Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penggunaan Teori Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
7 Desember 2022 15:26 WIB
Tulisan dari Jonathan Eganiel Lase tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan salah satu komponen paling penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi, kita bisa mendapatkan informasi, dan menyampaikan informasi kepada orang lain. Namun, hal tersebut merupakan sedikit makna dari komunikasi itu sendiri. Jika kita pelajari lebih dalam lagi, sebenarnya komunikasi memiliki pengertian beserta penerapan yang lebih luas lagi. Ada beberapa aturan dan etika dalam berkomunikasi, ada teori-teori yang mendukung kelangsungan sebuah komunikasi. Sehingga sebuah komunikasi dapat dikatakan berhasil.
ADVERTISEMENT
Memangnya ada kegagalan dalam berkomunikasi? Jelas ada! Komunikasi dapat dikatakan gagal apabila inti dari komunikasi yang disampaikan oleh komunikator tidak dapat dicerna dengan baik oleh komunikan. Dan akan lebih parah lagi apabila ternyata komunikator itu sendiri yang tidak mengerti dengan apa yang ia komunikasikan kepada komunikan. Begitu juga sebaliknya, komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila adanya kesinambungan antara komunikator dan komunikan. Komunikan mengerti dengan inti komunikasi yang disampaikan komunikator, dan komunikator pun juga paham dengan penyampaiannya.
Esensi dari komunikasi yang dapat kita ambil adalah seperti teori komunikasi yang dikemukakan oleh Lasswell yang berbunyi "Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect" atau jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, "Siapa Berbicara Apa dengan Media Apa kepada Siapa dengan Efek Apa". Teori ini merupakan teori penjelasan komunikasi paling simpel. Komunikator berbicara atau menyampaikan informasi apa kepada komunikan, dan penyampaian tersebut menggunakan media apa, dan apa efeknya terhadap komunikator dan komunikan.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, teori tersebut tidak hanya berguna untuk menyampaikan informasi kepada orang lain atau yang bisa kita sebut sebagai komunikasi interpersonal. Namun juga berlaku kepada komunikasi kepada diri sendiri, atau yang bisa disebut komunikasi intrapersonal. Seperti contohnya ketika kita merasa kurang percaya diri, atau merasa tidak semangat untuk melakukan sesuatu. Kita bisa berkomunikasi melalui pikiran kepada mental kita untuk menyemangati diri kita sendiri. Namun apa jadinya apabila kita tidak memahami betul apa yang kita komunikasikan kepada mental kita sendiri? tentu hasilnya adalah diri kita sendiri yang malah menjadi tambah bingung dan makin kehilangan semangat.
Teori komunikasi juga dapat terjadi dalam lingkup sosial dan budaya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pasti melekat kepada lingkungan yang memiliki norma dan budayanya tersendiri. Kita harus bisa mempelajari norma dan budaya lingkungan sekitar kita, agar komunikasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas kepada komunikan. Tidaklah baik apabila kita berkomunikasi menggunakan budaya berbicara keras didalam lingkungan dengan budaya berbicara lembut. Hal tersebut malah dapat memicu masalah.
ADVERTISEMENT
Intinya adalah, bagaimana kita bisa menciptakan keberhasilan komunikasi kepada orang-orang melalui teori komunikasi yang ada. Kita harus menyampaikan informasi dengan tidak bertele-tele, agar sang komunikan dapat mencerna inti dari informasi yang kita sampaikan. Juga kita perlu mempelajari lingkungan tempat kita berkomunikasi, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan baik.