Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Indonesia di Tengah Badai Perang Dagang AS–China: Bertahan atau Bangkit?
21 April 2025 9:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Prawita Megatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perang Dagang Memanas, Dunia Kembali Terguncang
Ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China, kembali memuncak. Tarif demi tarif diberlakukan, mulai dari produk energi hingga komponen teknologi, dan dampaknya langsung terasa secara global. Negara-negara berkembang seperti Indonesia pun tak bisa tinggal diam. Meski bukan pihak yang terlibat langsung, Indonesia tetap harus menyiapkan langkah strategis agar tidak terseret terlalu dalam ke dalam pusaran konflik dagang ini.
ADVERTISEMENT
Dampak Langsung Terhadap Indonesia
Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China menciptakan ketidakpastian pasar internasional. Beberapa dampak yang mulai dirasakan Indonesia antara lain:
Dengan kondisi ini, Indonesia perlu mengambil langkah cerdas: tidak hanya bertahan, tapi juga mampu memanfaatkan celah yang muncul.
Langkah-Langkah Strategis Pemerintah Indonesia
1. Diversifikasi Pasar Ekspor
Kementerian Perdagangan RI tengah mendorong diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan pada dua pasar besar—AS dan China—yang kini tengah berkonflik.
ADVERTISEMENT
2. Mendorong Hilirisasi dan Industrialisasi Lokal
Pemerintah mempercepat program hilirisasi komoditas, terutama nikel, bauksit, dan sawit. Dengan meningkatkan nilai tambah produk ekspor, Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga bisa masuk ke pasar dengan produk yang lebih kompetitif dan tahan terhadap fluktuasi global.
3. Memikat Investor yang Ingin Relokasi dari China
Banyak perusahaan global kini mencari tempat produksi baru di luar China. Indonesia menangkap peluang ini dengan menawarkan insentif investasi, perbaikan iklim usaha, dan pengembangan kawasan industri strategis seperti di Batang dan Subang.
4. Perkuat Kerja Sama Regional
Indonesia juga mempererat kerja sama dalam kerangka ASEAN dan perjanjian seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), agar memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam sistem perdagangan global yang berubah.
ADVERTISEMENT
5. Lindungi UMKM dan Sektor Domestik
Di tengah ancaman tekanan impor murah atau disrupsi ekspor, pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas sektor UMKM, termasuk melalui kebijakan fiskal, subsidi, dan pelatihan digitalisasi usaha.
Kesempatan di Tengah Krisis
Meski penuh tantangan, perang dagang ini juga membuka jendela peluang. Jika dikelola dengan baik, Indonesia bisa:
Kesimpulan: Bergerak Cepat, Bergerak Strategis
Perang dagang AS–China bukan sekadar perseteruan ekonomi dua negara, tapi fenomena global yang menciptakan gelombang besar ke seluruh dunia. Indonesia berada di persimpangan jalan: ikut terombang-ambing, atau menjadi pelaut tangguh yang memanfaatkan badai untuk berlayar lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Dengan langkah-langkah yang tepat—diversifikasi ekspor, menarik investasi, memperkuat industri dalam negeri, dan memperluas kerja sama regional—Indonesia bisa tidak hanya selamat, tetapi juga tumbuh lebih kuat di tengah ketidakpastian global ini.