yang begitu kuat dan gigih. Meskipun harus menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, kakak tidak pernah menyerah. Kakak selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik secara finansial maupun emosional.
Namun, di balik kegigihan dan kekuatan kakak, aku juga menyaksikan keterbatasan yang dialaminya. Kadang, kakak terlihat begitu lelah dan terbebani oleh tanggung jawab yang harus dipikulnya. Aku merasa sedih melihat kakak mengorbankan masa mudanya demi keluarga, tanpa bisa mengejar impian dan keinginannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pengorbanan yang kakak lakukan begitu besar. Kakak mengorbankan waktu dan energinya untuk keluarga, meninggalkan segala keinginannya demi kebahagiaan kami. Kadang, aku merasa bersalah karena tidak bisa melakukan banyak hal untuk membantu mengurangi beban yang kakak pikul.
Namun, di tengah-tengah semua kecemasan dan rasa bersalah itu, ada keajaiban yang terjadi setiap hari. Keajaiban itu adalah cinta dan kekuatan yang terpancar dari kakakku. Meskipun dalam kondisi sulit, kakak selalu menunjukkan kekuatan dan keteguhan hati yang luar biasa.
Aku teringat satu momen ketika kami duduk bersama di meja makan, sambil berbagi cerita dan tawa. Meskipun dalam keadaan sederhana, saat itu aku merasa begitu kaya karena memiliki kakak sepertinya. Kekuatan dan semangat kakak menginspirasi dan memberiku harapan bahwa kita bisa melewati semua kesulitan bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Dalam keadaan seperti ini, aku menyadari bahwa peran sebagai adik tidak hanya tentang menerima, tetapi juga memberi dukungan. Aku mungkin tidak bisa memberikan banyak secara materi, tapi aku bisa memberikan dukungan emosional dan moral sebanyak mungkin untuk kakakku.
Aku belajar untuk mendengarkan kakakku dengan lebih baik, untuk menjadi teman yang selalu ada saat kakak membutuhkan seseorang untuk diajak berbicara. Aku juga belajar untuk memberikan pujian dan penghargaan atas segala upaya dan pengorbanannya.
Aku berharap bahwa suatu hari nanti, kakakku bisa mendapatkan kesempatan untuk mengejar impian dan keinginannya sendiri. Aku berharap bahwa kakak bisa merasakan kebahagiaan dan kesuksesan yang telah diperjuangkannya begitu keras.
Suatu saat nanti aku akan membantu kakakku mengangkat beban yang begitu berat itu. Aku ingin melihat kakak tersenyum tanpa beban, tanpa kekhawatiran akan masa depan keluarga kami. Aku ingin memberi kakak harapan baru, harapan untuk mewujudkan impian-impiannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Semoga aku bisa mencapai cita-citaku dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kakakku dan keluargaku. Aku ingin bisa membuat kakakku bangga dan melihat senyuman bahagia di wajahnya.
Melalui tulisan ini, aku ingin menyampaikan betapa besar rasa terima kasih dan penghargaanku untuk kakakku. Aku berharap kakak tahu bahwa kakak tidak sendirian dalam perjuangan ini, dan bahwa aku akan selalu ada di sampingnya, mendukung dan mencintainya. Terima kasih, Kak, untuk segalanya.