Kemerdekaan dan Ujian Berbangsa

Engelbertus Viktor Daki
Penulis lepas. Saat ini tinggal di Nabire, Papua Tengah.
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2023 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Engelbertus Viktor Daki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bendera Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang ahli pernah mengatakan bahwa salah satu dasar utama sebuah bangsa mau bersatu adalah adanya musuh yang sama. Kesatuan tujuan untuk mengalahkan musuh yang serupa mendorong setiap kelompok untuk merapatkan barisan dan menyatukan kekuatan demi menumpaskan musuh tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam kaitannya dengan kemerdekaan Indonesia, Belanda pada masa pra kemerdekaan adalah musuh masyarakat Nusantara. Suku-suku di Nusantara, dari Sabang sampai Pulau Merauke, maupun dari Miangas sampai pulau Rote berpadu menentang penjajahan Belanda.
Belanda menjajah Indonesia hampir 3.5 abad. Dalam periode kolonialisme tersebut perang sering kali pecah di akar rumput. Aneka tindak ketidakadilan dan beragam penindasan menjadi motor utama timbulnya pemberontakan di berbagai daerah.
Daron Acemoglu dan James A. Robinson dalam Mengapa Negara Gagal menuliskan, salah satu strategi Belanda untuk menjajah Indonesia dengan menggunakan strategi Devide et Impera atau politik pecah belah.
Strategi ini ampuh mengadu domba para pemimpin di sebagian wilayah Indonesia. Itulah mengapa dalam detak sejarah bangsa ini, perang saudara sering kali terjadi. Sesama bangsa makin menderita, sementara penjajah makin bernari ria.
ADVERTISEMENT
Sejarah juga mencatat keputusan para pemimpin bangsa ini untuk mengurungkan ego dan mau bersatu merapatkan barisan telah memampukan bangsa ini merdeka.

Menengok Sukacita

Uparacara HUT ke-78 Kemerdekaan RI di SMA YPPK Adhi Luhur, Kolese Le Cocd d'Armandville, Nabire, Papua Tengah. Sumber: Dok. Pribadi.
Perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini terasa istimewa bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Tahun inilah untuk pertama kalinya pembawa baki pada upacara bendera 17 Agustus 2023 adalah seorang gadis dari Provinsi di ujung Timur Indonesia yang baru dimekarkan.
Lebih dari itu, tahun ini juga spesial karena mulai tahun depan, Upacara HUT Kemerdekaan akan berlangsung di Ibu Kota Negara yang baru, Kalimantan.

Ujian Bernegara

Proses perhitungan suara dan pemilihan di salah satu TPU. Sumber: Isctockphoto.com.
Di tengah riuh rendah HUT Kemerdekaan NKRI, tinggal beberapa bulan lagi bangsa ini akan menjalani ujian demokrasi. Bangsa ini pada bulan Februari tahun depan akan secara resmi memilih orang nomor satu baru di negara ini.
ADVERTISEMENT
Berbekal pengetahuan seputar para calon yang kini maupun sejak beberapa bulan sebelumnya sudah berseliweran, bangsa ini akan menentukan siapakah yang pantas dan layak membawa bangsa ini untuk berlayar lebih jauh, ke tempat yang lebih dalam.
Karenanya, memilih pemimpin yang paling sesuai dengan kebutuhan bangsa di zaman ini adalah satu-satunya keputusan terbaik. Memilih dengan berlandaskan pada isu SARA (Suku, Ras, dan Agama) rasa-rasanya sudah tidak tepat lagi.
Tantangan dan problem yang akan dihadapi semua bangsa di dunia membutuhkan seorang pemimpin yang berwawasan luas, mendalam, dan selalu mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya.
Salah memilih pemimpin akan berujung pada karamnya dan hancurnya bangsa ini. Sebaliknya, jika mampu memilih pemimpin yang tepat, maka kapal bersama ini akan mengepakan layarnya lebih jauh lagi.
ADVERTISEMENT

Politik Kesatuan

Sumber: Istockphoto.com.
Tentu semua menyadari bahwa setiap orang, kelompok, dan golongan memiliki jagoannya masing-masing. Semua memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
Kendati demikian, semua perlu menyatukan hati dan budi bahwa, kepentingan bersama adalah jauh lebih penting. Hal ini mungkin kedengarannya idealis, tetapi demi perkembangan dan kesejahteraan bersama yang diimpikan oleh setiap anak bangsa, maka hal ini perlu didiskresikan dalam-dalam.
Pada akhirnya, pesan John F. Kennedy mungkin tepat, “jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tetapi tanyakan apa yang sudah kamu berikan pada negara”.
Menjelang ujian berbangsa ini, semua perlu sadar bahwa setiap warga negara punya andil besar demi menjaganya pelayaran bangsa ini. Memilih pemimpin yang tepat, adalah salah satu cara terbaik setiap warga negara untuk memberikan hati dan cintanya bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT