SMA YPPK Adhi Luhur asal Papua Tengah Juara Enam Nasional Lomba Bedah Data APBD

Engelbertus Viktor Daki
Penulis lepas. Saat ini tinggal di Nabire, Papua Tengah.
Konten dari Pengguna
10 November 2023 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Engelbertus Viktor Daki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim d'Armandville menerima hadiah berupa uang tunai usai menjadi Juara Harapan III pada putaran final Lomba Bedah Data APBD di Jakarta, 19 Oktober 2023 lalu.
zoom-in-whitePerbesar
Tim d'Armandville menerima hadiah berupa uang tunai usai menjadi Juara Harapan III pada putaran final Lomba Bedah Data APBD di Jakarta, 19 Oktober 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
O ado-ado jang ganggu ini tim Papua jang ganggu
ADVERTISEMENT
Kami su datang dari jauh tuk jadi juara satu..
Biar jarak jauh torang tetap datang
Untuk ikut Lomba Bedah APBD
D'Armanville siap tuk berjuang
Sepenggal syair di atas memecah suasana Technical Meeting Grand Final Lomba Bedah Data APBD di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, 17 Oktober 2023. Irama lagu karya Shine of Black, band asal Jayapura menjadi pelecut semangat anak-anak asal teluk Cendrawasih, d'Armandville.
Tim d’Armandville merupakan tim finalis Lomba Bedah Data asal SMA YPPK Adhi Luhur, Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire, Papua Tengah. Tim ini menjadi satu-satunya tim dari wilayah Indonesia Timur yang lolos ke putaran final.
Dilansir dari KEMENKEU Learning Center, materi Lomba Bedah Data APBD 2023 bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai konsep dasar keuangan daerah. Siswa diharapkan dapat lebih mengenal keuangan daerah dan dapat mengenalkan keuangan daerah kepada masyarakat luas.
Tim d'Armandville yang diwakili oleh Renata Triacia Marpaung, Jeane Mangiri, dan Yarden Saputra yang berlaga dalam Lomba Bedah Data APBD di tingkat Nasional.
Tahap Seleksi
ADVERTISEMENT
Setelah tahun lalu lomba sejenis diselenggarakan untuk kategori mahasiswa/i, tahun ini penyelenggaraannya ditujukan bagi pelajar SMA.
Proses pendaftaran dimulai sejak 1 Juli-14 Agustus di Kemenkeu Learning Center. Total pendaftar mencapai 3.747 peserta yang meliputi 1.142 tim dari 36 provinsi di Indonesia maupun tim dari luar negeri.
Pasca pendaftaran, para peserta dan guru pendamping mengikuti sharing session 1. Pada sesi ini, siswa dan pendamping mengikuti pelatihan/sosialisasi pengetahuan terkait APBD, TKD, dan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pada seleksi awal 16 Agustus, terdapat tersiswa 931 tim yang terlibat. Di tahap ini, para pendaftar mengerjakan soal di Kemenkeu Learning Center untuk 100 besar.
Terdapat 110 tim yang lolos tahap seleksi awal karena 10 tahun terakhir memperoleh poin yang sama. Mereka kemudian masuk pada tahap Sharing Session 2 (22 Agustus-8 September).
Tim d'Armandville bersama pendampingnya sedang memperkenalkan diri pada sesi pembuka Lomba Bedah Data APBD tingkat Nasional.
Pada Sharing Session 2, para peserta mendapatkan sosialisasi terkait pemahaman dan pengetahuan terkait pengolahan data di Microsoft Excel.
ADVERTISEMENT
Usai mengikuti sosialisasi terkait pengolahan data melalui Excel, pada 11-15 September mereka mengikuti tahap semifinal. Para peserta menyampaikan infografis/poster hasil pengolahan data APBD menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dipilih 10 finalis dari perwakilan wilayah (WIB, WITA, WIT).
Pada tahap ini, para calon finalis dengan nilai infografis/vidio grafis minimal 80% mengikut proses wawancara mini untuk memastikan orisinalitas karya dan pemahaman substansi dari calon finalis.
Tahap ini menyisakan 10 tim calon finalis yang berasal dari 9 provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Tengah mengirimkan 2 finalis dan Papua Tengah mengirimkan 1 wakil, yakni tim d’Armandville dari SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.
Papua untuk Indonesia
Dari sisi kiri; Renata Marpaung, tengah: Jean Mangiri, dan kanan: Yarden Saputra. Mereka adalah ketiga putra-putri terbaik asal Papua Tengah yang lolos ke putaran final lomba bedah data APBD di Jakarta.
Tim d’Armandville menjadi satu-satunya tim dari wilayah timur Indonesia yang lolos menuju ibu kota. Tim dampingan ibu Yuliana Rianghepat ini memastikan diri maju ke putaran final setelah mengalahkan 100 tim lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, SMA YPPK Adhi Luhur mengirim dua tim dalam ajang ini. Meskipun demikian, yang lolos ke putaran final hanya tim d’Armandville yang diwaliki oleh Renata Tricia Marpaung (kelas X), Jean Mangiri (kelas XI) dan Yarden Saputra(kelas X).
Ketiga siswa ini merupakan siswa-siswi terbaik yang mewakili Papua Tengah secara khusus dan Papua secara umum untuk bertarung di kancah nasional.
Peran KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) Nabire patut diapresiasi dalam meloloskan tim d’Armandville. Sejak proses pendaftaran sampai keberangkatan ke Jakarta, tim d’Armandville didampingi dengan baik oleh Mohamad Rysandi Alfan Lazuardy, pegawai KPPN Nabire, mulai dari pengenalan materi, pendalaman, dan persiapan lainnya.
Putaran Final
Pada putaran final, 18-19 Oktober lalu, tim d'Armandville mampu mengikuti semua rangkaian lomba dengan baik.
ADVERTISEMENT
Ada empat tahap yang dijalani pada putaran final. Pertama, Cerdas Cermat.Tahap ini dibagi ke dalam tiga sesi, yakni Tebak Kata, Teka Teki Silang, dan Siapa Cepat.
Pada saat Tebak Kata, tim d’Armandville mengalami hambatan karena guru pendamping kesulitan untuk memberi petunjuk melalui satu atau dua kata sesuai aturan main, sehingga tim ini kurang mampu menebak arti petunjuk tersebut.
Wajah tegang pendamping tim d'Armandville, Bu Yuliana Rianghepat ketika memberi petunjuk kepada timnya dalam lomba tebak kata.
Pada momen Teka Teki Silang, tim d’Armandville mampu menjawab beberapa pertanyaan. Kemudian pada sesi Siapa Cepat, tim d’Armandville mengalami kendala berarti karena harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berada di luar penguasaan mereka. Meskipun demikian, pada sesi ini tim asal Papua Tengah ini memperoleh poin yang cukup memuaskan.
Kedua, e-Sport Excel. Bagian ini terbagi ke dalam dua sesi, yakni Studi Kasus dan Tic Tac Toe. Saat Studi Kasus, tim d’Armandville mengalami kendala karena laptop yang disediakan panitia kurang memadai. Pada pertengahan lomba, laptop tersebut mati dan mousenya tidak berfungsi.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, tim ini mampu menjawab aneka pertanyaan yang diberikan. Sesi ini dikerjakan dalam waktu 30 menit.
Kasus yang dibedah adalah "Pemberian Bantuan Langsung Tunai atau BLT". 27 menit pertama dikerjakan sendiri oleh tim dan tiga menit sisanya guru pendamping diberi kesempatan bergabung untuk membantu.
Keseruan para peserta Lomba Bedah Data APBD Nasional memburu foto bersama Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., Ph.D.
Pada sesi Tic Tac Toe tim d’Armandville mengalami kesulitan karena tidak mengetahui penggunaan shortcut. Akibatnya tim d’Armandville tidak mendapat poin sama sekali pada bagian ini.
Ketiga, Presentasi Infografis/Poster. Pada bagian ini, setiap tim diperkenankan untuk memilih urutan presentasi. Tim d'Armandville mendapat urutan presentasi terakhir.
Tim ini mempresentasikan topik “Pengaruh Realisasi Belanja Kesehatan terhadap Angka Harapan Hidup di Kabupaten Nabire". Topik ini mencakup, Mandatory Spending, Pagu Anggaran, dan Realisasi Anggaran di Kabupaten Nabire.
ADVERTISEMENT
Tim yang mempresentasikan hasil temuan melalui analisis data menggunakan SPSS (aplikasi excel) menunjukkan bahwa apabila realisasi belanja kesehatan meningkat sebesar 1 % dari tahun sebelumnya, maka terjadi peningkatan angka harapan hidup di kabupaten Nabire sebesar 1,686%.
AC di Jakarta
Selama presentasi tim merasa gugup karena dingin akibat AC yang terlalu dingin(maklum anak-anak ini berasal dari kota kota panas Nabire). Lebih dari itu, tim ini gugup di hadapan para hadirin dan juri yang terdiri dari para profesional keuangan, pegawai Kementerian Keuangan dan sponsor. Meskipun demikian, tim mampu mempresentasikan dengan baik dan mendapat nilai yang memuaskan.
Melawan Sang Jawara Lomba APBD 2023
Keempat, lomba debat. Tim d’Armandville mendapat urutan kelima atau yang terakhir dalam debat melawan tim asal Kalimantan Timur, SIP. Tim asal Papua Tengah ini mendapat posisi kontra dengan mosi yang ditentukan oleh tim SIP (memiliki poin lebih tinggi), yakni “Akses Pendidikan Lebih Penting untuk Ditingkatkan Dibandingan Pembangunan Fasilitas Pendidikan”.
Renata Tricia Marpaung dan tim sedang fokus memberikan argumen tanggapan dalam sesi Debat Lomba Bedah Data APBD.
Selama debat, tim mengalami kesulitan dalam artikulasi gagasan. Salah satu peserta, Renata Marpaung mengatakan, “rasa gugup akibat berbicara di depan para juri dan ahli keuangan Kementerian Keuangan membuat dirinya dan tim kesulitan untuk menyampaikan argumen sanggahan terhadap tim pro.”
ADVERTISEMENT
Hal ini sungguh dimaklumi mengingat inilah untuk pertama kalinya putra-putri terbaik utusan bumi Cendrawasih ini berbicara di kancah nasional.
Patut dicatat bahwa tim SIP, asal Kalimantan yang menjadi lawan debat tim d'Armandville keluar sebagai juara lomba Bedah APBD tahun ini. Sementara itu, prestasi gemilang juga diukir oleh tim asal Papua Tengah yang finish di urutan keenam dari sepuluh tim yang maju ke babak final.
Pujian Sang Menteri
Wajah bahagia Jean Mangiri, siswi asal Kolese Le Cocq d'Armandville ketika berbincang dengan bu Sri Muliyani, Mentri Kementrian Keuangan Indonesia.
Menteri Keuangan Indonesia saat ini, Sri Mulyani dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaan dan sukacitanya menyaksikan kesungguhan para peserta lomba.
Dalam sambutannya, sang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, “Mereka mewakili generasi Z yang sangat peka, haus, dan senang terhadap data. Terlebih di era informasi dan teknologi di mana data yang mereka konsumsi sangat masif, mulai dari tayangan di TikTok, hingga dalam format penampilan seperti Blackpink. Hebatnya, pada perlombaan ini mereka tidak hanya mengonsumsinya, namun mereka juga melakukan data crunching —mencacah data tersebut supaya menemukan korelasi-korelasi penting di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Indonesia membutuhkan generasi muda seperti ini. I think Indonesia is gonna be fine and cool if the younger generations are like you guys. Whatever your personal goal or motivation is, teruslah belajar. Hargai dan nikmati proses belajar tersebut..!
Saya ucapkan selamat kepada seluruh finalis dan juga para guru pendamping, guru pembimbing, serta sekolah yang telah membimbing anak-anak hebat ini. Terus jaga motivasi kalian untuk semakin mengenal, memahami, dan mencintai negeri ini!”
Berbincang dengan Menteri
Mentri Keuangan Indonesia sedang menyapa para peserta Lomba Bedah Data APBD yang diwakili oleh sepuluh tim terbaik di tanah air.
Selain memuji ketekunan, gairah belajar, dan semangat kompetitif para peserta, tak lupa pula ia menyapa para peserta. Jeane Mangiri, siswi Adhi Luhur berkesempatan berbincang-bincang dengan Bu menteri mengenai hal yang surprise selama mengolah data APBD, Jeane menandaskan bahwa, kesulitannya adalah penggunaan SPSS dalam analisis data. Sebab, aplikasi ini umumnya digunakan untuk mahasiswa maupun profesional perkantoran.
Tim d'Armandville asal SMA YPPK Adhi Luhur Nabire, Papua Tengah berfoto dengan Mentri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D. di Kantor Kementrian Keuangan.
Tak lupa pula Jeane menjelaskan hasil pengolahan yang ia dan tim lakukan yang menunjukkan adanya peningkatan angka harapan hidup di Nabire. Jawaban siswa Kolese Jesuit dari ujung timur Indonesia itu disambut tepuk tangan meriah oleh para audiens dan juga mantan menteri keuangan zaman SBY tersebut.
ADVERTISEMENT
Senang, gugup, bangga adalah perasaan Jeane ketika berjumpa dengan orang nomor satu di kementerian keuangan tersebut. Baginya, ini merupakan pengalaman yang berkesan, tak terlupakan, tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Para finalis Lomba Bedah Data APBD berfoto bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia Bu Sri Mulyani.
Pada akhirnya, tepat penggalan syair lagu Shine of Back yang digubah oleh tim ini yakni, Biar jarak jauh torang tetap datang, Untuk ikut Lomba Bedah APBD, D'Armanville siap tuk berjuang, anak-anak Le Cocq ini berhasil menunjukkan kesungguhan untuk berjuang dalam lomba ini. Jarak dan keterbatasan bukanlah halangan, melainkan pelecut untuk melompat lebih tinggi. Mereka berhasil menduduki posisi keenam terbaik dari kesepuluh finalis yang berlaga di Jakarta.
Semoga prestasi ini semakin meyakinkan bahwa anak-anak di ujung timur Indonesia mampu bersaing di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT