Rasisme Dalam Sepak Bola

Edgina Prisianto
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 Maret 2022 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edgina Prisianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Original editing dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Original editing dari penulis
ADVERTISEMENT
Kematian George Floyd yang sempat menggemparkan dunia telah mengundang rasa simpati dari berbagai kalangan diseluruh dunia. Gelombang protes dan unjuk rasa dari masyarakat (yang sebagian besar berkulit putih) mulai membanjiri kantor polisi di Amerika. Beragam slogan seperti “Justice for Floyd” hingga tagar yang sangat sering kita dengar di sosial media #BlackLivesMatter berkumandang di dunia nyata dan maya.
ADVERTISEMENT
Kasus rasisme juga banyak ditemukan di dunia sepak bola. Sepakbola adalah cabang olahraga paling populer di dunia. Orang yang bermain di dunia sepak bola juga bermacam-macam karna sepakbola tidak memandang apapun untuk membatasinya. Selain menyatukan sesama, sepak bola juga menjadi ajang simpati. Banyak club besar yang memberikan simpati mereka kepada orang yang sedang terkena bencana atau musibah.
Kasus rasisme yang pernah terjadi di dunia sepak bola ada dari Liga Italia, dimana pemain tim Napoli. Kalidou Koulibaly yang berkulit hitam menjadi korban rasisme saat selesai pertandingan antara Napoli melawan Fiorentina yang berlangsung di Stadion Artemio Franchi (10/10/2021). Setelah pertandingan itu selesai, pemain dari tim Juventus, Giorgio Chiellini yang berdarah Italia pun ikut geram dengan serangan rasisme yang menimpa Kalidou Koulibaly. Dia menilai pelecehan tersebut adalah sesuatu yang memalukan. Defender timnas Senegal itu dilecehkan secara rasial oleh fans Fiorentina saat berjalan ke ruang ganti bersama dua rekannya, Victor Osimhen dan Andre Zambo Anguissa.
ADVERTISEMENT
Supporter Fiorentina melakukan hal rasis kepada Koulibaly dengan memanggil dia dengan ucapan “ Monyet Sialan“.
Kita bisa menyepakati bahwa media bisa saja menutupi sesuatu yang terjadi secara realitas. Hal inipun yang membuat kasus rasisme tidak ada hentinya jika media–media diluar sana tidak ingin menginformasikan berita tersebut secara realitas dan kebenaran yang terjadi disana. Simbol–simbol rasisme pun harus diketahui oleh masyarakat diseluruh dunia agar mereka tau dan tidak melakukan perbuatan tidak pantas tersebut.
Menurut FIFA, kasus rasisme ini terjadi karena satu belah pihak yang dimana pihak itu tidak bisa menerima kekalahan yang dialami oleh tim yang mereka dukung. Sisi negatif dari kasus rasisme ini diantaranya bisa berimbas kepada korban rasisme itu sendiri. Mungkin bisa membuat psikologis dari korban tersebut menjadi rusak karna ia mendapatkan ucapan atau simbol-simbol yang tidak pantas. Bisa juga kasus rasisme ini dapat menimbulkan masalah yang lebih besar lagi jika simbol-simbol yang dilakukan menuju ke arah kepercayaan dan sejarah suatu bangsa. Contohnya seperti kasus pemain liga Jerman yang melakukan selebrasi seperti Nazi, itu dapat menimbulkan perang antara masyarakat Jerman dengan negara asal pemain yang melakukan selebrasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Walaupun sudah memberikan perlawanan ketika ada kasus rasisme yang terjadi di dunia sepak bola, tetap saja kasus ini tidak ada hentinya. Apakah semua yang sudah dilakukan ini sia-sia. Semoga saja kasus seperti ini sudah tidak ada lagi.