Konten dari Pengguna

Organisasi Nasional Burma

Regina Ananda Kaherlan
Seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
18 Juni 2021 19:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regina Ananda Kaherlan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir semua negara di kawasan Asia Tenggara pernah mengalami masa penjajahan atau kolonialisme oleh bangsa Barat, segala usaha dari diplomasi hingga perlawanan telah dilakukan, termasuk dengan membentuk berbagai organisasi nasional, begitupun dengan Burma atau yang saat ini dikenal dengan Myanmar, negara inipun memiliki berbagai organisasi nasional yang turut menuliskan sejarah Myanmar.
foto Mandalay Burma Pagoda. Image by Jorg Peter with Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
foto Mandalay Burma Pagoda. Image by Jorg Peter with Pixabay
General Council of Burmese Association atau GCBA merupakan organisasi nasionalis yang mana anggotanya merupakan mantan dari organisasi YMBA atau Young Man Buddhist Association. YMBA dibentuk lebih dahulu pada tahun 1906 dengan pencetus organisasi Ba Pe, Maung Gyi da Ba Yin. Organisasi ini menjadi bukti bahwa pengaruh agama Buddha begitu kuatnya di Burma.
ADVERTISEMENT
Pada kegiatannya, organisasi ini banyak melakukan diskusi-diskusi. Namun, pada akhirnya terjadi perbedaan pandangan yang terjadi didalam organisasi YMBA khususnya antara golongan tua dan golongan muda yang berakhir pada pembubaran YMBA.
Dan golongan muda (yang juga merupakan sebagian besar dari anggota Young Man Buddhist Association) bergabung dan membentuk General Council of Burmese Association, dengan harapan bahwa mereka dapat merangkul setiap golongan dari agama yang berbeda. GCBA dipimpin oleh Tharrawaddy U Pi sebagai ketua dan U Chit Hlaing sebagai sekretaris.
Setelah dibentuk, GCBA mulai sering melakukan berbagai protes, salah satunya adalah aksi protes yang dilaksanakan di Universitas Rangoon, aksi demonstrasi ini disebabkan oleh peraturan pemerintah yang memancing emosi para anggota GCBA, peraturan tersebut adalah tentang peningkatan syarat masuk Universitas Rangoon agar menjadi lebih sulit lagi, para anggota GCBA berpendapat bahwa itu akan mempersulit masyarakat Burma untuk menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
Namun, GCBA harus bubar pada tahun 1930-an dikarenakan adanya perbedaan pendapat yang mana ada banyak anggota GCBA yang berhaluan kiri atau marxisme, dengan ideologinya tersebut menjadikan GCBA sebagai organisasi radikal. Sehingga akhirnya GCBA pun terpecah dan menjadi organisasi lain, seperti All Burma Student Union dan Dobama Ahsiahyone, bahkan kedua organisasi ini menjadi wadah bagi Aung San, (yang kemudian disebut sebagai Bapak pejuang kemerdekaan Myanmar) untuk mengeluarkan aspirasi serta pemikirannya.
Selain itu, Dobama Ahsiahyone pun menghasilkan golongan baru yang menyebut diri mereka sebagai Thakin, yang berarti Tuan, dengan makna bahwa mereka adalah Tuan asli dari pemilik tanah Myanmar, dan bukan orang Inggris. Organisasi Dobama Ahsiahyone benar-benar memfokuskan dirinya untuk menentang penindasan yang dilakukan oleh Inggris dengan berbagai cara, bahkan munculnya slogan ‘Myanmar untuk orang Myanmar’ pun lahir dari organisasi ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan diketahui bahwa saat Jepang ingin menawarkan bantuannya untuk Burma, Jepang menghubungi para Thakin terlebih dahulu sebagai perwakilan masyarakat Burma. Namun sayang, ketika masa penjajahan Jepang, peran Dobama Ahsiahyone harus tertahan karena Jepang begitu tegas dalam pembatasan organisasi politik.
Selain organisasi yang sudah disebutkan di atas, berbagai organisasi pemuda pun didirikan, salah satunya adalah organisasi perwakilan dari Universitas Rangoon yaitu Rangoon University Student Union, berdirinya organisasi ini dilatarbelakangi dengan keaktifan para mahasiswa Universitas Rangoon, bahkan ada banyak mahasiswa Universitas Rangoon yang kemudian menjadi tokoh kemerdekaan Burma, seperti U Nu dan Aung San yang menjabat sebagai ketua dan sekretaris jenderal yang akhirnya mereka berdua pun menjadi tokoh penting dalam kemerdekaan Burma.
ADVERTISEMENT
Sumber :
Maiwan, Mohammad (2014) GERAKAN MAHASISWA DALAM KEMELUT POLITIK DI MYANMAR: PERGULATAN MEWUJUDKAN KEBEBASAN. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi. Vol.13 No.2